Beda Generasi, 3 Jenderal Lulusan Terbaik Akmil Bersatu di Ring 1 Jokowi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tiga jenderal lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil) berada di lingkaran Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) untuk membantu tugas-tugas pemerintahan. Jika menghitung Akademi Kepolisian (Akpol), terdapat empat jenderal Adhi Makayasa -Tri Sakti Wiratama.
Tiga jenderal Akmil yang bersatu di ring 1 Jokowi yakni Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala Staf Presiden Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, dan Wakil Menteri Pertahanan Letnan Jenderal TNI Muhammad Herindra. Ketiganya penyandang lencana Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama di generasi berbeda.
Luhut merupakan sosok paling senior. Jenderal pendiri Sat 81 Kopassus ini merupakan lulusan terbaik Akmil 1970. Di bawahnya terdapat Moeldoko yang merupakan lulusan terbaik Akmil 1981. Enam generasi di bawahnya terdapat Herindra, mantan Danjen Korps Baret Merah yang merupakan abituren terbaik Akmil 1987.
Luhut dan Herindra berada dalam Kabinet Indonesia Maju. Sedangkan Moeldoko menggawangi Kantor Staf Kepresidenan, lembaga setingkat menteri yang menjalankan tugas memberikan dukungan kepada presiden dan wakil presiden dalam melaksanakan pengendalian program-program prioritas nasional, komunikasi politik, dan pengelolaan isu strategis.
“Selain melakukan pengendalian, Kantor Staf Presiden juga melaksanakan fungsi memberikan dukungan percepatan pelaksanaan, monitor dan evaluasi program prioritas nasional dan isu strategis, menyelesaikan masalah secara komprehensif terhadap program-program prioritas nasional yang dalam pelaksanaannya mengalami hambatan, pengelolaan isu strategis,” tulis laman resmi KSP, dikutip Jumat (2/6/2023).
Sebagaimana Luhut dan Herindra, Moeldoko juga bertanggung jawab langsung kepada presiden. Dalam pelaksanaan tugasnya, dia dibantu oleh beberapa deputi dan kesekretariatan.
Satu lagi peraih lencana Adhi Makayasa di ring 1 Jokowi yakni Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian. Mantan Kapolri itu merupakan alumnus terbaik Akpol 1987. Di periode kedua pemerintahan Jokowi, Tito diplot sebagai Menteri Dalam Negeri.
Berikut Profil Singkat 3 Jenderal Lulusan Terbaik Akmil di Pemerintahan Jokowi
Foto/Instagram Luhut Pandjaitan
Lulus dari SMAK 1 Penabur, Bandung, pria kelahiran Simargala, Tapanuli Utara (Sumatera Utara) itu memutuskan untuk menempuh pendidikan Akabri Darat (sekarang Akmil). Pendidikan militer itu dilalui secara cemerlang. Status lulusan terbaik Akmil 1970 melekat padanya.
Karier militernya diwarnai dengan banyak penugasan dan palagan pertempuran. Salah satunya Operasi Seroja di Timor Timur (kini Timor Leste). Di tempat ini pula Luhut mendapatkan kisah memilukan. Pasukan Kopassandha dihujani tembakan fretilin, mengakibatkan sejumlah anak buahnya gugur.
“Delapan anak buah saya langsung gugur sebagai syuhada. Belum lagi anggota Kopassandha dari kelompok lain,” kata Luhut dalam akun Facebook miliknya, dikutip Kamis (1/6/2023).
Bagi Luhut, Operasi Seroja Timor Timur pada 7 Desember 1975 itu sangat membekas, sekaligus menjadi kenangan pahit. Dikenal sebagai perwira tegas dan cerdas, karier Luhut sesungguhnya mulus.
Dia pernah ditugaskan sekolah antiteror di Jerman Barat bersama juniornya, Prabowo Subianto (kini Menteri Pertahanan). Namun karena kedekatannya dengan Jenderal TNI Benny Moerdani membuat dia tidak pernah merasakan jabatan-jabatan strategis di TNI AD.
Bahkan karier militernya berakhir lebih cepat karena ditugaskan Presiden BJ Habibie untuk menjadi Duta Besar RI untuk Singapura. Di era Presiden Gus Dur, mantan Danpusdikpassus Kopassus ini dipercaya sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan.
