Latar Belakang dan Sejarah Pemberontakan DI/TII Beserta Penyelesaiannya

Rabu, 11 Oktober 2023 - 10:15 WIB
loading...
Latar Belakang dan Sejarah...
DI/TII atau Darul Islam/Tentara Islam Indonesia merupakan gerakan pemberontakan bersenjata yang terjadi di Indonesia pada periode pasca-kemerdekaan. Foto/Kemendikbud
A A A
JAKARTA - Pemberontakan DI/TII atau Darul Islam/Tentara Islam Indonesia merupakan konflik bersenjata yang terjadi di Indonesia pada periode pasca-kemerdekaan.

Pemberontakan DI/TII bermula dari pemikiran S.M. Kartosuwiryo yang menganggap bahwa Indonesia telah kalah dan bubar setelah Soekarno dan Hatta ditangkap di Yogyakarta, pada 19 Desember 1948.

Ketika keamanan bangsa belum sepenuhnya tercapai, petualangan kaum separatis maupun golongan ekstrem masih terus berlangsung. Pada masa itu juga muncul pemberontakan "Darul Islam" yang memiliki tujuan untuk mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).

Gerakan ini berusaha untuk menggulingkan pemerintahan nasional Indonesia yang dianggap tidak memadai dalam menerapkan hukum Islam. Mereka mendukung sistem pemerintahan berdasarkan syariah Islam.



Untuk mencapai tujuannya, DI/TII lantas mengembangkan sayapnya di daerah Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan Aceh. Pemberontakan DI/TII di berbagai daerah bertujuan sama, tetapi mempunyai faktor penyebab yang berbeda.

Daerah tempat gerakan Darul Islam pertama mulai dari wilayah pegunungan di Jawa Barat. Kemudian menyebar ke timur dari Bandung sampai ke perbatasan dengan Jawa Tengah.

Deretan Pemberontakan DI/TII dan Penyelesaiannya


Pemberontakan DI/TII pertama dimulai pada tahun 1948 setelah Kartosuwiryo menyatakan kemerdekaan NII. Pemberontakan ini dipicu oleh ketidakpuasan terhadap pemerintahan Indonesia dan penolakan atas pemerintahan demokratis.

Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat melibatkan pertempuran antara anggota DI/TII dan pasukan pemerintah Indonesia. Konflik tersebut meluas ke berbagai daerah di Jawa Barat dan berlangsung selama beberapa tahun.

Untuk meredakan pemberontakan ini, pemerintah Indonesia sampai melancarkan operasi militer. Sampai pada akhirnya Kartosuwiryo berhasil ditangkap oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1962 dan dieksekusi.



Meskipun pemberontakan ini berakhir, ideologi yang dipromosikan oleh DI/TII tetap berpengaruh dalam sejarah dan politik Islam di Indonesia.

Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat adalah salah satu konflik internal yang paling berdarah dan berlangsung lama di Indonesia pasca-kemerdekaan. Hal tersebut menciptakan ketegangan dalam masyarakat dan politik nasional selama beberapa tahun.

Pemberontakan DI/TII kedua terjadi di Jawa Tengah pada 23 Agustus 1949. Gerakan di Jateng ini dipimpin oleh Amir Fatah di daerah Brebes, Tegal, dan Pekalongan.

Demi mengatasi pemberontakan ini, pemerintah membentuk satuan khusus yang diberi nama Banteng Raider. Satuan inilah yang nantinya masuk dalam satuan Tjakrabirawa.

Kemudian untuk pemberontakan DI/TII di Aceh dilakukan oleh Tengku Muhammad Daud Beureueh. Gerakan ini dilakukan untuk menurunkan status Aceh menjadi Karesidenan.

Untuk menyelesaikan pemberontakan ini, dilakukan perundingan hingga tercapai kesepakatan melalui Kerukunan Rakyat Aceh atas inisiasi dari Kolonel Yasin.

