Didukung Golkar, PAN, dan PKB, Prabowo Akan Kesulitan Tentukan Cawapres

Senin, 14 Agustus 2023 - 17:41 WIB
loading...
Didukung Golkar, PAN,...
Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Amanat Nasional (PAN) resmi mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (Capres) di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Foto/MNC Media
A A A
JAKARTA - Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Amanat Nasional (PAN) resmi mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (Capres) di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Deklarasi dukungan dilakukan di Museum Naskah Proklamasi, Jakarta, Minggu (13/8/2023).

Di sisi lain, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga telah lebih dulu berkoalisi bersama Gerindra mendukung Prabowo Subianto. Namun, bagaimana peluang cawapres tatkala semua ketua umum partai ini saling berkoalisi?



Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif PPI (Parameter Politik Indonesia), Adi Prayitno mengatakan meski didukung oleh tiga partai Parlemen namun akan ada kerumitan bagi Prabowo memilih siapa kandidat Ccawapresnya.

"Prabowo Subianto akan rumit, cuman saya tidak paham betul, apa kira-kira ending dari ini semua," ujar Adi di Talk Politics With Reinhard bertajuk 'Koalisi Jumbo Prabowo, Jatah Cawapres Milik Siapa?', Senin (14/8/2023).

Terdapat banyak alasan, lanjut Adi, yang pertama dari Partai Golkar. Sebab, Golkar dinilai konsisten memiliki elektabilitas tinggi jiga disandingkan dengan Pileg 2019 lalu. Begitupun PKB dengan suara Nadhlatul Ulama (NU).

"PKB ini sesuatu yang sangat dibutuhkan betul oleh Prabowo. Prabowo itu lemah di Jatim, lemah di Jawa Tengah, dan kemudian lemah di kalangan NU ini yang paling dibutuhkan," paparnya.

"Cuman jawabannya apakah kalau butuh PKB butuh juga Gus Muhaimin? Nah itukan satu paket, nah yang ketiga kita harus akui kalau bicara soal cawapres memang lagi viral Erick Thohir, PAN saya kira dalam konteks itu bisa diuntungkan," sambungnya.

Di sisi lain, kata Adi, PKB sendiri telah berkomitmen akan mundur bilamana Prabowo tak meminang Cak Imin sebagai Cawapres. Namun, desakan tersebut bisa saja muncul dari Golkar dan PAN bilamana Airlangga maupun Erick Thohir tak jadi pilihan cawapres.



"Kalau Prabowo 11 maka PKB 12, kalau Prabowo tak jelas, maka PKB akan lepas, itu yang sering disampaikan, saya enggak tau, apakah ini berlaku pada Golkar atau pada PAN? Jangan-jangan juga begitu," pungkasnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1492 seconds (0.1#10.140)