Rayakan Ulang Tahun ke-93, Emil Salim Gagas Satu Bumi untuk Semua Generasi
loading...
A
A
A
"Emil Salim Institute tergerak untuk berkontribusi signifikan dalam komitmen Indonesia menjalankan program mitigasi dan adaptasi dengan berkolaborasi bersama pemerintah, dunia usaha, pendidikan, dan civil society lainnya," kata E Kurniawan.
Ia mengatakan, Emil Salim Institute terpanggil untuk memastikan kesiapan sumber daya manusia Indonesia dalam melakukan mitigasi dan adaptasi di tengah perubahan iklim di 2045 dan seterusnya dengan visi besar mewujudkan Satu Bumi untuk Semua Generasi: Membangun Generasi Emas Indonesia 2045.
Besarnya potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM), membuat Indonesia memiliki peran penting dalam pengendalian iklim global. Namun di saat bersamaan, Indonesia juga rentan terhadap bencana alam yang diperparah oleh perubahan iklim. Karena itu, perlu memperkuat ketahanan iklim karena juga berkaitan erat dengan ketahanan tanah sebagai penopang ketahanan pangan, ketahanan air, dan ketahanan energi.
Sejumlah rangkaian aktivitas dan program disiapkan secara khusus untuk menyambut dan mewujudkan gagasan Satu Bumi untuk Semua Generasi sebagai visi Emil Salim untuk Indonesia Emas 2045.
Sejumlah program strategis yang dilakakukan di antaranya Program Penguatan Software, meliputi program penyusunan panduan dan pedoman dalam mengatasi Perubahan Iklim berupa program mitigasi dan program adaptasi. Kemudian Program Penguatan Hardware, meliputi program transformasi teknologi dari teknologi konvensional beralih menjadi Green Technology; dan Program Penguatan Brainware, meliputi program penguatan SDM sebagai motor penggerak terwujudnya SDM Tangguh dalam menghadapi Perubahan Iklim.
"Kami juga telah menetapkan kerangka waktu untuk literasi, peningkatan kapasitas, manajemen, penerapan teknologi, dan strategi agar pada 2030 mulai tercapai target-target awal menuju Indonesia Emas 2045," kata E Kurniawan.
Pada 2030 ditargetkan terjadi pencapaian di antaranya terwujudnya resilience ekonomi melalui transformasi ekonomi rendah karbon dan sistem yang tangguh menopang ketahanan pangan, air, dan energi. Kemudian tercapainya resilience sosial dan perikehidupan melalui peningkatan kapasitas dalam berbagai sistem kehidupan dan meningkatkan resilience ekosistem dan lanskap melalui pendekatan berbasis lanskap terintegrasi dalam manajemen ekosistem darat, laut, dan pesisir.
Ia mengatakan, Emil Salim Institute terpanggil untuk memastikan kesiapan sumber daya manusia Indonesia dalam melakukan mitigasi dan adaptasi di tengah perubahan iklim di 2045 dan seterusnya dengan visi besar mewujudkan Satu Bumi untuk Semua Generasi: Membangun Generasi Emas Indonesia 2045.
Besarnya potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM), membuat Indonesia memiliki peran penting dalam pengendalian iklim global. Namun di saat bersamaan, Indonesia juga rentan terhadap bencana alam yang diperparah oleh perubahan iklim. Karena itu, perlu memperkuat ketahanan iklim karena juga berkaitan erat dengan ketahanan tanah sebagai penopang ketahanan pangan, ketahanan air, dan ketahanan energi.
Sejumlah rangkaian aktivitas dan program disiapkan secara khusus untuk menyambut dan mewujudkan gagasan Satu Bumi untuk Semua Generasi sebagai visi Emil Salim untuk Indonesia Emas 2045.
Sejumlah program strategis yang dilakakukan di antaranya Program Penguatan Software, meliputi program penyusunan panduan dan pedoman dalam mengatasi Perubahan Iklim berupa program mitigasi dan program adaptasi. Kemudian Program Penguatan Hardware, meliputi program transformasi teknologi dari teknologi konvensional beralih menjadi Green Technology; dan Program Penguatan Brainware, meliputi program penguatan SDM sebagai motor penggerak terwujudnya SDM Tangguh dalam menghadapi Perubahan Iklim.
Baca Juga
"Kami juga telah menetapkan kerangka waktu untuk literasi, peningkatan kapasitas, manajemen, penerapan teknologi, dan strategi agar pada 2030 mulai tercapai target-target awal menuju Indonesia Emas 2045," kata E Kurniawan.
Pada 2030 ditargetkan terjadi pencapaian di antaranya terwujudnya resilience ekonomi melalui transformasi ekonomi rendah karbon dan sistem yang tangguh menopang ketahanan pangan, air, dan energi. Kemudian tercapainya resilience sosial dan perikehidupan melalui peningkatan kapasitas dalam berbagai sistem kehidupan dan meningkatkan resilience ekosistem dan lanskap melalui pendekatan berbasis lanskap terintegrasi dalam manajemen ekosistem darat, laut, dan pesisir.
(mhd)