Penguatan Pemda Jadi Upaya KPK Cegah Korupsi di Daerah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) terus berupaya mencegah terjadinya korupsi di daerah. Salah satu pencegahnnya tersebut dengan penguatan tata kelola pemerintahan daerah ( pemda ) yang baik yang tertuang dalam aplikasi Monitoring Center for Prevention (MCP).
Hal ini terungkap dalam materi pelatihan program Penguatan Antikorupsi untuk Penyelenggara Negara Berintegritas (PAKU Integritas) yang digelar KPK di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Kamis 14 September 2023.
Deputi Pendidikan & Peran Serta Masyarakat KPK, Wawan Wardiana mengingatkan kembali, tentang empat tujuan negara Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945, salah satunya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kegiatan pelatihan ini, menurutnya, adalah bagian dari mencapai tujuan bangsa tersebut. Ia berharap peserta sepulang dari pelatihan ini mendapatkan wawasan tentang antikorupsi dan menerapkannya dalam tugas kesehariannya.
"Jadi, sebagai pejabat, bapak/ibu nantinya tidak asal mengambil keputusan," kata Wawan dalam keterangannya, Rabu (21/9/2023).
Kata dia, program yang melibatkan pasangan penyelenggara negara ini diharapkan dapat mencegah praktik tindak pidana korupsi dimulai dari keluarga. Oleh karena itu, Wawan menegaskan agar para istri tidak hanya sebatas menjadi bendahara saja di rumah.
"Pasangan bisa menjadi benteng terakhir untuk mencegah korupsi, jangan intergitas dijaga di kantor saja, begitu sampai rumah tidak dijaga. Khususnya ibu-ibu harus bisa jadi BPK juga, jadi auditor juga. Jangan asal terima, supaya jelas uangnya dari mana," terang Wawan.
Selanjutnya, Direktur Pendidikan dan Pelatihan Antikorupsi KPK, Dian Novianthi menyampaikan, fokus pelatihan ini terdiri dari penguatan materi antikorupsi melalui studi kasus korupsi, pendalaman dan penguatan karakter integritas dalam diri, dan implementasi integritas dalam pelaksanaan tugas sebagai penyelenggara negara.
"Selain itu juga dilaksanakan studi pengenalan lingkungan rumah tahanan. Kami akan mengajak seluruh peserta untuk merasakan atmosfer rumah tahanan KPK sebagai pembelajaran agar terhindar dari tindak pidana korupsi. Harapannya, kunjungan ini menjadi pertama dan terakhir ke rutan KPK," ucap Dian.
Sementara Founder ESQ Group Ary Ginanjar Agustian yang diundang untuk memberikan materi pelatihan, memberikan kisah Jaksa Agung yang legendaris Baharuddin Lopa yang menurutnya ada satu hal yang bisa diambil pelajarannya dari kisah sang Jaksa.
"Pak Baharuddin Lopa (Barlop) memiliki kejujuran yang luar biasa. Banyak kisah-kisah kejujuran yang beliau contohkan dan bisa jadi pelajaran untuk saya," ujar Ary.
Ia lalu mengisahkan saat Baharuddin Lopa terkejut karena setalah dari suatu tempat kunjungan bensin mobilnya sudah terisi penuh. Saat ditanya kepada sopirnya ternyata sudah diisi oleh pejabat yang tadi dikunjungi. Saat itulah, Baharuddin Lopa memerintahkan sopirnya untuk menyedot dan mengembalikan bensinnya.
"Di saat itulah saya paham bahwa Pak Barlop menunjukkan integritas yang luar biasa dengan tindakan jujur dan tanggung jawabnya. Bahkan ketika bensin sudah diisi penuh tanpa sepengetahuannya. Beliau perintahkan untuk mengosongkannya kembali," jelas Ary.
"Dari kisah ini mengajarkan bahwa kejujuran dan komitmen terhadap nilai-nilai menjadi landasan yang penting dalam kehidupan sehari-harinya Pak Barlop. Semoga kita semua bisa mencontoh Beliau," tutupnya.