Namun kariernya benar-benar meroket bahkan menjelma sebagai sosok sangat krusial di era Presiden Jokowi. Dimulai sebagai KSP, Luhut kemudian menjadi orang kepercayaan Jokowi. Hingga saat ini, tak kurang 13 jabatan pernah melekat di pundaknya.
Begitu pentingnya keberadaan Luhut, sering kali oleh warganet dia dijuluki sebagai menteri segala urusan bahkan sampai sebutan ‘the real president’. Luhut ringan menanggapi sebutan itu.
“Saya dibilang menteri segala macam. Karena saya enggak mau mengerjakan itu sendiri. Saya harus ajak orang lain. Jadi saya panggil, kalau menyangkut masalah energi saya panggil Kementerian ESDM, begitupun yang lainnya," ujar Menko Luhut dalam wawancara khusus bersama MNC Portal Indonesia (MPI) di kantornya, Rabu (9/2/2022).
Foto/Dok SINDOnews
Selepas dari Lembah Tidar, serdadu kelahiran Kediri, Jawa Timur ini mengemban berbagai tugas. Moeldoko yang berpengalaman di kecabangan infanteri Baret Hijau itu mula-mula dipercaya sebagai Danton Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin (1981), kemudian Danki A Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin (1983), lalu Kasi Operasi Yonif Linud 700/BS Kodam VII/Wirabuana.
Semasa perwira menengah, dia antara lain dipercaya sebagai Perwira Operasi Kodim 1408/BS Ujungpandang, Wakil Komandan Yonif 202/Tajimalela, Kasi Teritorial Brigif-1 PAM IK/JS hingga Komandan Yonif 201/Jaya Yudha (1995). Karier Moeldoko di militer bak bintang terang.
Seiring zaman dia ditunjuk sebagai Dandim Jakarta Pusat (1996), Pangdam III/Siliwangi (2010) hingga KSAD (2013). Hanya tiga bulan menjabat orang nomor satu di TNI AD, dia diajukan SBY sebagai calon Panglima TNI.
Doktor FISIP ini pun mulus menjadi Panglima TNI pada 2013-2015. Di era pemerintahan Jokowi, dia dipercaya sebagai KSP dari 2018 hingga sekarang.
Foto/Dok SINDOnews
Tentara kelahiran Magelang, 30 November 1964 ini telah menduduki sejumlah jabatan strategis di TNI dalam karier militernya. Mula-mula sebagai perwira organisasi lat Sima Grup 2 Kopassus, berlanjut ke Danton di Grup 1/Para Komando, Dan Unit 2 di Grup 1/Para Komando, Dansubtim 1 di Sat 81/Gultor hingga Kepala Urusan Latihan Khussus Staf Operasi Kopassus.
Seiring waktu, mandat yang melekat padanya kian beragam mulai Dandim 0303/Bengkalis berlanjut sebagai Wadanmentar Akmil, Asintel Danjen Kopassus (2008), Asintel Kasdam Jaya (2009), Direktur Penelitian dan Pengembangan (Dirlitbang) Pusintelad, Pamen Denma Mabesad (Dik Luar Negeri), hingga Koorspri KSAD, dan Danrem 101/Antasari (2012-2013).
Portofolionya kian mentereng ketika pada 2013 dia dipercaya sebagai orang nomor dua di Korps Baret Merah alias Wadanjen Kopassus. Setelah itu Herindra dimutasi sebagai Kasdam III/Siliwangi (2015) dan akhirnya menjadi Danjen Kopassus (2015-2016).
Serdadu yang pernah mengenyam pendidikan The Military College of Vermont-Norwich University Amerika Serikat ini lantas ditunjuk Panglima TNI untuk menjabat Pangdam III/Siliwangi (2016). Hanya setahun dia dimutasi sebagai Pa Sahli Tk. III Bidang Hubint Panglima TNI kemudian Irjen TNI (2018-2020).
Herindra menembus pangkat bintang tiga saat dipercaya sebagai Kepala Staf Umum TNI pada 2020. Herindra dilantik Presiden Jokowi sebagai Wamenhan pada 23 Desember 2020. Alumnus pendidikan Seskogab Malaysia itu menggantikan Sakti Wahyu Trenggono yang diangkat menjadi Menteri Perikanan dan Kelautan.
