Keajaiban Doa Ibu Antarkan Penjual Es Lilin Menjadi Jenderal TNI yang Disegani

Minggu, 03 September 2023 - 06:05 WIB
loading...
A A A
Meski lulus, Djaja Suparman cemas sebab dia harus meminta tandatangan ayahnya sebagai syarat mengikuti pendidikan. Namun, di luar dugaan tanpa banyak tanya, ayahnya langsung membubuhkan tanda tangannya. Sebagai orang tua, ayahnya sangat bangga anaknya diterima menjadi salah satu calon pemimpin di kawah Candradimuka bernama Akabri. Dengan mata berkaca-kaca, ayahnya memeluk Djaja Suparman dan berbisik agar menjadi tentara profesional dan menjadi jenderal.

Pada 1969, Djaja Suparman mulai mengikuti pendidikan sebagai Taruna Akademi Angkatan Bersenjata bagian Darat di Magelang. Selama empat tahun mengikuti pendidikan, Djaja Suparman berhasil menorehkan prestasi gemilang karena selalu bisa tampil dan terpilih sebagai pemimpin.

Lulus dari pendidikan AKABRI Darat pada 1972, Djaja Suparman melanjutkan ke pendidikan Kursus Dasar Kecabangan Infanteri di Bandung, Jawa Barat. Selanjutnya, Djaja Suparman ditugaskan menjadi Danton I Kompi A Yonif 521 di Kediri, Jawa Timur.

Selain itu, Djaja Suparman terpilih menjadi guru militer dan pelatih pada Sekolah Dasar Kecabangan Infanteri di Pusat Infanteri Bandung sejak 1974 hingga 1981. Pada 1978, Djaja Suparman mendapat kehormatan untuk mengikuti operasi di Timor Timur (Timtim) sekarang Timor Leste.

Pada 1980, Djaja Suparman mengikuti pendidikan kursus lanjutan Perwira Infanteri selama tujuh bulan. Djaja Suparman terpilih sebagai lulusan terbaik Suslapa Angkatan ke-23. Setelah lulus Suslapa, karier militernya terus meningkat. Djaja Suparman diangkat menjadi Kasiops Batalyon Infanteri Lintas Udara 330 Brigade Linud 17 Kostrad di Dayeuh Kolot, Bandung.

Kariernya Djaja Suparman semakin cemerlang, Djaja Suparman akhirnya pecah bintang saat menjadi Kasdam II/Sriwijaya. Bintang emas di pundaknya kembali bertambah ketika dia dipercaya menduduki jabatan sebagai Pangdam V/Brawijaya. Keberhasilannya menjaga stabilitas keamanan di Jawa Timur saat gelombang Reformasi terjadi membuatnya ditarik ke Jakarta.

Djaja Suparman kemudian diangkat menjadi Pangdam Jaya. Bertugas menjaga keamanan Ibu Kota, Djaja Suparman menghadapi situasi keamanan dan politik yang sangat sulit. Demo besar-besaran kerap mewarnai Jakarta. Selama 19 bulan menjadi Pangdam Jaya, Djaja Suparman akhirnya diangkat menjadi Pangkostrad.

Baru tiga bulan menjabat sebagai Pangkostrad, Djaja Suparman dimutasi menjadi Dansesko TNI menggantikan Letjen TNI Endiartono Sutarto. Setelah menjabat sebagai Dansesko TNI selama tiga tahun sejak 2000-2003, Djaja Suparman dimutasi menjadi Irjen TNI hingga 2006 sebelum akhirnya memasuki masa purna tugas.
(cip)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0773 seconds (0.1#10.140)