Untuk diketahui, pelatihan ini diikuti oleh 24 pejabat negara dari 12 kabupaten/kota yang terdiri dari para Penjabat Bupati, Wali kota, dan Ketua DPRD beserta pasangan.
Hal ini terungkap dalam materi pelatihan program Penguatan Antikorupsi untuk Penyelenggara Negara Berintegritas (PAKU Integritas) yang digelar KPK di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Kamis 14 September 2023.
Deputi Pendidikan & Peran Serta Masyarakat KPK, Wawan Wardiana mengingatkan kembali, tentang empat tujuan negara Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945, salah satunya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kegiatan pelatihan ini, menurutnya, adalah bagian dari mencapai tujuan bangsa tersebut. Ia berharap peserta sepulang dari pelatihan ini mendapatkan wawasan tentang antikorupsi dan menerapkannya dalam tugas kesehariannya.
"Jadi, sebagai pejabat, bapak/ibu nantinya tidak asal mengambil keputusan," kata Wawan dalam keterangannya, Rabu (21/9/2023).
Kata dia, program yang melibatkan pasangan penyelenggara negara ini diharapkan dapat mencegah praktik tindak pidana korupsi dimulai dari keluarga. Oleh karena itu, Wawan menegaskan agar para istri tidak hanya sebatas menjadi bendahara saja di rumah.
"Pasangan bisa menjadi benteng terakhir untuk mencegah korupsi, jangan intergitas dijaga di kantor saja, begitu sampai rumah tidak dijaga. Khususnya ibu-ibu harus bisa jadi BPK juga, jadi auditor juga. Jangan asal terima, supaya jelas uangnya dari mana," terang Wawan.
Selanjutnya, Direktur Pendidikan dan Pelatihan Antikorupsi KPK, Dian Novianthi menyampaikan, fokus pelatihan ini terdiri dari penguatan materi antikorupsi melalui studi kasus korupsi, pendalaman dan penguatan karakter integritas dalam diri, dan implementasi integritas dalam pelaksanaan tugas sebagai penyelenggara negara.
"Selain itu juga dilaksanakan studi pengenalan lingkungan rumah tahanan. Kami akan mengajak seluruh peserta untuk merasakan atmosfer rumah tahanan KPK sebagai pembelajaran agar terhindar dari tindak pidana korupsi. Harapannya, kunjungan ini menjadi pertama dan terakhir ke rutan KPK," ucap Dian.
Sementara Founder ESQ Group Ary Ginanjar Agustian yang diundang untuk memberikan materi pelatihan, memberikan kisah Jaksa Agung yang legendaris Baharuddin Lopa yang menurutnya ada satu hal yang bisa diambil pelajarannya dari kisah sang Jaksa.
"Pak Baharuddin Lopa (Barlop) memiliki kejujuran yang luar biasa. Banyak kisah-kisah kejujuran yang beliau contohkan dan bisa jadi pelajaran untuk saya," ujar Ary.
Ia lalu mengisahkan saat Baharuddin Lopa terkejut karena setalah dari suatu tempat kunjungan bensin mobilnya sudah terisi penuh. Saat ditanya kepada sopirnya ternyata sudah diisi oleh pejabat yang tadi dikunjungi. Saat itulah, Baharuddin Lopa memerintahkan sopirnya untuk menyedot dan mengembalikan bensinnya.
"Di saat itulah saya paham bahwa Pak Barlop menunjukkan integritas yang luar biasa dengan tindakan jujur dan tanggung jawabnya. Bahkan ketika bensin sudah diisi penuh tanpa sepengetahuannya. Beliau perintahkan untuk mengosongkannya kembali," jelas Ary.
"Dari kisah ini mengajarkan bahwa kejujuran dan komitmen terhadap nilai-nilai menjadi landasan yang penting dalam kehidupan sehari-harinya Pak Barlop. Semoga kita semua bisa mencontoh Beliau," tutupnya.
Untuk diketahui, pelatihan ini diikuti oleh 24 pejabat negara dari 12 kabupaten/kota yang terdiri dari para Penjabat Bupati, Wali kota, dan Ketua DPRD beserta pasangan.
(maf)