Projo Beberkan Alasan Sandiaga Uno Jadi Cawapres Pilihan Musra: Ramah dan Dekat dengan Rakyat

Selasa, 16 Mei 2023 - 16:36 WIB
loading...
Projo Beberkan Alasan Sandiaga Uno Jadi Cawapres Pilihan Musra: Ramah dan Dekat dengan Rakyat
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno masuk dalam kandidat calon wakil presiden (cawapres) pilihan Musyawarah Rakyat Pro Jokowi (Musra Projo). Foto/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno masuk dalam kandidat calon wakil presiden ( cawapres ) pilihan Musyawarah Rakyat Pro Jokowi (Musra Projo). Puncak Musra itu digelar di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Minggu (14/5/2023).

Sejumlah nama tokoh calon presiden dan cawapres pilihan relawan telah disodorkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi mengungkapkan alasan Sandiaga Uno masuk dalam kandidat cawapres pilihan Musra.

Dia menjelaskan, berdasarkan hasil Musra, Sandiaga Uno banyak diharapkan oleh masyarakat. Bahkan, Sandiaga Uno banyak mendapat dukungan untuk maju sebagai capres maupun cawapres Pilpres 2024.





"Beliau dikenal sangat dekat dengan rakyat, gesturnya ramah dan sangat dekat dengan masyarakat, terutama dengan program-program beliau sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” ujar Budi Arie, Selasa (16/5/2023).

"Pembawaan Pak Sandi di publik maupun ketika bertemu dengan masyarakat juga sangat digemari, terutama oleh para ibu-ibu. Dan bahasa-bahasa yang sederhana, dekat dan dari pantauan Musyawarah Rakyat Indonesia Pak Sandi cukup diapresiasi di posisi capres maupun cawapres,” jelasnya.

Dia menambahkan, Sandiaga Uno sangat dekat dengan para relawan Jokowi. Bahkan, kata dia, Sandiaga Uno memperoleh dukungan yang sangat besar dari para peserta Musra, baik sebagai capres maupun cawapres ketika awal Musra digelar di Bandung, Jawa Barat pada 28 Agustus 2022.

Hal tersebut, katanya, langsung memantik semua tokoh-tokoh yang berpotensi masuk dalam gelanggang Pilpres 2024. "Pak Sandi memang menjadi pemantik dari Musra ini dan terima kasih atas partisipasi dalam Musra, memeriahkan Musyawarah Rakyat, karena kita sadar dalam segala kelebihan dan kekurangannya Musra ini menjadi alat rekam, instrumen demokrasi yang paling jujur, yang coba disuarakan untuk menambah kualitas demokrasi," ungkapnya.

"Bahkan seperti Pak Presiden katakan dalam pidatonya bahwa Musra ini ingin mendengarkan suara rakyat, bukan suara elit (partai)," jelasnya.

Seperti diketahui, Musra Projo menyodorkan nama sejumlah tokoh capres dan cawapres dalam Pilpres 2024 kepada Presiden Jokowi dalam puncak acara Musra di GBK Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Minggu (14/5/2023). Terdapattiga orang capres usulan organisasi relawan Jokowi,yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Sementara itu, terdapat empat nama cawapres terpilih yang disodorkan Musra, antara lain Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Mahfud MD.

Selanjutnya, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko serta Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid. Usai menerima hasil Musra, Jokowi lantas menyampaikan pidato dalam rangka memberikan pengarahan kepada ribuan para relawannya.

Jokowi mengajak relawannya untuk tidak salah memilih pemimpin dalam Pemilu 2024. “Memilih pemimpin di tahun 2024 ini sangat krusial sangat penting sekali harus tepat dan benar, oleh sebab itu, saya bolak-balik menyampaikan jangan grusa-grusu,” ujar Jokowi.

“Jangan tergesa-gesa karena begitu keliru kita tidak bisa minta kembali lagi. Enggak bisa,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Jokowi pun mengingatkan soal kondisi dunia yang penuh ketidakpastian. Keadaan ini mungkin saja terjadi dalam waktu yang tidak sebentar.

Oleh sebab itu, Indonesia butuh pemimpin yang berani mengambil kebijakan dan keputusan yang tagas untuk kepentingan bangsa dan negara. “Kita tahu keadaan dunia, ketidakpastian global sampai diperkirakan sampai 5-10 tahun yang akan datang itu masih akan terjadi,” ujar Jokowi.

“Sehingga sekali lagi nakhodanya itu harus nakhoda yang berani, berani mengambil risiko untuk kepentingan negara ini, untuk kepentingan untuk bangsa ini,” kata dia lagi.

Jokowi berharap, Indonesia ke depan dapat dipimpin oleh sosok yang paham akan strategi dan memiliki gagasan dalam memajukan bangsa dan negara. Ia mengingatkan, jangan sampai relawannya memilih pemimpin yang hanya menjalankan rutinitas sebagai presiden.

"Bukan hanya duduk di Istana dan tanda tangan, bukan itu. Dia harus tahu membangun sebuah strategi negara, strategi ekonomi, strategi politik harus ada semuanya," kata Jokowi.

"Karena kita berhadapan dengan negara-negara lain, karena kita bersaing dengan negara-negara lain, kita berkompetisi dengan negara-negara lain," tambahnya.
(rca)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1798 seconds (0.1#10.140)