Erick Thohir Dominasi Bursa Cawapres di Survei Indikator
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mendominasi bursa calon wakil presiden (cawapres) versi lembaga survei Indikator Politik Indonesia (IPI). Terekam dalam hasil survei terbaru dari IPI periode 20 hingga 24 Juni 2023, Erick mendominasi perolehan elektabilitas cawapres secara personal maupun berpasangan.
Secara personal, Erick Thohir selalu unggul dalam simulasi 22,17% dan 5 nama cawapres. Ketum PSSI ini terekam selalu menempati posisi pertama mengungguli para kandidat cawapres lain.
Seperti di simulasi 22 nama, Erick Thohir bertengger di posisi pertama dengan elektabilitas sebesar 18,5%. Posisi ini tidak berubah di simulasi 17 nama dengan elektabilitas sebesar 19,0%.
Kemudian di simulasi 5 nama, Erick Thohir tetap berada di posisi pertama cawapres dengan elektabilitas sebesar 22,9%. Direktur Eksekutif IPI, Burhanuddin Muhtadi mengatakan dukungan kepada eks Presiden Inter Milan tersebut belakangan mengalami tren kenaikan elektabilitas.
Berbeda dengan pesaingnya seperti Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil yang tengah mengalami tren penurunan. “Untuk cawapres hasilnya begini, Erick Thohir menempati peringkat pertama. Dukungan terhadap Erick Thohir meningkat, sementara nama lain cenderung stagnan dan menurun,” terang Burhanuddin dikutip, Selasa (25/7/2023).
Hal yang sama terlihat ketika simulasi berpasangan dengan Capres PDIP Ganjar Pranowo ataupun Capres Gerindra Prabowo Subianto. Erick Thohir terekam mampu menjadi kunci kemenangan dua capres tersebut di dalam simulasi.
Dalam simulasi, Ganjar Pranowo-Erick Thohir berhasil mengungguli lawannya yakni Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar dan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhyono (AHY). Ganjar-Erick Thohir terekam mendapatkan elektabilitas tertinggi di angka 37,6%, sedangkan Prabowo-Muhaimin di angka 32,7% dan Anies-AHY di angka 22,1%.
Begitu juga dengan Prabowo ketika menggandeng Erick Thohir berhasil mendapatkan elektabilitas tertinggi dari para pesaingnya. Elektabilitas tertinggi diperoleh duet Prabowo-Erick Thohir ketika berhadapan dengan pasangan Ganjar-Nasaruddin Umar dan Anies-Sandiaga Uno.
Prabowo-Erick Thohir terekam mendapatkan elektabilitas sebesar 37,0% sedangkan Ganjar-Nasaruddin di angka 32,8%, dan Anies-Sandiaga di angka 22,7%. Menanggapi hal ini, Burhanuddin menyatakan Erick Thohir memiliki daya dongkrak elektoral untuk pasangannya di angka 4%.
“Dalam simulasi tiga nama, Erick Thohir memberikan daya ungkit. Besarnya sekitar 4 persen. Masih tipis, tetapi dalam persaingan yang sungguh ketat saat ini, angka 4 persen itu adalah sangat penting untuk memenangkan Pilpres 2024,” pungkasnya.
Secara personal, Erick Thohir selalu unggul dalam simulasi 22,17% dan 5 nama cawapres. Ketum PSSI ini terekam selalu menempati posisi pertama mengungguli para kandidat cawapres lain.
Seperti di simulasi 22 nama, Erick Thohir bertengger di posisi pertama dengan elektabilitas sebesar 18,5%. Posisi ini tidak berubah di simulasi 17 nama dengan elektabilitas sebesar 19,0%.
Kemudian di simulasi 5 nama, Erick Thohir tetap berada di posisi pertama cawapres dengan elektabilitas sebesar 22,9%. Direktur Eksekutif IPI, Burhanuddin Muhtadi mengatakan dukungan kepada eks Presiden Inter Milan tersebut belakangan mengalami tren kenaikan elektabilitas.
Berbeda dengan pesaingnya seperti Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil yang tengah mengalami tren penurunan. “Untuk cawapres hasilnya begini, Erick Thohir menempati peringkat pertama. Dukungan terhadap Erick Thohir meningkat, sementara nama lain cenderung stagnan dan menurun,” terang Burhanuddin dikutip, Selasa (25/7/2023).
Hal yang sama terlihat ketika simulasi berpasangan dengan Capres PDIP Ganjar Pranowo ataupun Capres Gerindra Prabowo Subianto. Erick Thohir terekam mampu menjadi kunci kemenangan dua capres tersebut di dalam simulasi.
Dalam simulasi, Ganjar Pranowo-Erick Thohir berhasil mengungguli lawannya yakni Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar dan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhyono (AHY). Ganjar-Erick Thohir terekam mendapatkan elektabilitas tertinggi di angka 37,6%, sedangkan Prabowo-Muhaimin di angka 32,7% dan Anies-AHY di angka 22,1%.
Begitu juga dengan Prabowo ketika menggandeng Erick Thohir berhasil mendapatkan elektabilitas tertinggi dari para pesaingnya. Elektabilitas tertinggi diperoleh duet Prabowo-Erick Thohir ketika berhadapan dengan pasangan Ganjar-Nasaruddin Umar dan Anies-Sandiaga Uno.
Prabowo-Erick Thohir terekam mendapatkan elektabilitas sebesar 37,0% sedangkan Ganjar-Nasaruddin di angka 32,8%, dan Anies-Sandiaga di angka 22,7%. Menanggapi hal ini, Burhanuddin menyatakan Erick Thohir memiliki daya dongkrak elektoral untuk pasangannya di angka 4%.
“Dalam simulasi tiga nama, Erick Thohir memberikan daya ungkit. Besarnya sekitar 4 persen. Masih tipis, tetapi dalam persaingan yang sungguh ketat saat ini, angka 4 persen itu adalah sangat penting untuk memenangkan Pilpres 2024,” pungkasnya.
(kri)