Tiga jenderal Akmil yang bersatu di ring 1 Jokowi yakni Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala Staf Presiden Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, dan Wakil Menteri Pertahanan Letnan Jenderal TNI Muhammad Herindra. Ketiganya penyandang lencana Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama di generasi berbeda.
Luhut merupakan sosok paling senior. Jenderal pendiri Sat 81 Kopassus ini merupakan lulusan terbaik Akmil 1970. Di bawahnya terdapat Moeldoko yang merupakan lulusan terbaik Akmil 1981. Enam generasi di bawahnya terdapat Herindra, mantan Danjen Korps Baret Merah yang merupakan abituren terbaik Akmil 1987.
Luhut dan Herindra berada dalam Kabinet Indonesia Maju. Sedangkan Moeldoko menggawangi Kantor Staf Kepresidenan, lembaga setingkat menteri yang menjalankan tugas memberikan dukungan kepada presiden dan wakil presiden dalam melaksanakan pengendalian program-program prioritas nasional, komunikasi politik, dan pengelolaan isu strategis.
“Selain melakukan pengendalian, Kantor Staf Presiden juga melaksanakan fungsi memberikan dukungan percepatan pelaksanaan, monitor dan evaluasi program prioritas nasional dan isu strategis, menyelesaikan masalah secara komprehensif terhadap program-program prioritas nasional yang dalam pelaksanaannya mengalami hambatan, pengelolaan isu strategis,” tulis laman resmi KSP, dikutip Jumat (2/6/2023).
Sebagaimana Luhut dan Herindra, Moeldoko juga bertanggung jawab langsung kepada presiden. Dalam pelaksanaan tugasnya, dia dibantu oleh beberapa deputi dan kesekretariatan.
Satu lagi peraih lencana Adhi Makayasa di ring 1 Jokowi yakni Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian. Mantan Kapolri itu merupakan alumnus terbaik Akpol 1987. Di periode kedua pemerintahan Jokowi, Tito diplot sebagai Menteri Dalam Negeri.
Berikut Profil Singkat 3 Jenderal Lulusan Terbaik Akmil di Pemerintahan Jokowi
1. Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan
Foto/Instagram Luhut Pandjaitan
Lulus dari SMAK 1 Penabur, Bandung, pria kelahiran Simargala, Tapanuli Utara (Sumatera Utara) itu memutuskan untuk menempuh pendidikan Akabri Darat (sekarang Akmil). Pendidikan militer itu dilalui secara cemerlang. Status lulusan terbaik Akmil 1970 melekat padanya.
Karier militernya diwarnai dengan banyak penugasan dan palagan pertempuran. Salah satunya Operasi Seroja di Timor Timur (kini Timor Leste). Di tempat ini pula Luhut mendapatkan kisah memilukan. Pasukan Kopassandha dihujani tembakan fretilin, mengakibatkan sejumlah anak buahnya gugur.
“Delapan anak buah saya langsung gugur sebagai syuhada. Belum lagi anggota Kopassandha dari kelompok lain,” kata Luhut dalam akun Facebook miliknya, dikutip Kamis (1/6/2023).
Bagi Luhut, Operasi Seroja Timor Timur pada 7 Desember 1975 itu sangat membekas, sekaligus menjadi kenangan pahit. Dikenal sebagai perwira tegas dan cerdas, karier Luhut sesungguhnya mulus.
Dia pernah ditugaskan sekolah antiteror di Jerman Barat bersama juniornya, Prabowo Subianto (kini Menteri Pertahanan). Namun karena kedekatannya dengan Jenderal TNI Benny Moerdani membuat dia tidak pernah merasakan jabatan-jabatan strategis di TNI AD.
Bahkan karier militernya berakhir lebih cepat karena ditugaskan Presiden BJ Habibie untuk menjadi Duta Besar RI untuk Singapura. Di era Presiden Gus Dur, mantan Danpusdikpassus Kopassus ini dipercaya sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan.
Namun kariernya benar-benar meroket bahkan menjelma sebagai sosok sangat krusial di era Presiden Jokowi. Dimulai sebagai KSP, Luhut kemudian menjadi orang kepercayaan Jokowi. Hingga saat ini, tak kurang 13 jabatan pernah melekat di pundaknya.
