Jokowi Presiden Paling Disukai, Melebihi Soeharto dan Soekarno

Senin, 19 Juni 2023 - 17:18 WIB
loading...
Jokowi Presiden Paling Disukai, Melebihi Soeharto dan Soekarno
Presiden Jokowi menyapa relawan saat menghadiri acara Gerakan Nusantara Bersatu: Satu Komando Untuk Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/11/2022). FOTO/ANTARA/Aprillio Akbar
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) menjadi presiden paling disukai sepanjang sejarah kepemimpinan Republik Indonesia (RI). Persentase publik yang menyukai Jokowi melebihi enam presiden sebelumnya, termasuk Soekarno .

Hal ini terpotret dari hasil survei terbaru LSI Denny JA berjudul Dari Jokowi hingga Bung Karno dan Pilihan Capres 2024. Berdasarkan hasil survei itu Presiden Jokowi disukai oleh 35,1% publik Indonesia.

Di posisi keduanya, presiden yang paling disukai adalah Presiden Soeharto dengan 31,9%. Disusul Presiden Soekarno 10%, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 9,1%; dan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 4,6%.



"Bacharuddin Jusuf Habibie menjadi presiden paling disukai oleh 3,6%, dan Megawati Soekarnoputri oleh 0,3%," kata Direktur KCI-LSI Dennya JA Adjie Alfaraby dalam keterangan tertulis, Senin (19/6/2023).

Jika dibedah dari segmen ekonomi, Jokowi menjadi presiden paling disukai masyarakat dengan pendapatan Rp4 juta ke bawah. Untuk masyarakat dengan pendapatan Rp4 juta ke atas, Soeharto menjadi presiden paling disukai.

Untuk segmen pendidikan, Jokowi paling disukai untuk masyarakat yang pendidikannya tamat SMA ke atas. Soeharto paling disukai di masyarakat dengan pendidikan tamat SMP ke bawah.

"Dari sisi penganut agama, Jokowi menjadi presiden paling disukai di pemeluk agama Islam maupun pemeluk agama non-Islam," kata Adjie Alfaraby.

Secara gender, kata Adjie, Jokowi paling disukai baik di laki-laki maupun di perempuan.



Presiden yang disukai di segmen pilihan partai memperlihatkan kecenderungan yang menarik. Jokowi paling disukai di pemilih PDIP. Soeharto paling disukai di pemilih Golkar, Gerindra, Nasdem, PKS, PAN, PPP. SBY paling disukai di pemilih Partai Demokrat.

Dari segmen usia, Jokowi menjadi pilihan presiden paling disukai oleh masyarakat yang berusia 50 tahun ke bawah. Masyarakat yang berusia 50 tahun ke atas, presiden paling disukainya adalah Soeharto.

"Memori pemilih usia 50 tahun ke atas, yang lahir sebelum tahun 1973, masih dipesona oleh sisi kuat mantan Presiden Soeharto," kata Adjie.

Dari sisi capres 2024, Prabowo Subianto unggul di pemilih yang menyukai Jokowi, Soeharto, dan Gus Dur. Ganjar Pranowo unggul di pemilih yang menyukai Soekarno dan Megawati. Sementara Anies Baswedan unggul di pemilih yang menyukai SBY dan Habibie.

Dilihat dari teritori, Jokowi paling disukai oleh publik yang berada di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali–NTB-NTT, dan Maluku–Papua. Sedangkan Soeharto paling disukai di masyarakat yang berada di Sulawesi.

"Di semua segmen masyarakat, praktis Jokowi dan Soeharto yang saling mengalahkan," katanya.

Menurut Adjie, Jokowi dan Soeharto bersaing ketat sebagai presiden yang paling disukai karena beberapa hal. Pertama, Jokowi presiden yang tengah menjabat, kedekatannya dengan rakyat terasa otentik dan masih segar dalam memori publik.

Kedua, di luar sisi negatifnya, peran Soeharto membangun ekonomi Indonesia, berdialog dengan rakyat kecil masih kuat dalam ingatan publik luas. Tak heran, Suharto lebih disukai dibandingkan semua presiden era reformasi: Habibie, Gus Dur, Mega dan SBY, kecuali Jokowi.

Ketiga, Bung Karno presiden sangat berjasa. Namun generasi yang hidup di era Bung Karno berkuasa semakin sedikit, sehingga Bung Karno kalah populer di kalangan mayoritas populasi yang memang tak mengalami leadership Bung Karno secara langsung.

"Keempat, presiden lain, di luar Jokowi, Soeharto dan Bung Karno, tetap di kenal tapi kalah kuat citranya sebagai presiden yang dekat dengan rakyat," kata Adjie.

Untuk diketahui, survei terbaru LSI Denny JA dilaksanakan 30 Mei-12 Juni 2023 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia.Margin of error survei sebesar 2,9%.

Selain survei dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dan analisa dengan metode kualitatif, seperti analisis media, in-depth interview, expert judgement dan focus group discussion.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 3.7260 seconds (0.1#10.140)