Jazz dan Pilpres

Minggu, 30 April 2023 - 15:18 WIB
loading...
Jazz dan Pilpres
Eddy Koko (penulis) bersama legenda jazz James Moody (pencipta lagu Moodys Mood for Love). Lagu Moodys Mood For Love dikenal sebagai lagu yang cukup kriting banyak dinyanyikan penyanyi jazz dunia dan Indonesia. Foto/Dok pribadi
A A A
Eddy Koko
Penikmat Musik Jazz &Pruduser Talkshow Politik

Pianis jazz Indonesia, Bubi Chen, suatu malam di Hotel Four Sesion Jakarta memberi kode kepada Bill Saragih, peniup flute saatnya akan coda, permainan lagu selesai. Keduanya legenda musik jazz Indonesia dan sudah tiada. Apakah Bubi lebih hebat karena tampak memberikan code kepada Bill? Tidak. Begitulah dalam dunia jazz, kadang seseorang menjadi leader tetapi kadang hanya sebagai rhythm section, meskipun ia seorang “dewa jazz”. Tidak ada kasta dalam jazz.

Musik Jazz adalah simbol perjuangan, kebersamaan, perdamaian dan demokratis dalam permainanya. Melalui jazz, sejarah kaum budak tertindas di Amerika memperjuangkan hak-haknya. Melalui musik jazz kebersamaan antara bangsa dibangun sehingga UNESCO menjadikan tanggal 30 April sebagai Hari Jazz Dunia. Musik jazz membangun kedamaian dan dalam konteks pertunjukan tidak pernah ada kerusuhan mewarnai pertunjukan atau festival jazz. Salah satu fungsi utama Hari Jazz Internasional adalah untuk mempromosikan dan mendorong dialog antara budaya.

Acara Internasional Jazz Day tahun ini, antara lain, memberikan penghargaan untuk penyanyi, penulis lagu, dan pianis terkenal Nina Simone, di Buenos Aires. Jakarta juga tidak ketinggalan ikut menggelar festival jazz dalam rangka Hari Jazz Dunia di Sarinah, Minggu 30 April. Ada musisi senior Oleh Pattieselano, Mathes juga ada Ivan Nestor dan lainnya. Juga di Kampoeng Kopi Kemang ada Jeffry Tahalele, Cindy Luntungan, Mus Mujiono, Yopi Item dan banyak lainnya.

Apa dan bagaimana jazz disebut sebagai musik yang demokratis? Menjawab pertanyaan ini kita bisa menyimak permainan para musisi jazz dalam sebuah band. Setiap musisi memiliki kebebasan dalam mengolah lagu yang sedang dimainkan. Meskipun demikian sajian musik yang dihasilkan sungguh harmonis, indah dan enak didengar. Ini karena jazz memiliki kebebasan dalam berekspresi, dan dalam performa. Jazz tidak memiliki kerangka kerja, tidak ada aturan yang membatasi.

Masyarakat mengenal banyak jenis musik jazz, seperti bebop, latin jazz, balada, smoth dan lainnya tetapi semuanya ditandai dengan improvisasi, swing dan bluenote yang dominan pada irama blues. Ketiga hal tersebut merupakan unsur penting dalam sebuah irama musik jazz dan setidaknya dapat menjadi acuan apakah sebuah irama dan lagu dapat dikategorikan sebagai jazz. Memainkan musik jazz tentu dituntut keahlian tersendiri sedangkan instrumen yang dipakai dapat bermacam alat.

Musisi jazz Amerika, Wynton Marsalis menilai, musik jazz adalah metafora yang sempurna untuk demokrasi. Menurutnya, berimprovisasi merupakan hak dan kebebasan individu seorang musisi dalam memainkan alatnya saat ikut bermain dalam sebuah band.

Sementara swing (ini mirip dengan ayunan bandul jam) diartikan sebagai seorang musisi memiliki tanggung jawab memelihara kebaikan bersama, dengan setiap orang dalam keseimbangan guna menjaga harmonisasi yang baik. Sedangkan bluenote atau memainkan blues menunjukan musisi jazz yang optimis meskipun dalam situasi tidak baik seraya mencermati masalah.

Jazz & Pilpres

Jazz memang merupakan musik pop Amerika tetapi mengacu pada alasan Herbie Hancock (pianis jazz) yang menggagas Hari Jazz Dunia bersama UNESCO bahwa dalam perkembangannya jazz dapat menyatukan banyak bangsa dengan berbagai macam budaya berbeda.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1089 seconds (0.1#10.140)