Sejarah Gerwani, Organisasi Feminis Underbow G30S/PKI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gerwani atau Gerakan Wanita Indonesia merupakan sebuah organisasi wanita yang aktif di Indonesia pada tahun 1950-an dan 1960-an. Organisasi ini berideologi feminis dan sosialis, dan memiliki hubungan yang kuat dengan Partai Komunis Indonesia ( PKI ).
Organisasi Gerwani berjuang untuk hak-hak perempuan, reformasi hukum perkawinan, nasionalisme Indonesia, dan kebijakan sosialis Presiden Sukarno. Gerwani memiliki sekitar 3 juta anggota pada tahun 1965.
Untuk menjadi organisasi besar seperti Gerwani diharuskan untuk melewati proses yang cukup panjang. Berikut ulasan mengenai sejarah dari Gerwani sendiri adalah sebagai berikut.
Perlu diketahui jika Gerwani memiliki sejarah yang panjang dan kompleks. Cikal bakal dari organisasi ini lahir dari terbentuknya Gerwis (Gerakan Wanita Sedar).
Gerwis sendiri berdiri pada 4 Juni 1950 di Semarang yang merupakan koalisi dari 6 organisasi perempuan, yaitu Persatuan Wanita Sedar dari Surabaya, Istri Sedar dari Bandung, Gerakan wanita Indonesia (Gerwindo) dari Kediri, Wanita Madura, dan Perjuangan Putri Republik Indonesia dari Pasuruan.
Dilansir dari Adoc.pub, Gerwis melakukan kongres pertamanya pada Desember 1951, namun masih mengalami masa yang sulit. Sebab, banyak utusan yang dipenjara karena buntut dari pemberontakan PKI Madiun 1948.
Dalam kongres tersebut, Gerwis mengubah namanya menjadi Gerwani yang memiliki berbagai program dan aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesadaran perempuan Indonesia. Beberapa program tersebut adalah pemberdayaan ekonomi, kesenian dan budaya, serta partisipasi dalam gerakan sosial dan politik.
Salah satu isu utama yang diperjuangkan oleh Gerwani adalah reformasi hukum perkawinan. Gerwani menentang praktik poligami, perceraian semena-mena, perkawinan anak, dan diskriminasi terhadap perempuan dalam hukum keluarga.
Selain itu, Gerwani juga aktif dalam mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia dari campur tangan asing. Gerwani mendukung kebijakan Sukarno yang anti-imperialisme dan anti-neokolonialisme.
Organisasi ini mencapai puncak kejayaannya pada tahun 1965, ketika Gerwani memiliki sekitar 3 juta anggota di seluruh Indonesia. Gerwani menjadi salah satu organisasi wanita terbesar dan terkuat di dunia pada saat itu.
Namun, kejayaan Gerwani berakhir secara tragis setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S), sebuah upaya kudeta yang gagal oleh sekelompok perwira militer yang pro-Sukarno dan pro-PKI. Akibat peristiwa tersebut banyak anggota dari Gerwani yang menjadi korban penahanan hingga penyiksaan.
Gerwani adalah salah satu contoh dari gerakan perempuan progresif di Indonesia yang mengalami kemunduran akibat rezim otoriter dan anti-komunis. Sampai sekarang, nama Gerwani masih memiliki stigma negatif di masyarakat Indonesia. Hal ini karena masih dipengaruhi oleh propaganda Orde Baru.
Namun, ada juga upaya-upaya untuk merehabilitasi nama baik dan menghormati jasa-jasa Gerwani. Contohnya dengan membuat film, buku, pameran, dan monumen yang menceritakan kisah nyata Gerwani. Upaya-upaya ini penting untuk mengembalikan hak-hak sejarah dan martabat perempuan Indonesia yang telah lama terabaikan.
Organisasi Gerwani berjuang untuk hak-hak perempuan, reformasi hukum perkawinan, nasionalisme Indonesia, dan kebijakan sosialis Presiden Sukarno. Gerwani memiliki sekitar 3 juta anggota pada tahun 1965.
Untuk menjadi organisasi besar seperti Gerwani diharuskan untuk melewati proses yang cukup panjang. Berikut ulasan mengenai sejarah dari Gerwani sendiri adalah sebagai berikut.
Sejarah Organisasi Gerwani
Perlu diketahui jika Gerwani memiliki sejarah yang panjang dan kompleks. Cikal bakal dari organisasi ini lahir dari terbentuknya Gerwis (Gerakan Wanita Sedar).
Gerwis sendiri berdiri pada 4 Juni 1950 di Semarang yang merupakan koalisi dari 6 organisasi perempuan, yaitu Persatuan Wanita Sedar dari Surabaya, Istri Sedar dari Bandung, Gerakan wanita Indonesia (Gerwindo) dari Kediri, Wanita Madura, dan Perjuangan Putri Republik Indonesia dari Pasuruan.
Dilansir dari Adoc.pub, Gerwis melakukan kongres pertamanya pada Desember 1951, namun masih mengalami masa yang sulit. Sebab, banyak utusan yang dipenjara karena buntut dari pemberontakan PKI Madiun 1948.
Dalam kongres tersebut, Gerwis mengubah namanya menjadi Gerwani yang memiliki berbagai program dan aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesadaran perempuan Indonesia. Beberapa program tersebut adalah pemberdayaan ekonomi, kesenian dan budaya, serta partisipasi dalam gerakan sosial dan politik.
Salah satu isu utama yang diperjuangkan oleh Gerwani adalah reformasi hukum perkawinan. Gerwani menentang praktik poligami, perceraian semena-mena, perkawinan anak, dan diskriminasi terhadap perempuan dalam hukum keluarga.
Selain itu, Gerwani juga aktif dalam mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia dari campur tangan asing. Gerwani mendukung kebijakan Sukarno yang anti-imperialisme dan anti-neokolonialisme.
Organisasi ini mencapai puncak kejayaannya pada tahun 1965, ketika Gerwani memiliki sekitar 3 juta anggota di seluruh Indonesia. Gerwani menjadi salah satu organisasi wanita terbesar dan terkuat di dunia pada saat itu.
Namun, kejayaan Gerwani berakhir secara tragis setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S), sebuah upaya kudeta yang gagal oleh sekelompok perwira militer yang pro-Sukarno dan pro-PKI. Akibat peristiwa tersebut banyak anggota dari Gerwani yang menjadi korban penahanan hingga penyiksaan.
Gerwani adalah salah satu contoh dari gerakan perempuan progresif di Indonesia yang mengalami kemunduran akibat rezim otoriter dan anti-komunis. Sampai sekarang, nama Gerwani masih memiliki stigma negatif di masyarakat Indonesia. Hal ini karena masih dipengaruhi oleh propaganda Orde Baru.
Namun, ada juga upaya-upaya untuk merehabilitasi nama baik dan menghormati jasa-jasa Gerwani. Contohnya dengan membuat film, buku, pameran, dan monumen yang menceritakan kisah nyata Gerwani. Upaya-upaya ini penting untuk mengembalikan hak-hak sejarah dan martabat perempuan Indonesia yang telah lama terabaikan.
(okt)