Tema IHRS 2023 Selaras dengan Fokus Pemerintahan Jokowi, Meningkatkan Kualitas SDM
loading...
A
A
A
BALI - Gelaran Human Resource Summit (IHRS) 2023 yang mengusung tema, ‘Redefining Human Capital: Inspiring People to Take Action. Think Big, Win Big’ selaras dengan fokus Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menitikberatkan peningkatan kualitas SDMsebagai program prioritas Kabinet Indonesia Maju, setelah sebelumnya infrastruktur menjadi prioritas utama.
baca juga: 1.074 Praktisi SDM Semarakkan IHRS 2023
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), maka diperlukan aksi atau tindakan nyata untuk memformulasikan mengenai langkah dan upaya yang harus dilakukan.
“Pembangunan SDM akan menjadi prioritas utama. Membangun SDM yang terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mengundang talent-talent global untuk bekerja sama dengan pemerintah,” kata Presiden Jokowi dalam pidato pertamanya setelah resmi dilantik sebagai Presiden periode 2019 - 2024, di Gedung MPR DPR RI, November 2019 lalu.
Diketahui, gelaran IHRS 2023 yang diinisiasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memiliki peran penting dalam mendorong peningkatan kualitas SDM di tanah air, karena dalam kegiatan ini para peserta dapat memperluas pengetahuan mereka tentang perkembangan terkini dalam bidang SDM.
baca juga: Mengikuti Perkembangan Terkini di Dunia SDM lewat Gelaran IHRS 2023
“Melalui presentasi, diskusi, dan pameran, para peserta dapat mempelajari praktik terbaik, tren, dan inovasi dalam manajemen SDM. Ini dapat membantu mereka dalam menghadapi tantangan baru dengan wawasan yang selalu dikembangkan,” ujar Sekretaris SKK Migas Shinta Damayanti pada jumpa pers usai pembukaan acara The 13th Indonesia Human Resource Summit (IHRS), di Bali Nusa Dua Convention Center, Senin (19/6/2023).
Shinta menjelaskan, IHRS juga menjadi platform bagi para profesional SDM untuk bertemu, berinteraksi, dan berbagi pengalaman. "Pada akhirnya, hal tersebut diharapkan dapat membantu para peserta untuk mengadopsi praktik dan strategi terbaik dalam pengelolaan SDM,” kata Shinta.
Di tempat yang sama, Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf dalam sambutannya mengatakan, salah satu aspek terpenting dalam industri hulu migas adalah people, dan ini menjadi fokus dalam kegiatan IHRS.
baca juga: Perkuat Peran SKK Migas Melalui Realisasi RUU Migas
Menurut Nanang, visi besar dan rencana strategis SKK Migas bersama KKKS akan sulit terwujud jika tidak mengubah mindset. “Hasil yang besar tidak mungkin dipanen dari cara-cara kerja yang biasa-biasa saja. Untuk mewujudkan hal ini, yang harus ditanamkan adalah kita harus bekerja dengan pendekatan business-not-as usual," ujar Nanang.
Pendekatan ini, sambung Nanang, akan menghadirkan terobosan cara-cara kerja yang lebih baik, lebih cepat, dan pada akhirnya lebih mendekatkan kita pada visi yang ingin dicapai.
Ada dua hal yang perlu ditanamkan dalam mendorong perubahan mindset adalah sense of crisis dan sense of urgency. Sejauh mana kita sudah memiliki sense of crisis dan sense of urgency utamanya terhadap keselamatan kerja di industri hulu migas.
"Walaupun incident rate Indonesia masih berada di bawah rata-rata incident rate global, kita perlu memastikan bahwa tidak ada insan pekerja hulu migas yang mengalami kecelakaan kerja,” tegasnya.
baca juga: Demi Target 1 Juta Barel Minyak per Hari, Pemerintah Gulirkan Insentif
Dalam kesempatan itu, Nanang sempat menyinggung, bahwa pada 2050 kebutuhan minyak bumi diperkirakan meningkat dari 1,66 juta barel minyak per hari (BOPD) menjadi 3,97 juta BOPD, atau naik sebesar 139%.
Sedangkan kebutuhan gas bumi meningkat jauh lebih besar, yaitu sebesar 298%. Kebutuhan gas bumi saat ini berada pada kisaran 6 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), sedangkan kebutuhan gas bumi diperkirakan mencapai 26.000 MMSCFD. “Untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu adanya perubahan mindset dari para pekerja industri hulu migas,” tukas Nanang.
Seperti halnya mengubah kebiasaan, sambung Nanang, perubahan mindset bukanlah perkara yangmudah dan tidak akan selesai dalam waktu satu hari saja. Perlu strategi yang cermat dan praktik berulang sehingga mindset baru akan benar-benar terinternalisasi.
“Dalam acara IHRS inilah pentingnya peran fungsi SDM untuk melakukan human resources engineering yang dapat mempercepat dan memperkuat proses perubahan mindset ini,” kata Nanang.
Sementara itu, Mira Tripuspita selaku Chairwoman The 13th Indonesia HR Summit dalam laporannya mengatakan, tahun ini IHRS diikuti 1.074 orang praktisi SDM. "Para praktisi bidang SDM ini berasal dari beragam industri antara lain minyak dan gas, perbankan, asuransi, kesehatan, perusahaanrintisan, pertambangan, akademisi, manufaktur, dan lainnya,” kata Mira.
