Jenderal Polisi yang Mempunyai Gelar S3, Nomor Terakhir Dijuluki Bapak Satpam Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah jenderal polisi memiliki pendidikan tinggi hingga menyandang gelar S3. Salah satunya pernah menjabat sebagai Kapolri yang dijuluki Bapak Satpam Indonesia.
Jenderal polisi dikenal sebagai pangkat tertinggi bagi perwira tinggi Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Pangkat ini ditandai dengan empat bintang di pundak seragamnya. Jenderal polisi biasanya disandang oleh Kapolri atau perwira tinggi polisi yang mengemban jabatan tertentu.
Beberapa perwira tinggi Polri yang berpangkat jenderal polisi juga menyandang gelar akademik doktoral atau S3 dari pendidikan yang ditempuhnya. Siapa saja mereka?
FOTO/DOK.SINDOnews
Muhammad Tito Karnavian termasuk dalam daftar jenderal polisi yang memiliki gelar S3. Kapolri periode 13 Juli 2016–22 Oktober 2019 itu meraih gelar Ph.D dari S Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University (NTU), Singapura.
Tito Karnavian yang saat ini menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) termasuk polisi yang gemar belajar. Setelah lulus SMA Negeri 2 Palembang, Tito melanjutkan pendidikan ke Akademi Angkatan Bersenjata Indonesia (Akabri) bagian Kepolisian. Ia lulus Akabri pada 1987 menyandang penghargaan adhi makayasa atau lulusan terbaik.
Berkarier di Kepolisian, Tito tak melupakan pendidikannya. Polisi kelahiran Palembang, 26 Oktober 1964 ini melanjutkan pendidikan di Universitas Exeter, Inggris dan meraih gelar Master of Arts (MA) di bidang Police Studies pada 1993. Pada 1996, ia juga menyelesaikan pendidikan S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) dan meraih bintang Wiyata Cendekia sebagai lulusan terbaik. Selanjutnya Tito kemudian mengambil kuliah Strategic Studies di Massey University, Selandia Baru dan meraih gelar Bachelar of Arts (BA) pada 1998.
Bidang terorisme kemudian menjadi fokus Tito. Ia pun meneruskan pendidikan di S Rajaratnam School of International Studies, NTU, Singapura dan mengambil Strategic Studies dengan interes pada Terrorism and Islamist Radicalization. Disertasinya dijadikan buku berjudul Explaining Islamist Insurgencies: The Case of al-Jamaah al-Islamiyah and the Radicalisation of the Poso Conflict, 2000-2007yang diterbitkan pada 2015 oleh penerbit kelas dunia, Imperial College Press, London.
Saat menjabat sebagai Kapolri pada Oktober 2017, Tito dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Kepolisian STIK-PTIK. Dengan pengukuhan itu, Tito Karnavian resmi menyandang gelar profesor.
Jenderal polisi dikenal sebagai pangkat tertinggi bagi perwira tinggi Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Pangkat ini ditandai dengan empat bintang di pundak seragamnya. Jenderal polisi biasanya disandang oleh Kapolri atau perwira tinggi polisi yang mengemban jabatan tertentu.
Beberapa perwira tinggi Polri yang berpangkat jenderal polisi juga menyandang gelar akademik doktoral atau S3 dari pendidikan yang ditempuhnya. Siapa saja mereka?
Baca Juga
Berikut ini jenderal polisi yang punya gelar S3:
1. Jenderal Polisi (Purn) Prof Drs Muhammad Tito Karnavian BA, MA, PhD
FOTO/DOK.SINDOnews
Muhammad Tito Karnavian termasuk dalam daftar jenderal polisi yang memiliki gelar S3. Kapolri periode 13 Juli 2016–22 Oktober 2019 itu meraih gelar Ph.D dari S Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University (NTU), Singapura.
Tito Karnavian yang saat ini menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) termasuk polisi yang gemar belajar. Setelah lulus SMA Negeri 2 Palembang, Tito melanjutkan pendidikan ke Akademi Angkatan Bersenjata Indonesia (Akabri) bagian Kepolisian. Ia lulus Akabri pada 1987 menyandang penghargaan adhi makayasa atau lulusan terbaik.
Berkarier di Kepolisian, Tito tak melupakan pendidikannya. Polisi kelahiran Palembang, 26 Oktober 1964 ini melanjutkan pendidikan di Universitas Exeter, Inggris dan meraih gelar Master of Arts (MA) di bidang Police Studies pada 1993. Pada 1996, ia juga menyelesaikan pendidikan S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) dan meraih bintang Wiyata Cendekia sebagai lulusan terbaik. Selanjutnya Tito kemudian mengambil kuliah Strategic Studies di Massey University, Selandia Baru dan meraih gelar Bachelar of Arts (BA) pada 1998.
Bidang terorisme kemudian menjadi fokus Tito. Ia pun meneruskan pendidikan di S Rajaratnam School of International Studies, NTU, Singapura dan mengambil Strategic Studies dengan interes pada Terrorism and Islamist Radicalization. Disertasinya dijadikan buku berjudul Explaining Islamist Insurgencies: The Case of al-Jamaah al-Islamiyah and the Radicalisation of the Poso Conflict, 2000-2007yang diterbitkan pada 2015 oleh penerbit kelas dunia, Imperial College Press, London.
Saat menjabat sebagai Kapolri pada Oktober 2017, Tito dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Kepolisian STIK-PTIK. Dengan pengukuhan itu, Tito Karnavian resmi menyandang gelar profesor.