Kejahatan Bisnis Internet yang Mengintai Konsumen
loading...
A
A
A
Komjen. Pol. Drs. Dharma Pongrekun, M.M., M.H.
Mantan Penyidik Bareskrim POLRI, Menangani Kasus Pencurian Pulsa di Ruang Siber Tahun 2011
KETERGANTUNGAN orang untuk tetap berada di ruang siber semakin hari semakin tinggi. Hampir semua aktifitas orang-orang belakangan ini sangat tergantung kepada akses internet. Terlepas apakah mereka dari golongan ekonomi lemah atau kuat, atau dari daerah manapun, dari perkotaan sampai ke pedesaan tidak dapat lepas dari kebutuhan internet. Semua proses belajar dan mengajar harus online. Mulai dari proses seleksi murid/mahasiswa hingga ujian akhir. Mereka yg tidak punya cukup uang untuk membeli laptop, smartphone, berlangganan internet, dan membeli pulsa dapat tersingkir dari sistem pendidikan.
Dibalik kebutuhan ini banyak masalah-masalah yang timbul. Sebagai contoh, di Benowo Surabaya, seorang siswi SD kabur dari rumah gegara menghabiskan pulsa ibunya untuk mengerjakan tugas daring dari sekolahnya. Lebih lanjut, tidak semua infrastruktur telekomunikasi dapat menjangkau setiap titik di tanah air dengan baik. Para operator bisa jadi hanya berfokus untuk daerah-daerah yang mempunyai kepadatan pengguna yang tinggi.
Seorang mahasiswi warga Dusun Nalan II, Desa Kenalan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah terpaksa harus menempuh lokasi sejauh 1 Km dari rumah nya dan duduk di pinggir jalan dengan membawa laptop semenjak kampusnya, Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) memberlakukan kuliah online atau daring. Jadi, internet sudah menjadi kebutuhan primer yang membuat orang selalu berusaha jangan kehabisan pulsa atau kuota di smartphone mereka.
Kita harus mengerti lebih dalam bagaimana bisnis internet saat ini menjadi tambang angka-angka bagi penguasa internet untuk meraup keuntungan dari para konsumennya. Apakah pernah terpikirkan oleh kita darimana pulsa itu dan apa bentuknya? Hal ini tentu tidak pernah terpikirkan di benak kita kan. Kita hanya terus-menerus membeli pulsa itu dan asik menggunakannya, tanpa tahu bagaimana cara perhitungan penggunaan pulsa tersebut. Tapi saat ini kita sudah masuk kedalam sistem yang mereka buat, tanpa pulsa maka kita seperti urat nadi yang kehilangan denyutnya (pulse), karena tidak ada yang bisa kita lakukan untuk beraktifitas di dalam kehidupan saat ini yang semua berada di ruang siber.
Pemahaman pelanggan terhadap perhitungan pulsa sangat minim. Jumlah paket yg disediakan operator juga sangat banyak dan beragam, hal ini menambah kebingungan pelanggan dalam membanding-bandingkan paket-paket tersebut. Ditambah lagi dengan ketidak transparannya perhitungan pemakaian pulsa membuat pelanggan berada pada posisi yang lemah. Lebih lanjut, sebenarnya ada apa di balik pulsa itu?
Apa itu Pulsa?
Pulsa adalah satuan perhitungan biaya untuk dapat menggunakan layanan-layanan dari operator. Pulsa berbentuk saldo yang tersimpan di server milik operator yang kemudian dijual kepada konsumen. Pulsa fungsinya mirip seperti uang, sebagai alat pembayaran atas jasa yang diberikan oleh operator. Operator bebas menciptakan pulsa sebanyak apa pun dan bebas menentukan tarif kepada pelanggan. Karena operator bebas menciptakan pulsa, maka untuk mendulang uang yang banyak dari pelanggan, operator membuat kondisi supaya pelanggan terus menerus membeli pulsa. Salah satunya dengan Value Added Service (VAS) seperti Ring Back Tone (RBT) dan SMS berbayar (SMS REG).
Layanan VAS tersebut rawan terjadinya pencurian pulsa. Pada modus pencurian ini, modus operandinya adalah operator menawarkan layanan tambahan dengan banyak bujuk rayu. Ketika pelanggan mengirim pesan REG untuk satu layanan premium, maka pelanggan akan dikirimi oleh operator yang nakal lebih dari satu layanan premium yang sebetulnya tidak pelanggan tersebut daftarkan. Akibatnya, pulsa pelanggan akan habis dengan cepat.
Memasuki era smartphone baru munculah internet, dalam hal penggunaan internetnya, kita memerlukan pulsa tersebut yang digunakan untuk membeli paket internet. Paket internet ini diukur dalam hal banyaknya paket data yang dikirimkan melalui internet (baik download maupun upload). Hal ini yang disebut kuota data internet. Paket kuota data internet ini diskemakan dengan sejumlah gigabyte data yang dialirkan, kecepatan data, dan masa aktif penggunaan. Namun, pelanggan tidak pernah mengetahui perhitungan data yang telah digunakan.