Begitu pentingnya keberadaan Luhut, sering kali oleh warganet dia dijuluki sebagai menteri segala urusan bahkan sampai sebutan ‘the real president’. Luhut ringan menanggapi sebutan itu.
“Saya dibilang menteri segala macam. Karena saya enggak mau mengerjakan itu sendiri. Saya harus ajak orang lain. Jadi saya panggil, kalau menyangkut masalah energi saya panggil Kementerian ESDM, begitupun yang lainnya," ujar Menko Luhut dalam wawancara khusus bersama MNC Portal Indonesia (MPI) di kantornya, Rabu (9/2/2022).
2. Jenderal TNI (Purn) Moeldoko
Foto/Dok SINDOnews
Selepas dari Lembah Tidar, serdadu kelahiran Kediri, Jawa Timur ini mengemban berbagai tugas. Moeldoko yang berpengalaman di kecabangan infanteri Baret Hijau itu mula-mula dipercaya sebagai Danton Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin (1981), kemudian Danki A Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin (1983), lalu Kasi Operasi Yonif Linud 700/BS Kodam VII/Wirabuana.
Semasa perwira menengah, dia antara lain dipercaya sebagai Perwira Operasi Kodim 1408/BS Ujungpandang, Wakil Komandan Yonif 202/Tajimalela, Kasi Teritorial Brigif-1 PAM IK/JS hingga Komandan Yonif 201/Jaya Yudha (1995). Karier Moeldoko di militer bak bintang terang.
Seiring zaman dia ditunjuk sebagai Dandim Jakarta Pusat (1996), Pangdam III/Siliwangi (2010) hingga KSAD (2013). Hanya tiga bulan menjabat orang nomor satu di TNI AD, dia diajukan SBY sebagai calon Panglima TNI.
Doktor FISIP ini pun mulus menjadi Panglima TNI pada 2013-2015. Di era pemerintahan Jokowi, dia dipercaya sebagai KSP dari 2018 hingga sekarang.
3. Letjen TNI M Herindra
Foto/Dok SINDOnews
Tentara kelahiran Magelang, 30 November 1964 ini telah menduduki sejumlah jabatan strategis di TNI dalam karier militernya. Mula-mula sebagai perwira organisasi lat Sima Grup 2 Kopassus, berlanjut ke Danton di Grup 1/Para Komando, Dan Unit 2 di Grup 1/Para Komando, Dansubtim 1 di Sat 81/Gultor hingga Kepala Urusan Latihan Khussus Staf Operasi Kopassus.
Seiring waktu, mandat yang melekat padanya kian beragam mulai Dandim 0303/Bengkalis berlanjut sebagai Wadanmentar Akmil, Asintel Danjen Kopassus (2008), Asintel Kasdam Jaya (2009), Direktur Penelitian dan Pengembangan (Dirlitbang) Pusintelad, Pamen Denma Mabesad (Dik Luar Negeri), hingga Koorspri KSAD, dan Danrem 101/Antasari (2012-2013).
Portofolionya kian mentereng ketika pada 2013 dia dipercaya sebagai orang nomor dua di Korps Baret Merah alias Wadanjen Kopassus. Setelah itu Herindra dimutasi sebagai Kasdam III/Siliwangi (2015) dan akhirnya menjadi Danjen Kopassus (2015-2016).
Serdadu yang pernah mengenyam pendidikan The Military College of Vermont-Norwich University Amerika Serikat ini lantas ditunjuk Panglima TNI untuk menjabat Pangdam III/Siliwangi (2016). Hanya setahun dia dimutasi sebagai Pa Sahli Tk. III Bidang Hubint Panglima TNI kemudian Irjen TNI (2018-2020).
Herindra menembus pangkat bintang tiga saat dipercaya sebagai Kepala Staf Umum TNI pada 2020. Herindra dilantik Presiden Jokowi sebagai Wamenhan pada 23 Desember 2020. Alumnus pendidikan Seskogab Malaysia itu menggantikan Sakti Wahyu Trenggono yang diangkat menjadi Menteri Perikanan dan Kelautan.
(rca)