Mira menyampaikan, IHRS 2023 terselenggara berkat kolaborasi SKK Migas dengan tiga perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yakni PT Pertamina Eksplorasi Produksi ( Pertamina EP ), Saka Indonesia Pangkah Limited, Eni Muara Bakau B.V, serta didukung oleh PT Multi Taruna Sejati.
baca juga: 1.074 Praktisi SDM Semarakkan IHRS 2023
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), maka diperlukan aksi atau tindakan nyata untuk memformulasikan mengenai langkah dan upaya yang harus dilakukan.
“Pembangunan SDM akan menjadi prioritas utama. Membangun SDM yang terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mengundang talent-talent global untuk bekerja sama dengan pemerintah,” kata Presiden Jokowi dalam pidato pertamanya setelah resmi dilantik sebagai Presiden periode 2019 - 2024, di Gedung MPR DPR RI, November 2019 lalu.
Diketahui, gelaran IHRS 2023 yang diinisiasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memiliki peran penting dalam mendorong peningkatan kualitas SDM di tanah air, karena dalam kegiatan ini para peserta dapat memperluas pengetahuan mereka tentang perkembangan terkini dalam bidang SDM.
baca juga: Mengikuti Perkembangan Terkini di Dunia SDM lewat Gelaran IHRS 2023
“Melalui presentasi, diskusi, dan pameran, para peserta dapat mempelajari praktik terbaik, tren, dan inovasi dalam manajemen SDM. Ini dapat membantu mereka dalam menghadapi tantangan baru dengan wawasan yang selalu dikembangkan,” ujar Sekretaris SKK Migas Shinta Damayanti pada jumpa pers usai pembukaan acara The 13th Indonesia Human Resource Summit (IHRS), di Bali Nusa Dua Convention Center, Senin (19/6/2023).
Shinta menjelaskan, IHRS juga menjadi platform bagi para profesional SDM untuk bertemu, berinteraksi, dan berbagi pengalaman. "Pada akhirnya, hal tersebut diharapkan dapat membantu para peserta untuk mengadopsi praktik dan strategi terbaik dalam pengelolaan SDM,” kata Shinta.
Di tempat yang sama, Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf dalam sambutannya mengatakan, salah satu aspek terpenting dalam industri hulu migas adalah people, dan ini menjadi fokus dalam kegiatan IHRS.
baca juga: Perkuat Peran SKK Migas Melalui Realisasi RUU Migas
Menurut Nanang, visi besar dan rencana strategis SKK Migas bersama KKKS akan sulit terwujud jika tidak mengubah mindset. “Hasil yang besar tidak mungkin dipanen dari cara-cara kerja yang biasa-biasa saja. Untuk mewujudkan hal ini, yang harus ditanamkan adalah kita harus bekerja dengan pendekatan business-not-as usual," ujar Nanang.
Pendekatan ini, sambung Nanang, akan menghadirkan terobosan cara-cara kerja yang lebih baik, lebih cepat, dan pada akhirnya lebih mendekatkan kita pada visi yang ingin dicapai.
Ada dua hal yang perlu ditanamkan dalam mendorong perubahan mindset adalah sense of crisis dan sense of urgency. Sejauh mana kita sudah memiliki sense of crisis dan sense of urgency utamanya terhadap keselamatan kerja di industri hulu migas.
"Walaupun incident rate Indonesia masih berada di bawah rata-rata incident rate global, kita perlu memastikan bahwa tidak ada insan pekerja hulu migas yang mengalami kecelakaan kerja,” tegasnya.
baca juga: Demi Target 1 Juta Barel Minyak per Hari, Pemerintah Gulirkan Insentif
Dalam kesempatan itu, Nanang sempat menyinggung, bahwa pada 2050 kebutuhan minyak bumi diperkirakan meningkat dari 1,66 juta barel minyak per hari (BOPD) menjadi 3,97 juta BOPD, atau naik sebesar 139%.
Sedangkan kebutuhan gas bumi meningkat jauh lebih besar, yaitu sebesar 298%. Kebutuhan gas bumi saat ini berada pada kisaran 6 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), sedangkan kebutuhan gas bumi diperkirakan mencapai 26.000 MMSCFD. “Untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu adanya perubahan mindset dari para pekerja industri hulu migas,” tukas Nanang.
Seperti halnya mengubah kebiasaan, sambung Nanang, perubahan mindset bukanlah perkara yangmudah dan tidak akan selesai dalam waktu satu hari saja. Perlu strategi yang cermat dan praktik berulang sehingga mindset baru akan benar-benar terinternalisasi.
“Dalam acara IHRS inilah pentingnya peran fungsi SDM untuk melakukan human resources engineering yang dapat mempercepat dan memperkuat proses perubahan mindset ini,” kata Nanang.
Sementara itu, Mira Tripuspita selaku Chairwoman The 13th Indonesia HR Summit dalam laporannya mengatakan, tahun ini IHRS diikuti 1.074 orang praktisi SDM. "Para praktisi bidang SDM ini berasal dari beragam industri antara lain minyak dan gas, perbankan, asuransi, kesehatan, perusahaanrintisan, pertambangan, akademisi, manufaktur, dan lainnya,” kata Mira.
Mira menyampaikan, IHRS 2023 terselenggara berkat kolaborasi SKK Migas dengan tiga perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yakni PT Pertamina Eksplorasi Produksi ( Pertamina EP ), Saka Indonesia Pangkah Limited, Eni Muara Bakau B.V, serta didukung oleh PT Multi Taruna Sejati.
(hdr)