Mengawal 6 Arahan Presiden di Tahun Politik
loading...
A
A
A
Dr. Rasminto
Koordinator Bidang Perekonomian DPP KNPI dan Direktur Eksekutif Human Studies Institute
SEBAGAI seorang pemimpin negara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengemban tanggung jawab besar dalam memimpin dan mengarahkan negara selama 2 periode ini. Namun, penting bagi kita untuk melihat secara objektif atas enam poin arahan Presiden Jokowi dalam sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/7/2023).
Keenam poin arahan Presiden tersebut, yakni fokus dan waspada terhadap krisis, antisipasi dan proyeksi pendapatan negara, pengelolaan penerimaan negara sebaik mungkin, maksimalkan realisasi APBN/APBD, antisipasi kemarau panjang, dan stabilitas politik dan keamanan menjelang Pemilu 2024.
Pada arahan poin pertama, perlu diapresiasi bahwa persaingan politik dapat mendorong pengembangan program-program pemerintah yang lebih baik. Persaingan ini mendorong para pemimpin politik agar memperhatikan kebutuhan masyarakat dan menciptakan solusi inovatif dalam memenuhi tantangan yang dihadapi negara.
Dalam konteks ini, persaingan politik menjadi sarana untuk memperbaiki dan meningkatkan program-program pemerintah agar memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Namun, penting juga untuk diakui bahwa terlalu banyak persaingan politik dapat menghambat implementasi program-program pemerintah.
Ketika partai politik terlalu fokus pada persaingan dan pertarungan politik, risiko adanya penundaan atau penghentian program pemerintah menjadi lebih besar. Hal ini dapat merugikan masyarakat yang membutuhkan program-program tersebut dengan segera.
Oleh karena itu, perlu kesadaran dan kerja sama antara partai politik untuk menempatkan kepentingan masyarakat di atas persaingan politik sehingga program-program pemerintah dapat diimplementasikan dengan lancar dan bermanfaat signifikan bagi semua warga negara.
Arahan Presiden Jokowi yang kedua, mengimbau jajaran kabinet mengantisipasi dan memproyeksikan situasi yang berkembang dengan matang sehingga pendapatan negara tidak terganggu. Pesan ini mencerminkan kebijakan yang bijaksana dan perhatian pemerintah terhadap stabilitas keuangan negara.
Dengan melakukan antisipasi dan proyeksi yang baik, pemerintah dapat mengidentifikasi potensi risiko dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga pendapatan negara berjalan lancar. Namun, keberhasilan dalam mengantisipasi dan memproyeksikan pendapatan negara tidaklah mudah.
Ada berbagai faktor eksternal yang memengaruhi pendapatan negara, seperti fluktuasi ekonomi global, perubahan kebijakan internasional, atau peristiwa tak terduga. Oleh karena itu, jajaran pemerintahan harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang mungkin terjadi di masa depan.
Koordinator Bidang Perekonomian DPP KNPI dan Direktur Eksekutif Human Studies Institute
SEBAGAI seorang pemimpin negara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengemban tanggung jawab besar dalam memimpin dan mengarahkan negara selama 2 periode ini. Namun, penting bagi kita untuk melihat secara objektif atas enam poin arahan Presiden Jokowi dalam sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/7/2023).
Keenam poin arahan Presiden tersebut, yakni fokus dan waspada terhadap krisis, antisipasi dan proyeksi pendapatan negara, pengelolaan penerimaan negara sebaik mungkin, maksimalkan realisasi APBN/APBD, antisipasi kemarau panjang, dan stabilitas politik dan keamanan menjelang Pemilu 2024.
Pada arahan poin pertama, perlu diapresiasi bahwa persaingan politik dapat mendorong pengembangan program-program pemerintah yang lebih baik. Persaingan ini mendorong para pemimpin politik agar memperhatikan kebutuhan masyarakat dan menciptakan solusi inovatif dalam memenuhi tantangan yang dihadapi negara.
Dalam konteks ini, persaingan politik menjadi sarana untuk memperbaiki dan meningkatkan program-program pemerintah agar memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Namun, penting juga untuk diakui bahwa terlalu banyak persaingan politik dapat menghambat implementasi program-program pemerintah.
Ketika partai politik terlalu fokus pada persaingan dan pertarungan politik, risiko adanya penundaan atau penghentian program pemerintah menjadi lebih besar. Hal ini dapat merugikan masyarakat yang membutuhkan program-program tersebut dengan segera.
Oleh karena itu, perlu kesadaran dan kerja sama antara partai politik untuk menempatkan kepentingan masyarakat di atas persaingan politik sehingga program-program pemerintah dapat diimplementasikan dengan lancar dan bermanfaat signifikan bagi semua warga negara.
Arahan Presiden Jokowi yang kedua, mengimbau jajaran kabinet mengantisipasi dan memproyeksikan situasi yang berkembang dengan matang sehingga pendapatan negara tidak terganggu. Pesan ini mencerminkan kebijakan yang bijaksana dan perhatian pemerintah terhadap stabilitas keuangan negara.
Dengan melakukan antisipasi dan proyeksi yang baik, pemerintah dapat mengidentifikasi potensi risiko dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga pendapatan negara berjalan lancar. Namun, keberhasilan dalam mengantisipasi dan memproyeksikan pendapatan negara tidaklah mudah.
Ada berbagai faktor eksternal yang memengaruhi pendapatan negara, seperti fluktuasi ekonomi global, perubahan kebijakan internasional, atau peristiwa tak terduga. Oleh karena itu, jajaran pemerintahan harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang mungkin terjadi di masa depan.