Anies Minta Pendukung Tak Khawatir pada Hasil Survei Pilpres 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bakal calon presiden (capres) 2024, Anies Baswedan meminta kepada para pendukungnya tidak khawatir pada hasil survei yang terus bermunculan menjelang Pilpres 2024. Sebab, berdasar pengalaman di Pilkada DKI Jakarta 2017, hasil survei tidak sama dengan kenyataan.
"Kami dulu ketika Pilkada di Jakarta, tidak ada satu pun survei yang pernah memenangkan kami. Nggak ada, Nggak ada," kata Anies saat menghadiri Milad ke-21 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang digelar oleh Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta (Jati Jaya) di Yogyakarta, Kamis (18/5/2023).
Karena itu, kata Anies, ia sering mempertanyakan apakah survei sebetulnya aspirasi masyarakat atau penyelenggaranya. Menurutnya, jika ada pihak yang berupaya menjegal calon lain, maka patut dipertanyakan kualitas survei tersebut. Anies menduga jangan-jangan hasil survei sebetulnya tidak seperti yang diekspose karena jika memang sesuai kenyataan, maka tidak perlu ada upaya jegal-menjegal.
Anies lalu memberikan contoh, jika saat ini elektabilitas PKS rendah di survei, tapi mendapat tekanan kuat, maka sesungguhnya ada survei lain yang hasilnya bertolak belakang. Kendati sering bertolak belakang, tetapi menurut Anies, hal tersebut adalah dinamika yang bisa digunakan sebagai masukan.
"Bukan semata-mata feedback pada angkanya tapi substansi tema apa yang diuji, urusan apa yang penting," katanya.
Ia merasakan masyarakat saat ini selalu berbicara tentang perubahan kerja, biaya hidup, pendidikan, dan kesehatan. Hal itulah hal-hal paling dasar yang selalu dibicarakan. Hal lainnya adalah penegakan hukum. Masyarakat ingin ada keadilan atau kesetaraan di depan hukum. Sebab, ada yang menganggap hukum ditegakkan hanya untuk sebagian dan sebagian lain dibiarkan begitu saja.
Anies Baswedan mengungkapkan, selama Ramadhan, ia berkelilingi wilayah Jati Jaya. Ia menjalani tirakat, mendengar, dan bertemu dengan petani, peternak, penjaga warung, penjaga toko baju dan lainnya. "Bertemu juga dengan para alim ulama sampai tokoh-tokoh kebudayaan semua. Semuanya ini bukan sebagai sebuah kegiatan kampanye, tapi sebuah kegiatan mendengar," katanya.
Cucu Pahlawan Nasional, AR Baswedan ini mengungkapkan, dari perjalanan selama kurang lebih 14 hari, ada 26 kabupaten dan kota yang dikunjungi. Ada lebih dari 120 pertemuan dengan berbagai macam masalah yang diungkapkan para tokoh-tokoh masyarakat.
"Kami dulu ketika Pilkada di Jakarta, tidak ada satu pun survei yang pernah memenangkan kami. Nggak ada, Nggak ada," kata Anies saat menghadiri Milad ke-21 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang digelar oleh Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta (Jati Jaya) di Yogyakarta, Kamis (18/5/2023).
Karena itu, kata Anies, ia sering mempertanyakan apakah survei sebetulnya aspirasi masyarakat atau penyelenggaranya. Menurutnya, jika ada pihak yang berupaya menjegal calon lain, maka patut dipertanyakan kualitas survei tersebut. Anies menduga jangan-jangan hasil survei sebetulnya tidak seperti yang diekspose karena jika memang sesuai kenyataan, maka tidak perlu ada upaya jegal-menjegal.
Anies lalu memberikan contoh, jika saat ini elektabilitas PKS rendah di survei, tapi mendapat tekanan kuat, maka sesungguhnya ada survei lain yang hasilnya bertolak belakang. Kendati sering bertolak belakang, tetapi menurut Anies, hal tersebut adalah dinamika yang bisa digunakan sebagai masukan.
"Bukan semata-mata feedback pada angkanya tapi substansi tema apa yang diuji, urusan apa yang penting," katanya.
Ia merasakan masyarakat saat ini selalu berbicara tentang perubahan kerja, biaya hidup, pendidikan, dan kesehatan. Hal itulah hal-hal paling dasar yang selalu dibicarakan. Hal lainnya adalah penegakan hukum. Masyarakat ingin ada keadilan atau kesetaraan di depan hukum. Sebab, ada yang menganggap hukum ditegakkan hanya untuk sebagian dan sebagian lain dibiarkan begitu saja.
Anies Baswedan mengungkapkan, selama Ramadhan, ia berkelilingi wilayah Jati Jaya. Ia menjalani tirakat, mendengar, dan bertemu dengan petani, peternak, penjaga warung, penjaga toko baju dan lainnya. "Bertemu juga dengan para alim ulama sampai tokoh-tokoh kebudayaan semua. Semuanya ini bukan sebagai sebuah kegiatan kampanye, tapi sebuah kegiatan mendengar," katanya.
Cucu Pahlawan Nasional, AR Baswedan ini mengungkapkan, dari perjalanan selama kurang lebih 14 hari, ada 26 kabupaten dan kota yang dikunjungi. Ada lebih dari 120 pertemuan dengan berbagai macam masalah yang diungkapkan para tokoh-tokoh masyarakat.