Terdapat pula Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan yang dikepalai oleh Kahar Muzakar. Ini terjadi karena permintaan Kahar untuk memasukkan pasukannya dalam Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat Ditolak.

Penyelesaian pemberontakan tersebut dilakukan dengan cara mengirimkan operasi militer. Pada akhirnya, Kahar berhasil ditembak mati pada Februari 1965, sekaligus menghentikan pemberontakan di wilayah Sulawesi Selatan.

Terakhir, ada pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan yang dipimpin oleh Ibnu Hajar. Pemberontakan ini diberi nama Kesatuan Rakyat Yang Tertindas (KRYT).

Ketidakpuasan terhadap pemerintahan sehingga masyarakat ingin mendirikan NII masih menjadi pemicu pemberontakan. Demi menghentikannya, pemerintah melakukan operasi militer dan menangkap Ibnu Hajar. Tokoh pemberontak ini akhirnya dieksekusi pada tahun 1963.
(okt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Angkatan Puisi Esai:...
Angkatan Puisi Esai: Sebuah Gerakan Baru Warnai Sejarah Sastra Indonesia
Apa Saja Latar Belakang...
Apa Saja Latar Belakang Terjadinya G30S PKI? Ada 5 Penyebab
Sejarah, Puan Jadi Ketua...
Sejarah, Puan Jadi Ketua DPR 2 Periode
Apa Saja Usaha yang...
Apa Saja Usaha yang Dilakukan untuk Menumpas Pemberontakan PRRI Permesta? Ini 6 Operasinya
Upacara HUT ke-79 RI...
Upacara HUT ke-79 RI di PDIP, Megawati Bicara Ada yang Coba Belokkan Sejarah
HUT ke-79 RI Jadi Momen...
HUT ke-79 RI Jadi Momen untuk Luruskan Sejarah Tentang WR Soepratman
Perlu Lebih Hati-Hati...
Perlu Lebih Hati-Hati Menulis Sejarah Kepanduan
Ahli Sejarah Tionghoa...
Ahli Sejarah Tionghoa Sebut Tradisi Qingming Merajut Kekuatan Spiritual
Sejarah 14 Maret 1980,...
Sejarah 14 Maret 1980, Bung Hatta Meninggal Dunia
Rekomendasi
Popularitas Kate Middleton...
Popularitas Kate Middleton Menurun, Warga Amerika Lebih Menyukai Pangeran Harry
Cabuli Anak di Bawah...
Cabuli Anak di Bawah Umur, Kapolres Ngada Dimutasi ke Pamen Yanma
Kiper Bahrain Ketar-ketir:...
Kiper Bahrain Ketar-ketir: Timnas Indonesia Sama Sulitnya dengan Lawan Raksasa Asia
Berita Terkini
7 Fakta Penting Mutasi...
7 Fakta Penting Mutasi Polri Maret 2025, 10 Polwan Jadi Kapolres hingga 10 Kapolda Digeser
3 menit yang lalu
Eksepsi Ditolak, Tom...
Eksepsi Ditolak, Tom Lembong: Kami Hormati Putusan Majelis Hakim
13 menit yang lalu
Presiden Bakal Umumkan...
Presiden Bakal Umumkan Tunjangan Guru ASN Langsung ke Rekening
1 jam yang lalu
Menkomdigi Sebut Status...
Menkomdigi Sebut Status Seskab Berlandaskan Kewenangan Konstitusional
2 jam yang lalu
Ahok Penuhi Panggilan...
Ahok Penuhi Panggilan Kejagung: Apa yang Saya Tahu Akan Saya Sampaikan!
2 jam yang lalu
Daftar Lengkap 10 Kapolda...
Daftar Lengkap 10 Kapolda Baru pada Mutasi Polri Maret 2025, Ini Nama-namanya
3 jam yang lalu
Infografis
Musuh-musuh Utama AS...
Musuh-musuh Utama AS dan NATO akan Gelar Latihan Perang
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved