Merdeka Belajar dan Generasi Emas Pancasila

Jum'at, 02 Juni 2023 - 22:30 WIB
loading...
Merdeka Belajar dan...
Fasilitator Sekolah Penggerak Kemendikbudristek Harry Yulianto. FOTO/DOK.PRIBADI
A A A
Harry Yulianto
Fasilitator Sekolah Penggerak Kemendikbudristek

PERKEMBANGAN teknologi dan ilmu pengetahuan membawa dampak besar pada kehidupan manusia di era modern. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (seperti: internet, media sosial, serta perangkat mobile), telah mengubah cara manusia berinteraksi, bekerja, dan belajar. Namun, di balik manfaatnya, kemajuan teknologi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap perubahan karakter generasi bangsa.

Teknologi telah mengubah pola komunikasi generasi saat ini. Kehadiran media sosial dan platform pesan instan memungkinkan komunikasi yang cepat, namun seringkali dangkal dan kurang memiliki kohesivitas personal. Generasi muda cenderung lebih mengandalkan komunikasi digital dibandingkan komunikasi tatap muka, yang dapat mengurangi kemampuannya dalam berinteraksi secara langsung dan membangun hubungan yang kuat.

Era digital telah menciptakan fenomena ketergantungan teknologi, seperti kecanduan media sosial, game online, dan gawai. Generasi muda seringkali terjebak dalam penggunaan berlebihan dan tidak sehat terhadap teknologi, yang dapat mengganggu waktu belajar, tidur yang cukup, serta interaksi sosial yang sehat. Ketergantungan pada teknologi dapat mengurangi konsentrasi, kreativitas, serta kemandiriannya.

Kemudahan akses terhadap informasi melalui internet telah menciptakan overload informasi bagi generasi muda, sehingga mudah terpapar dengan berbagai konten, baik yang bermanfaat maupun yang merugikan. Pemahaman yang kurang dalam menyaring informasi yang valid dan akurat dapat menyebabkan kesalahpahaman, kebingungan, dan penyebaran berita palsu (hoaks).

Media massa dan iklan yang semakin dominan dalam kehidupan sehari-hari telah memberikan pengaruh besar terhadap generasi muda. Budaya konsumerisme dan materialisme menjadi fokus utama, yang dapat mengabaikan nilai-nilai sosial, kemanusiaan, dan empati pada lingkungannya. Generasi muda sering terpengaruh oleh citra diri yang dibangun oleh media dan menjadi terobsesi dengan penampilan dan popularitas.

Perkembangan teknologi yang cepat mengakibatkan kurangnya kesadaran dan pengawasan dari orang tua terhadap dampak negatif yang dapat timbul dari penggunaan teknologi yang tidak sehat atau tidak bertanggung jawab. Degradasi perubahan karakter generasi bangsa di era kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan memiliki implikasi yang serius bagi masa depan bangsa. Hilangnya nilai-nilai seperti kerja keras, disiplin, empati, dan tanggung jawab dapat mengancam jati diri generasi bangsa.

Untuk mewujudkan generasi emas yang berkarakter Pancasila, pendidikan memainkan peranan yang utama. Kurikulum yang terintegrasi dengan nilai-nilai Pancasila, pendekatan pembelajaran yang membangun karakter, dan peran guru sebagai pendamping dan teladan moral menjadi elemen penting dalam membentuk generasi yang unggul.

Pendidikan memiliki peran krusial dalam membentuk peradaban dan masa depan suatu bangsa. Di tengah dinamika global dan kompleksitas tantangan zaman, Indonesia sebagai negara yang berlandaskan Pancasila memiliki tanggung jawab besar untuk mencetak generasi emas yang memiliki karakter kuat dan teguh pada nilai-nilai Pancasila. Generasi emas berkarakter Pancasila merujuk pada generasi muda yang memiliki karakter unggul, kuat, dan teguh pada nilai-nilai Pancasila sebagai landasan ideologi negara.

Untuk mencapai tujuan tersebut, konsep Kurikulum Merdeka Belajar menjadi salah satu inisiatif penting dalam membangun peradaban generasi emas berkarakter Pancasila. Perubahan paradigma kurikulum menjadi sangat penting, di mana paradigma pendidikan tradisional yang terfokus pada pengajaran dengan dominasi guru perlu bertransformasi menjadi paradigma baru yang lebih adaptif, inklusif, dan berpusat pada peserta didik.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1593 seconds (0.1#10.140)