Beberapa operator belum menggunakan platform billing yang realtime, sehingga informasi pemakaian dari log system diambil secara periodik. Setiap pengambilan ini, untuk perhitungan pemakaian terjadi proses pembulatan (rounding). Beberapa operator selalu melakukan pembulatan keatas. Hal ini tentu akan membuat pemakaian kuota yang lebih besar.
Jenis paket-paket yang disediakan oleh para operator sekarang ini sangat banyak dan beragam, hal ini dapat membuat para konsumen bingung untuk memilih paket yang sesuai dengan apa yang akan mereka pakai. Para operator sering melakukan bundling kuota internet secara umum dengan dengan kuota khusus untuk akses sosmed, sehingga memberikan kesan total kuota internet yang diberikan sangat murah.
Jika kita lihat dari penjualan paket kuota data internet ini terdapat bisnis yang bermain untuk mendapatkan untung yang luar biasa dari konsumen. Operator sering menawarkan paket-paket yang sangat menarik yaitu dengan membagi paket kuota data internet kedalam beberapa jenis layanan. Mulai dari jenis paket berdasarkan pembatasan waktu, ada jatah internet pagi, siang dan malam, bahkan juga terdapat paket layanan untuk menggunakan layanan streaming. Semua itu diberikan dengan harga yang sangat menarik, ini sengaja agar konsumen terhasut untuk membelinya, padahal jika dipikirkan itu tidak semua digunakan. Ini permainan bisnis internet yang dilakukan operator untuk mengelabuhi para konsumennya.
Perlu diketahui juga bahwa terdapat akses internet yang tanpa disadari akan menghabiskan pulsa/kuota internet. Banyak aplikasi-aplikasi di latarbelakang (background process) tetap berjalan dan menghabiskan kuota internet walaupun pelanggan tidak sedang menggunakan smartphone tersebut. Akibatnya, pelanggan sering mengalami kehabisan kuota internet tiba-tiba, sehingga mereka harus membeli kuota internet terus-menerus.
Operator bisa menggunakan alasan pemakaian aplikasi latar tanpa sadar (background process aplikasi) oleh pelanggan untuk menutupi ketidak-transparannya operator dalam menghitung berapa pemakaian transmisi data tersebut. Dengan alasan seperti ini pelanggan selalu dalam posisi yang lemah. Di sisi lain pelanggan tidak mungkin berhenti berlangganan karena internet sudah menjadi kebutuhan supra primer manusia. Untuk mengatasi masalah-masalah ini, pihak yang berwenang harus melakukan penulusuran agar konsumen tidak selalu menjadi korban.
Mantan Penyidik Bareskrim POLRI, Menangani Kasus Pencurian Pulsa di Ruang Siber Tahun 2011
KETERGANTUNGAN orang untuk tetap berada di ruang siber semakin hari semakin tinggi. Hampir semua aktifitas orang-orang belakangan ini sangat tergantung kepada akses internet. Terlepas apakah mereka dari golongan ekonomi lemah atau kuat, atau dari daerah manapun, dari perkotaan sampai ke pedesaan tidak dapat lepas dari kebutuhan internet. Semua proses belajar dan mengajar harus online. Mulai dari proses seleksi murid/mahasiswa hingga ujian akhir. Mereka yg tidak punya cukup uang untuk membeli laptop, smartphone, berlangganan internet, dan membeli pulsa dapat tersingkir dari sistem pendidikan.
Dibalik kebutuhan ini banyak masalah-masalah yang timbul. Sebagai contoh, di Benowo Surabaya, seorang siswi SD kabur dari rumah gegara menghabiskan pulsa ibunya untuk mengerjakan tugas daring dari sekolahnya. Lebih lanjut, tidak semua infrastruktur telekomunikasi dapat menjangkau setiap titik di tanah air dengan baik. Para operator bisa jadi hanya berfokus untuk daerah-daerah yang mempunyai kepadatan pengguna yang tinggi.
Seorang mahasiswi warga Dusun Nalan II, Desa Kenalan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah terpaksa harus menempuh lokasi sejauh 1 Km dari rumah nya dan duduk di pinggir jalan dengan membawa laptop semenjak kampusnya, Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) memberlakukan kuliah online atau daring. Jadi, internet sudah menjadi kebutuhan primer yang membuat orang selalu berusaha jangan kehabisan pulsa atau kuota di smartphone mereka.
Kita harus mengerti lebih dalam bagaimana bisnis internet saat ini menjadi tambang angka-angka bagi penguasa internet untuk meraup keuntungan dari para konsumennya. Apakah pernah terpikirkan oleh kita darimana pulsa itu dan apa bentuknya? Hal ini tentu tidak pernah terpikirkan di benak kita kan. Kita hanya terus-menerus membeli pulsa itu dan asik menggunakannya, tanpa tahu bagaimana cara perhitungan penggunaan pulsa tersebut. Tapi saat ini kita sudah masuk kedalam sistem yang mereka buat, tanpa pulsa maka kita seperti urat nadi yang kehilangan denyutnya (pulse), karena tidak ada yang bisa kita lakukan untuk beraktifitas di dalam kehidupan saat ini yang semua berada di ruang siber.
