BNPB Catat Karhutla di Kalbar Lebih 54 Ribu Hektar Sejak Januari-September 2023
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat luas kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) mencapai lebih 54 ribu hektar. Tepatnya 54.402,81 hektar dari awal Januari hingga September 2023.
Saat ini masih ada karhutla yang dalam penanganan. Bahkan pemerintah provinsi telah menetapkan status siaga darurat bencana yang berlaku hingga 31 Oktober 2023.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan hujan yang turun beberapa hari terakhir membantu penanganan karhutla di wilayah Kalbar. Bahkan, kondisi kualitas udara Kota Pontianak dan sekitarnya pun terpantau baik beberapa hari terakhir.
Hal tersebut disampaikan Suharyanto saat melakukan kunjungan kerja Rapat Koordinasi (rakor) Penanganan Darurat Bencana Karhutla di Provinsi Kalbar. “Kalbar alhamdullilah, tiga hari ini hujan terus,” ujar Suharyanto dalam keterangannya dikutip, Kamis (21/9/2023).
Namun demikian, Suharyanto mengingatkan Pemerintah Provinsi Kalbar dan unsur terkait lain untuk mewaspadai kondisi cuaca dalam beberapa hari ke depan. “Pantauan BMKG, beberapa hari kedepan akan panas,” katanya.
Suharyanto menekankan apabila tidak ada potensi hujan, teknologi modifikasi cuaca (TMC) dapat dilakukan jika memang dibutuhkan untuk penanganan karhutla.
Sementara itu, Pj Gubernur Kalbar Harisson Azroi menyampaikan jajarannya telah berupaya dalam penanganan karhutla. Berbagai langkah telah dilakukan pemerintah provinsi yang dibantu TNI, Polri, Manggala Agni, dan unsur terkait lain, termasuk dukungan Pemerintah Pusat.
Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah provinsi, antara lain pembentukan komando satgas, penetapan pos komando yang berpusat di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalbar, apel siaga dan kesiapsiagaan Polda dan Kodam, penyebaran informasi hot spot, pengecekan lapangan oleh Satgas Darat dan Udara.
“Kami juga melakukan pembasahan lahan gambut serta TMC,” ucap Harisson.
Harisson juga mengungkapkan fenomena yang terjadi di wilayahnya. Menurutnya, kejadian hutan dan lahan yang terbakar pada 2020-2021 tidak terlalu banyak karena pandemi Covid-19.
Selama pandemi tersebut, juga tidak ada kasus demam berdarah (DBD). “Saat Covid-19 berlalu, kasus karhutla dan angka DBD naik,” ujarnya.
Setelah wilayahnya diguyur hujan beberapa hari, Harisson berharap kondisi kualitas udara baik dapat terus berlanjut. Dia pun menambahkan hujan masih turun di wilayah Kubu Raya dan sekitarnya dengan intensitas ringan hingga sedang.
Saat ini masih ada karhutla yang dalam penanganan. Bahkan pemerintah provinsi telah menetapkan status siaga darurat bencana yang berlaku hingga 31 Oktober 2023.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan hujan yang turun beberapa hari terakhir membantu penanganan karhutla di wilayah Kalbar. Bahkan, kondisi kualitas udara Kota Pontianak dan sekitarnya pun terpantau baik beberapa hari terakhir.
Hal tersebut disampaikan Suharyanto saat melakukan kunjungan kerja Rapat Koordinasi (rakor) Penanganan Darurat Bencana Karhutla di Provinsi Kalbar. “Kalbar alhamdullilah, tiga hari ini hujan terus,” ujar Suharyanto dalam keterangannya dikutip, Kamis (21/9/2023).
Namun demikian, Suharyanto mengingatkan Pemerintah Provinsi Kalbar dan unsur terkait lain untuk mewaspadai kondisi cuaca dalam beberapa hari ke depan. “Pantauan BMKG, beberapa hari kedepan akan panas,” katanya.
Suharyanto menekankan apabila tidak ada potensi hujan, teknologi modifikasi cuaca (TMC) dapat dilakukan jika memang dibutuhkan untuk penanganan karhutla.
Sementara itu, Pj Gubernur Kalbar Harisson Azroi menyampaikan jajarannya telah berupaya dalam penanganan karhutla. Berbagai langkah telah dilakukan pemerintah provinsi yang dibantu TNI, Polri, Manggala Agni, dan unsur terkait lain, termasuk dukungan Pemerintah Pusat.
Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah provinsi, antara lain pembentukan komando satgas, penetapan pos komando yang berpusat di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalbar, apel siaga dan kesiapsiagaan Polda dan Kodam, penyebaran informasi hot spot, pengecekan lapangan oleh Satgas Darat dan Udara.
“Kami juga melakukan pembasahan lahan gambut serta TMC,” ucap Harisson.
Harisson juga mengungkapkan fenomena yang terjadi di wilayahnya. Menurutnya, kejadian hutan dan lahan yang terbakar pada 2020-2021 tidak terlalu banyak karena pandemi Covid-19.
Selama pandemi tersebut, juga tidak ada kasus demam berdarah (DBD). “Saat Covid-19 berlalu, kasus karhutla dan angka DBD naik,” ujarnya.
Setelah wilayahnya diguyur hujan beberapa hari, Harisson berharap kondisi kualitas udara baik dapat terus berlanjut. Dia pun menambahkan hujan masih turun di wilayah Kubu Raya dan sekitarnya dengan intensitas ringan hingga sedang.
(kri)