Ganjar Pranowo Mampu Galang Suara dari Kaum Perempuan karena Sosoknya Mengayomi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Capres 2024 Ganjar Pranowo dinilai dapat menggaet mayoritas suara dari kalangan perempuan pada Pilpres 2024. Ganjar memiliki aura yang akan mendorong pemilih dari kaum perempuan .
"Mengapa Ganjar disukai banyak perempuan, mungkin karena aura yang dimunculkan dan ekspresi yang ditampilkan menimbulkan rasa simpati sehingga mereka menyukai," ujar pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro dikutip dari Antara, Minggu (24/9/2023).
Karakter pemilih perempuan melihat sosok pemimpin akan mempengaruhi dan dapat mengukur elektabilitas kandidat capres. “Apakah capres sosok yang baik, cool, dan asyik untuk disapa serta diajak bicara," katanya.
Perempuan cenderung memiliki empati yang tinggi, termasuk dalam memilih calon pemimpin. Karena itu, biasanya perempuan akan memilih capres yang terlihat memahami, memperhatikan dan melindungi karena secara umum perempuan menyukai sosok laki-laki yang memiliki perhatian, baik hati, serta mau memahami.
Figur kebapakan dan faktor keluarga menjadi pertimbangan dalam memilih seorang pemimpin. "Seperti apa keluarganya, harmonis kah, penuh rasa sayang kah ke istri dan anaknya," ucapnya.
Pendapatnya didasarkan pada Pilpres 2004 di mana saat itu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjadi idola para perempuan terutama kalangan Ibu-Ibu.
Meski saat itu menghadapi Megawati Soekarnoputri, namun SBY bisa meraih mayoritas suara pemilih.
“Pada dasarnya, perempuan ternyata tidak memilih calon perempuan. Data empiris ini ditunjukkan dari pengalaman pemilu selama ini, yaitu calon perempuan belum tentu dipilih oleh pemilih perempuan," ungkap Siti.
Berdasarkan data dihimpun dari hasil survei terhadap 1.364 responden di 38 provinsi pada 27 Juli hingga 7 Agustus 2023 menunjukkan Ganjar memiliki elektabilitas tertinggi di kalangan pemilih perempuan.
"Mengapa Ganjar disukai banyak perempuan, mungkin karena aura yang dimunculkan dan ekspresi yang ditampilkan menimbulkan rasa simpati sehingga mereka menyukai," ujar pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro dikutip dari Antara, Minggu (24/9/2023).
Karakter pemilih perempuan melihat sosok pemimpin akan mempengaruhi dan dapat mengukur elektabilitas kandidat capres. “Apakah capres sosok yang baik, cool, dan asyik untuk disapa serta diajak bicara," katanya.
Perempuan cenderung memiliki empati yang tinggi, termasuk dalam memilih calon pemimpin. Karena itu, biasanya perempuan akan memilih capres yang terlihat memahami, memperhatikan dan melindungi karena secara umum perempuan menyukai sosok laki-laki yang memiliki perhatian, baik hati, serta mau memahami.
Figur kebapakan dan faktor keluarga menjadi pertimbangan dalam memilih seorang pemimpin. "Seperti apa keluarganya, harmonis kah, penuh rasa sayang kah ke istri dan anaknya," ucapnya.
Pendapatnya didasarkan pada Pilpres 2004 di mana saat itu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjadi idola para perempuan terutama kalangan Ibu-Ibu.
Meski saat itu menghadapi Megawati Soekarnoputri, namun SBY bisa meraih mayoritas suara pemilih.
“Pada dasarnya, perempuan ternyata tidak memilih calon perempuan. Data empiris ini ditunjukkan dari pengalaman pemilu selama ini, yaitu calon perempuan belum tentu dipilih oleh pemilih perempuan," ungkap Siti.
Berdasarkan data dihimpun dari hasil survei terhadap 1.364 responden di 38 provinsi pada 27 Juli hingga 7 Agustus 2023 menunjukkan Ganjar memiliki elektabilitas tertinggi di kalangan pemilih perempuan.
(jon)