Edukasi Pemilih Milenial, BMI Gelar Kuliah Politik Pemilu 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Banteng Muda Indonesia (BMI) menggelar kuliah politik dengan tema Kelompok Radikal, Pemilu Milenial, dan Gen Z: Isu dan Arah Politik 2024. Kegiatan ini untuk mengantisipasi gerakan kelompok radikal menunggangi Pemilu 2024 .
Ketua Bidang Politik dan Keamanan DPP Banteng Muda Indonesia (BMI) Mixil Mina Munir mengatakan, radikalisme di kalangan anak muda sangatlah besar. Pada Pemilu 2014 dan 2019, kelompok radikal selalu menumpang momen pesta demokrasi untuk memperjuangan cita-citanya mengganti Pancasila dengan sistem khilafah.
"Pola yang sering dipakai adalah dengan menggunakan politik identitas, memproduksi hoax, menebarkan kebencian hingga politisasi agama. Semua itu digunakan jadi bahan bakar untuk meraih dukungan elektoral," kata Mixil di Kantor DPP BMI, Jalan Profesor Doktor Supomo, Jakarta, Senin (18/9/2023).
Mixil menjelaskan pada 2017 dan 2020, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah membubarkan HTI serta FPI. Namun dia menengarai dua kelompok tersebut tidak diam dan masih menggunakan media sosial untuk propaganda.
"Sel-selnya masih aktif dengan pola gerakan radikal yang tersembunyi dengan cara mengganti baju organisasinya. Pada Pemilu 2024 ini kita patut mencurigai langkah tersembunyi mereka. Tentu ini sangat berbahaya jika mereka berhasil mengambil alih kekuasaan," jelasnya.
Melalui kuliah politik ini, BMI ingin mengetahui preferensi pemilih milenial dan generasi Z . BMI mengajak mereka untuk memilih PDIP dan Ganjar Pranowo. Sekaligus mengetahui pola dan arah, serta bersama-sama mewaspadai gerakan radikal pada Pemilu 2024.
"Kuliah politik ini sengaja kami gelar dengan tujuan memberikan edukasi kepada milenial, generasi Z, serta para relawan Ganjar Pranowo agar tidak mudah terprovokasi dengan kampanye hitam atau hoaks yang kerap kali dimainkan oleh kelompok-kelompok pemecah belah persatuan melalui media sosial," ungkapnya.
Menurutnya, radikalisme dapat menyebabkan anak muda menjadi intoleran. BMI pun menyikapi ketegangan itu dibalut politik secara riang gembira bersama milenial dan generasi Z Indonesia.
Diketahui, generasi milenial dan gen Z merupakan dua kelompok pemilih yang mendominasi Pemilu 2024. Menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU), jumlah pemilih dari kedua kelompok ini sebesar 56,45%.
Kegiatan ini diikuti ratusan anak muda dari berbagai organisasi relawan Ganjar Pranowo. Kuliah politik menghadirkan narasumber peneliti dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad dan Direktur Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi.
Ketua Bidang Politik dan Keamanan DPP Banteng Muda Indonesia (BMI) Mixil Mina Munir mengatakan, radikalisme di kalangan anak muda sangatlah besar. Pada Pemilu 2014 dan 2019, kelompok radikal selalu menumpang momen pesta demokrasi untuk memperjuangan cita-citanya mengganti Pancasila dengan sistem khilafah.
"Pola yang sering dipakai adalah dengan menggunakan politik identitas, memproduksi hoax, menebarkan kebencian hingga politisasi agama. Semua itu digunakan jadi bahan bakar untuk meraih dukungan elektoral," kata Mixil di Kantor DPP BMI, Jalan Profesor Doktor Supomo, Jakarta, Senin (18/9/2023).
Mixil menjelaskan pada 2017 dan 2020, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah membubarkan HTI serta FPI. Namun dia menengarai dua kelompok tersebut tidak diam dan masih menggunakan media sosial untuk propaganda.
"Sel-selnya masih aktif dengan pola gerakan radikal yang tersembunyi dengan cara mengganti baju organisasinya. Pada Pemilu 2024 ini kita patut mencurigai langkah tersembunyi mereka. Tentu ini sangat berbahaya jika mereka berhasil mengambil alih kekuasaan," jelasnya.
Melalui kuliah politik ini, BMI ingin mengetahui preferensi pemilih milenial dan generasi Z . BMI mengajak mereka untuk memilih PDIP dan Ganjar Pranowo. Sekaligus mengetahui pola dan arah, serta bersama-sama mewaspadai gerakan radikal pada Pemilu 2024.
"Kuliah politik ini sengaja kami gelar dengan tujuan memberikan edukasi kepada milenial, generasi Z, serta para relawan Ganjar Pranowo agar tidak mudah terprovokasi dengan kampanye hitam atau hoaks yang kerap kali dimainkan oleh kelompok-kelompok pemecah belah persatuan melalui media sosial," ungkapnya.
Menurutnya, radikalisme dapat menyebabkan anak muda menjadi intoleran. BMI pun menyikapi ketegangan itu dibalut politik secara riang gembira bersama milenial dan generasi Z Indonesia.
Diketahui, generasi milenial dan gen Z merupakan dua kelompok pemilih yang mendominasi Pemilu 2024. Menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU), jumlah pemilih dari kedua kelompok ini sebesar 56,45%.
Kegiatan ini diikuti ratusan anak muda dari berbagai organisasi relawan Ganjar Pranowo. Kuliah politik menghadirkan narasumber peneliti dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad dan Direktur Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi.
(poe)