Tingkatkan Kesejahteraan yang Merata, Pemerintah Perlu Lakukan Ini

Minggu, 15 Oktober 2023 - 23:29 WIB
loading...
Tingkatkan Kesejahteraan...
Seminar Nasional dan Rapimwil PII Wilayah Provinsi Aceh tahun 2023, di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Sabtu, 14 Oktober 2023. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Upaya Indonesia untuk mencapai Indonesia's Folu Net Sink 2030 perlu diikuti dengan alokasi lahan yang selektif dan terkontrol. Hal ini untuk pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan yang adil dan merata bagi masyarakat Indonesia.

Pandangan ini disampaikan oleh Ketua Harian 1 Tim Kerja Indonesia's Folu Net Sink 2030 Ruandha Agung Sugardiman dalam Seminar Nasional dan Rapimwil Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah Provinsi Aceh tahun 2023.

Kegiatan ini mengangkat tema Peran Insinyur Aceh dalam Mendukung World Climate Resilience dalam Bingkai Indonesia’s Folu Net Sink 2030 di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Sabtu, 14 Oktober 2023.

"Pijakan dasar utamanya adalah sustainable forest management, environmental governance, dan carbon governance," kata Ruandha dalam keterangannya, Minggu (15/10/2023).

Dijelaskan Ruandha, Folu Net Sink 2030 adalah sebuah kondisi yang ingin dicapai melalui penurunan emisi GRK dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan dengan kondisi di mana tingkat serapan sama atau lebih tinggi dari tingkat emisi.

Pada Semnas tersebut Ruandha yang menjabat Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, (2021-Agustus 2023) dalam paparannya menjelaskan, Operasionalisasi 11 Aksi Mitigasi Sektor Folu (Forestry and Other Land Uses).

"Yaitu pengurangan laju deforestasi lahan mineral pengurangan laju deforestasi lahan gambut, pengurangan laju degradasi hutan lahan mineral, pengurangan laju degradasi hutan lahan gambut, pembangunan hutan tanaman, sustainable forest management, rehabilitasi dengan rotasi, rehabilitasi nonrotasi, restorasi gambut, perbaikan tata air gambut, dan konservasi keanekaragaman hayati," jelasnya.

Mengenai capaian Folu Net Sink 2030, Ruandha mengungkapkan ada enam hal. Pertama, pengurangan emisi dari deforestasi dan lahan gambut (dekomposisi gambut dan kebakaran gambut).

"Kedua, peningkatan kapasitas hutan alam dalam penyerapan karbon (melalui pengurangan degradasi dan meningkatkan regenerasi). Ketiga, restorasi dan perbaikan tata air gambut," tuturnya.

Kemudian keempat kata dia, restorasi dan rehabilitasi hutan (pengayaan tanaman/peningkatan serapan karbon). Kelima, pengelolaan hutan lestari dan keenam optimasi lahan tidak produktif untuk pembangunan hutan tanaman dan tanaman perkebunan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1030 seconds (0.1#10.140)