Fakta-fakta tentang Kusni Kasdut, Perampok Kawakan yang Pernah Jadi Pejuang Kemerdekaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nama Kusni Kasdut mungkin terdengar asing bagi sebagian masyarakat Tanah Air saat ini. Namun di masa lalu, sosoknya cukup populer sebagai perampok kawakan yang sering berbuat onar.
Meski demikian, Kusni Kasdut pernah menjadi pejuang kemerdekaan Indonesia. Beberapa kali, dia terlibat dalam pertempuran mempertahankan kemerdekaan bersama para pejuang lain.
Lebih jauh, berikut sejumlah fakta terkait Kusni Kasdut yang menarik untuk diketahui. Dari latar belakang hingga kiprahnya menjadi pejuang kemerdekaan bangsa.
Namun, hal lain terungkap pada buku berjudul ‘Kusni Kasdut’ karya Parakitri. Bukan berasal dari Blitar atau Malang, Kusni lahir di Kabupaten Tulungagung, tepatnya Desa Bayan Patikrejo. Sayang, publik terlanjur mengenalinya berasal dari Blitar.
Tak hanya membuat publik tersentak, setelahnya Kusni juga langsung menjadi penjahat paling dicari di Indonesia. Selain perampokan Museum Nasional, namanya juga pernah terlibat penculikan seorang dokter di Surabaya. Saat itu, dia meminta tebusan kepada keluarga dokter tersebut untuk membebaskannya.
Pada akhirnya, Kusni Kasdut memang sering tertangkap. Namun, dia juga berkali-kali kabur dari jeruji yang membelenggunya. Sejumlah penjara seperti Kalisosok Surabaya, Cipinang Jakarta, dan lainnya pernah diterobosnya.
Pada akhirnya, eksekusi mati dilakukan pada 16 Februari 1980. Eksekusi berjalan sesuai rencana. Menghadirkan sejumlah orang dari regu tembak, beberapa peluru tepat mengenai bagian vital dan membuatnya meninggal dunia.
Jauh sebelum perampokan Museum Nasional Jakarta yang membuat namanya dikenal banyak orang, Kusni adalah pejuang kemerdekaan. Meski demikian, tak banyak orang yang mengetahui cerita ini.
Pernah menjadi tentara di batalyon Matsumura Malang, Kusni banyak belajar ilmu perang, termasuk cara mengoperasikan senjata, mempelajari ilmu penyamaran, bergerilya, dan lainnya.
Saat Jepang kalah, Kusni sempat masuk ke barisan pejuang Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia. Setelah Nippon menyerah kepada sekutu, dia banyak terlibat pelucutan senjata tentara Jepang, termasuk di Malang.
Itulah sejumlah fakta terkait Kusni Kasdut, perampok legendaris Tanah Air yang dulunya pernah menjadi pejuang kemerdekaan.
Meski demikian, Kusni Kasdut pernah menjadi pejuang kemerdekaan Indonesia. Beberapa kali, dia terlibat dalam pertempuran mempertahankan kemerdekaan bersama para pejuang lain.
Lebih jauh, berikut sejumlah fakta terkait Kusni Kasdut yang menarik untuk diketahui. Dari latar belakang hingga kiprahnya menjadi pejuang kemerdekaan bangsa.
Baca Juga
Fakta Kusni Kasdut
1. Latar Belakang
Ignatius Waluyo alias Kusni Kasdut sempat dikenal luas sebagai perampok kawakan di Tanah Air. Ketika melihat informasi terkait latar belakangnya, dia kerap mengaku berasal dari Blitar, Jawa Timur.Namun, hal lain terungkap pada buku berjudul ‘Kusni Kasdut’ karya Parakitri. Bukan berasal dari Blitar atau Malang, Kusni lahir di Kabupaten Tulungagung, tepatnya Desa Bayan Patikrejo. Sayang, publik terlanjur mengenalinya berasal dari Blitar.
2. Pernah Merampok Museum Nasional Jakarta
Pada salah satu aksinya, Kusni Kasdut bersama timnya pernah menjadi perhatian publik setelah nekat merampok Museum Nasional Jakarta. Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 1963.Tak hanya membuat publik tersentak, setelahnya Kusni juga langsung menjadi penjahat paling dicari di Indonesia. Selain perampokan Museum Nasional, namanya juga pernah terlibat penculikan seorang dokter di Surabaya. Saat itu, dia meminta tebusan kepada keluarga dokter tersebut untuk membebaskannya.
3. Licin Ditangkap dan Sering Kabur
Menjadi penjahat paling dicari, Kusni dikenal sangat licin dan bernyali ketika hendak ditangkap. Bahkan, ketika akan disergap di Semarang, dia sempat melawan dan menyebabkan salah seorang petugas tertembak.Pada akhirnya, Kusni Kasdut memang sering tertangkap. Namun, dia juga berkali-kali kabur dari jeruji yang membelenggunya. Sejumlah penjara seperti Kalisosok Surabaya, Cipinang Jakarta, dan lainnya pernah diterobosnya.
4. Divonis Mati
Kusni mendapat vonis hukuman mati pada 1969. Dia sempat mengajukan grasi, namun ditolak oleh Presiden Soeharto. Sebelum dilakukan eksekusi, dia kerap berhasil kabur.Pada akhirnya, eksekusi mati dilakukan pada 16 Februari 1980. Eksekusi berjalan sesuai rencana. Menghadirkan sejumlah orang dari regu tembak, beberapa peluru tepat mengenai bagian vital dan membuatnya meninggal dunia.
5. Pernah Menjadi Pejuang Kemerdekaan
Sisi lain dari Kusni Kasdut sebelum dikenal sebagai perampok adalah pernah menjadi pejuang kemerdekaan. Contohnya, pada peristiwa 10 November di Surabaya, dia ikut berjuang di garda depan.Jauh sebelum perampokan Museum Nasional Jakarta yang membuat namanya dikenal banyak orang, Kusni adalah pejuang kemerdekaan. Meski demikian, tak banyak orang yang mengetahui cerita ini.
Pernah menjadi tentara di batalyon Matsumura Malang, Kusni banyak belajar ilmu perang, termasuk cara mengoperasikan senjata, mempelajari ilmu penyamaran, bergerilya, dan lainnya.
Saat Jepang kalah, Kusni sempat masuk ke barisan pejuang Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia. Setelah Nippon menyerah kepada sekutu, dia banyak terlibat pelucutan senjata tentara Jepang, termasuk di Malang.
Itulah sejumlah fakta terkait Kusni Kasdut, perampok legendaris Tanah Air yang dulunya pernah menjadi pejuang kemerdekaan.
(abd)