Pemahaman pelanggan terhadap perhitungan pulsa sangat minim. Jumlah paket yg disediakan operator juga sangat banyak dan beragam, hal ini menambah kebingungan pelanggan dalam membanding-bandingkan paket-paket tersebut. Ditambah lagi dengan ketidak transparannya perhitungan pemakaian pulsa membuat pelanggan berada pada posisi yang lemah. Lebih lanjut, sebenarnya ada apa di balik pulsa itu?
Apa itu Pulsa?
Pulsa adalah satuan perhitungan biaya untuk dapat menggunakan layanan-layanan dari operator. Pulsa berbentuk saldo yang tersimpan di server milik operator yang kemudian dijual kepada konsumen. Pulsa fungsinya mirip seperti uang, sebagai alat pembayaran atas jasa yang diberikan oleh operator. Operator bebas menciptakan pulsa sebanyak apa pun dan bebas menentukan tarif kepada pelanggan. Karena operator bebas menciptakan pulsa, maka untuk mendulang uang yang banyak dari pelanggan, operator membuat kondisi supaya pelanggan terus menerus membeli pulsa. Salah satunya dengan Value Added Service (VAS) seperti Ring Back Tone (RBT) dan SMS berbayar (SMS REG).
Layanan VAS tersebut rawan terjadinya pencurian pulsa. Pada modus pencurian ini, modus operandinya adalah operator menawarkan layanan tambahan dengan banyak bujuk rayu. Ketika pelanggan mengirim pesan REG untuk satu layanan premium, maka pelanggan akan dikirimi oleh operator yang nakal lebih dari satu layanan premium yang sebetulnya tidak pelanggan tersebut daftarkan. Akibatnya, pulsa pelanggan akan habis dengan cepat.
Memasuki era smartphone baru munculah internet, dalam hal penggunaan internetnya, kita memerlukan pulsa tersebut yang digunakan untuk membeli paket internet. Paket internet ini diukur dalam hal banyaknya paket data yang dikirimkan melalui internet (baik download maupun upload). Hal ini yang disebut kuota data internet. Paket kuota data internet ini diskemakan dengan sejumlah gigabyte data yang dialirkan, kecepatan data, dan masa aktif penggunaan. Namun, pelanggan tidak pernah mengetahui perhitungan data yang telah digunakan.
Beberapa operator belum menggunakan platform billing yang realtime, sehingga informasi pemakaian dari log system diambil secara periodik. Setiap pengambilan ini, untuk perhitungan pemakaian terjadi proses pembulatan (rounding). Beberapa operator selalu melakukan pembulatan keatas. Hal ini tentu akan membuat pemakaian kuota yang lebih besar.
Jenis paket-paket yang disediakan oleh para operator sekarang ini sangat banyak dan beragam, hal ini dapat membuat para konsumen bingung untuk memilih paket yang sesuai dengan apa yang akan mereka pakai. Para operator sering melakukan bundling kuota internet secara umum dengan dengan kuota khusus untuk akses sosmed, sehingga memberikan kesan total kuota internet yang diberikan sangat murah.
Jika kita lihat dari penjualan paket kuota data internet ini terdapat bisnis yang bermain untuk mendapatkan untung yang luar biasa dari konsumen. Operator sering menawarkan paket-paket yang sangat menarik yaitu dengan membagi paket kuota data internet kedalam beberapa jenis layanan. Mulai dari jenis paket berdasarkan pembatasan waktu, ada jatah internet pagi, siang dan malam, bahkan juga terdapat paket layanan untuk menggunakan layanan streaming. Semua itu diberikan dengan harga yang sangat menarik, ini sengaja agar konsumen terhasut untuk membelinya, padahal jika dipikirkan itu tidak semua digunakan. Ini permainan bisnis internet yang dilakukan operator untuk mengelabuhi para konsumennya.
Perlu diketahui juga bahwa terdapat akses internet yang tanpa disadari akan menghabiskan pulsa/kuota internet. Banyak aplikasi-aplikasi di latarbelakang (background process) tetap berjalan dan menghabiskan kuota internet walaupun pelanggan tidak sedang menggunakan smartphone tersebut. Akibatnya, pelanggan sering mengalami kehabisan kuota internet tiba-tiba, sehingga mereka harus membeli kuota internet terus-menerus.
Operator bisa menggunakan alasan pemakaian aplikasi latar tanpa sadar (background process aplikasi) oleh pelanggan untuk menutupi ketidak-transparannya operator dalam menghitung berapa pemakaian transmisi data tersebut. Dengan alasan seperti ini pelanggan selalu dalam posisi yang lemah. Di sisi lain pelanggan tidak mungkin berhenti berlangganan karena internet sudah menjadi kebutuhan supra primer manusia. Untuk mengatasi masalah-masalah ini, pihak yang berwenang harus melakukan penulusuran agar konsumen tidak selalu menjadi korban.
(ras)