Semarakkan Hari Santri, NU Gelorakan Semangat Resolusi Jihad

Minggu, 01 Oktober 2023 - 20:28 WIB
loading...
Semarakkan Hari Santri,...
Peluncuran Podcast PCNU Surabaya yang akan menjadi alat menghadirkan suasana Resolusi Jihad sepanjang bulan Oktober. Foto: Ist
A A A
SURABAYA - Santri se-Indonesia bersiap menyambut Hari Santri yang jatuh pada 22 Oktober 2023. Terkait hal itu, Nahdlatul Ulama (NU) mengingatkan kembali semangat kelahiran Resolusi Jihad.

"Resoluasi Jihad itu harus didudukkan kembali pada posisinya. Sebagai apa? Sebagai cikal bakal lahirnya perang rakyat di Surabaya hingga kita kenal sebagai Hari Pahlawan pada tanggal 10 November," ujar Ketua PCNU Surabaya Habib Umarsyah, Minggu (1/10/2023).

Umarsyah menyampaikan pesan tersebut di sela-sela peluncuran Podcast PCNU Surabaya. Media digital ini akan menjadi alat PCNU Surabaya menghadirkan suasana Resolusi Jihad sepanjang bulan Oktober. Hadir dalam kesempatan ini Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz.

Sebagai disadari, digitalisasi menjadi pekerjaan rumah yang harus digarap serius seluruh pengurus Nahdlatul Ulama (NU) mulai dari tingkat pusat sampai ranting.

Hal ini sesuai dengan rekomendasi hasil Musyawarah Nasional (Munas) dan Konbes NU 2023, di mana digitalisasi menjadi langkah untuk memodernisasi organisasi dan memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.

Menindaklanjuti arahan PBNU, PCNU Kota Surabaya bergerak cepat dengan melaunching Podcast NU Surabaya. Launching digelar bersama dengan agenda "ngaji kebangsaan sebagai rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 2023 di Kantor PCNU, Jl Bubutan, Surabaya.

KH Abdul Hakim Mahfudz alias Gus Kikin yang menjadi nara sumber pada Podcast perdana kembali mengulas soal pentingnya memaknai Resolusi Jihad yang menjadi semangat pertempuran 10 November 1945.

Dipandu KH Dr Khusnul Khuluq, Gus Kikin sapaan akrab Cucu Hadratusyaikh KH Hasyim Asy'ari mengatakan, semangat jihad harus terus digelorakan di berbagai aspek.

"Ke depan Resolusi Jihad harus bertransfornasi ke dalam setiap aspek kehidupan" katanya.

Sebab, lanjut dia, jihad ke depan sudah tidak lagi melawan penjajah Belanda ataupun Jepang, namun jihad terberat adalah melawan hawa nafsu.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1376 seconds (0.1#10.140)