Buka Pertemuan Pakar Nuklir Dunia, Waka BRIN: Wujudkan Indonesia Emas 2045

Senin, 21 Agustus 2023 - 16:35 WIB
loading...
Buka Pertemuan Pakar...
Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian membuka secara resmi Meeting on Harmonization of National Program for Development and Application of Advanced Non-Destructive Testing (NDT). Foto/istimewa
A A A
JAKARTA - Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amarulla Octavian membuka secara resmi Meeting on Harmonization of National Program for Development and Application of Advanced Non-Destructive Testing (NDT). Kegiatan yang membahas pemanfaatan teknologi nuklir ini digelar di Kantor BRIN, Gedung B. J. Habibie, Jakarta.

Hadir perwakilan dari International Atomic Energy Agency dan para pakar nuklir perwakilan dari 17 negara peserta, yakni Indonesia, Bangladesh, China, Fiji, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Nepal, Selandia Baru, Pakistan, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam.

Hadir juga peserta dari 7 kementerian, 5 BUMN, dan 4 perusahaan, serta 7 asosiasi. Pertemuan ini akan berlangsung hingga Jumat, 25 Agustus 2023 di mana masing-masing perwakilan negara peserta akan memaparkan berbagai program pemanfaatan teknologi nuklir.



“BRIN ditunjuk sebagai penyelenggara atas peran penting dalam peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersertifikasi sesuai standar internasional untuk menjamin penggunaan teknologi nuklir yang aman dan ekonomis,” kata Octavian, Senin (21/8/2023).

Dalam kesempatan itu, Octavian menjelaskan, advanced NDT techniques relatif baru dalam prosedur NDT di banyak negara sehingga dibutuhkan harmonisasi antara pemanfaatan teknologi nuklir berdasarkan kepentingan nasional masing-masing negara dengan standar keamanan internasional yang sangat tinggi.



“Hingga kini NDT dikenal sebagai teknik pengujian terhadap suatu material atau komponen dari suatu instalasi tanpa melakukan perusakan terhadap benda yang dilakukan pengujian,” paparnya.

NDT juga dapat bermakna lebih luas, di mana pengujian meliputi evaluasi dan investigasi yang berbasis kepada teknik kenukliran ataupun non-nuklir. Teknik kenukliran (radiografi) itu sendiri menggunakan sumber neutron, sinar-X, dan radioisotop pemancar sinar gamma.

“Indonesia harus mampu memanfaatkan teknologi nuklir semaksimal mungkin untuk kesejahteraan masyarakat luas. Teknologi nuklir saat ini merupakan teknologi yang aman untuk pengembangan produk pangan yang unggul, alat kesehatan dan obat-obatan, pembangkit listrik, industri otomotif, dan sebagainya,” katanya.

Indonesia harus memiliki keunggulan dalam pemanfaatan teknologi nuklir dibandingkan negara-negara lain di Asia-Pasifik. Teknologi nuklir dapat berkontribusi positif dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. ”Para pakar nuklir dari BRIN selama ini telah mengembangkan berbagai teknik dalam pemanfaatan teknologi nuklir dengan standar tinggi,” katanya.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1821 seconds (0.1#10.140)