Ketum Muhammadiyah Berharap Bamusi Jadi Kekuatan Penengah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menerima kunjungan silaturahim Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia ( Bamusi ) Hamka Haq di Menteng, Jakarta Pusat. Silaturahmi organisasi sayap Islam di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ke Muhammadiyah untuk membangun kerukunan dari perbedaan suku, bangsa, agama, hingga pandangan politik.
Haedar mengatakan, di Indonesia masih terdapat kecenderungan mempertentangkan agama dengan Pancasila. Pandangan multikulturalisme, demokrasi, HAM, dan pluralisme, yang direproduksi untuk pilihan negara agama atau negara sekuler dengan memasukan nilai-nilai asing yang bertentangan dengan Pancasila sebagai negara yang berketuhanan.
Menurut Haedar, perkembangan informasi saat ini begitu cepat melalui sosial media. Karena itu diharapkan, baik kalangan agamis maupun sekuler, tidak terpancing terhadap isu pertentangan agama dan Pancasila. Sebab ia mengaku, sejak Muhammadiyah lahir sebelum Indonesia merdeka, organisasi ini selalu menjaga kerukunan bangsa.
"Kita kan sudah sepakat Pancasila yang menjadi dasar negara, dan agama memberi inspirasi bagi lahirnya Pancasila dan substansinya. Agama harus moderat di depan negara, dan negara juga harus moderat di hadapan agama. Hal itulah yang membedakan Indonesia dengan negara sekuler. Pancasila dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagaimana dikatakan Bung Karno, bukan hanya bangsanya yang bertuhan, tapi negara juga bertuhan," kata Haedar dikutip dari situs resmi Muhammadiyah, Selasa (16/5/2023).
Atas dasar itu, Haedar melihat perlunya kekuatan penengah untuk tetap menjaga kerukunan bangsa dengan cara mengedepankan dialog, silaturahim, dan acara yang melibatkan banyak pihak. Sebab upaya itu bisa ditempuh agar di satu pihak agama tidak berlebihan dalam kehidupan bernegara, sebaliknya negara tidak dijauhkan dari agama.
"Inilah menurut saya agenda penting teman-teman di Bamusi dan ormas keagamaan lain," kata Haedar.
Dalam kesempatan itu, Haedar menerima permintaan masukan dari Hamka Haq agar PP Muhammadiyah menugaskan kadernya menjadi Dewan Pembina Pengurus Pusat Bamusi yang sudah dua periode belum berganti. Hal yang sama juga diminta kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU).
"InsyaAllah nanti kita tentukan siapa yang akan dimandatkan," kata Haedar Nashir.
Haedar mengatakan, di Indonesia masih terdapat kecenderungan mempertentangkan agama dengan Pancasila. Pandangan multikulturalisme, demokrasi, HAM, dan pluralisme, yang direproduksi untuk pilihan negara agama atau negara sekuler dengan memasukan nilai-nilai asing yang bertentangan dengan Pancasila sebagai negara yang berketuhanan.
Menurut Haedar, perkembangan informasi saat ini begitu cepat melalui sosial media. Karena itu diharapkan, baik kalangan agamis maupun sekuler, tidak terpancing terhadap isu pertentangan agama dan Pancasila. Sebab ia mengaku, sejak Muhammadiyah lahir sebelum Indonesia merdeka, organisasi ini selalu menjaga kerukunan bangsa.
"Kita kan sudah sepakat Pancasila yang menjadi dasar negara, dan agama memberi inspirasi bagi lahirnya Pancasila dan substansinya. Agama harus moderat di depan negara, dan negara juga harus moderat di hadapan agama. Hal itulah yang membedakan Indonesia dengan negara sekuler. Pancasila dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagaimana dikatakan Bung Karno, bukan hanya bangsanya yang bertuhan, tapi negara juga bertuhan," kata Haedar dikutip dari situs resmi Muhammadiyah, Selasa (16/5/2023).
Atas dasar itu, Haedar melihat perlunya kekuatan penengah untuk tetap menjaga kerukunan bangsa dengan cara mengedepankan dialog, silaturahim, dan acara yang melibatkan banyak pihak. Sebab upaya itu bisa ditempuh agar di satu pihak agama tidak berlebihan dalam kehidupan bernegara, sebaliknya negara tidak dijauhkan dari agama.
"Inilah menurut saya agenda penting teman-teman di Bamusi dan ormas keagamaan lain," kata Haedar.
Dalam kesempatan itu, Haedar menerima permintaan masukan dari Hamka Haq agar PP Muhammadiyah menugaskan kadernya menjadi Dewan Pembina Pengurus Pusat Bamusi yang sudah dua periode belum berganti. Hal yang sama juga diminta kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU).
"InsyaAllah nanti kita tentukan siapa yang akan dimandatkan," kata Haedar Nashir.
(abd)