AM Hendropriyono Targetkan Aksara Nusantara Jadi Alat Komunikasi Resmi

Jum'at, 14 April 2023 - 06:59 WIB
loading...
AM Hendropriyono Targetkan Aksara Nusantara Jadi Alat Komunikasi Resmi
Guru Besar Emeritus Universitas Pertahanan RI AM Hendropriyono menjelaskan, Aksara Nusantara adalah aksara Jawa dalam bahasa Indonesia, yang semula sebagai temuan Aji Saka pada tahun 826 Masehi. Foto/Tangkapan layar
A A A
JAKARTA - Penyelenggara Taman Sekar Wijaya Kusuma (TWSK) AM Hendropriyono menargetkan Aksara Nusantara atau Aksara Indonesia menjadi alat komunikasi tertulis resmi. Dengan diberlakukannya Aksara Nusantara diharapkan dapat mencegah semakin maraknya penggunaan aksara asing.

AM Hendropriyono yang juga Guru Besar Emeritus Universitas Pertahanan RI menjelaskan, Aksara Nusantara adalah aksara Jawa dalam bahasa Indonesia, yang semula sebagai temuan Aji Saka pada tahun 826 Masehi. Aksara Jawa ini diberlakukan di seluruh daerah yang dipersatukan oleh Majapahit secara resmi selama 234 tahun.

Dia mengatakan, pemberlakukan Aksara Nusantara punya fungsi penting untuk mencegah semakin maraknya pemberlakuan aksara asing. Sebagai contoh yang terjadi di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, pemerintah daerahnya menerapkan aksara Hangul bangsa Korea dalam kurikulum lokal di sekolah.



Aksara Hangul pun mulai banyak digunakan di gedung-gedung baik milik pemerintah maupun swasta. “Pada konteks Aksara Nusantara, ini merupakan ancaman terhadap keutuhan NKRI dalam aspek ketahanan kebudayaan,” kata AM Hendropriyono dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis (13/4/2023).

Untuk itu, AM Hendropriyono ingin menjadikan Aksara Nusantara sebagai alat komunikasi tertulis yang resmi dalam negara bangsa Indonesia yang relevan. Tentu juga dengan diperkaya oleh aksara-aksara daerah lainnya.

“Jawaban terhadap ketahanan kebudayaan masyarakat bangsa Indonesia, diawali dengan membuat setaranya aksara Nusantara dengan aksara latin. Ini merupakan kunci untuk menjawab tantangan hegemoni latin Barat karena Lingua Franca Inggris yang berada dalam status quo sejak abad ke-18,” lanjut AM Hendropriyono yang juga Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara.

Menurut AM Hendropriyono, ada dua syarat agar Aksara Nusantara bisa menjadi alat komunikasi masyarakat Indonesia di era industri 5.0 saat ini. Pertama diberlakukan secara resmi oleh otoritas pusat, dan kedua, dirasakan kegunaannya untuk kebutuhan pribadi atau masyarakat di era serba internet dan berkecerdasan buatan.

“TWSK berjuang agar Aksara Nusantara dapat diresmikan oleh otoritas pusat, sehingga dapat meletakannya pada platform digital dan memperoleh domain internet seperti 43 negara lainnya di dunia,” tutur AM Hendropriyono yang juga Guru Besar Sekolah Tinggi Hukum Militer.

Untuk itu, TWSK melakukan beberapa strategi agar Aksara Nusantara mudah dipahami dan menjadi alat komunikasi resmi. Di antaranya digunakan dalam tulisan tentang bermacam-macam gerak, lagu dalam seni tari-menari, musik tradisional, dan musik modern Nusantara.

Termasuk kumpulan tentang berbagai bentuk karya seni yang bersifat informatif dalam prosa dan bersifat keindahan dalam puisi Nusantara. Pernaskahan yang menyangkut pertunjukkan dan pentas seni musik, tari-tarian, wayang, komedi, sulap, akrobat, sandiwara, ludruk, lukis, opera, dan teater Nusantara.

Selain itu, membuat text books untuk sekolah khusus Aksara Nusantara yang terdiri dari 3 jenjang kelas, yaitu kelas 1 yang disebut kelas Pendekar, kelas 2 disebut kelas Adipati, kelas 3 disebut kelas Senapati. Waktu pendidikan paling lama 18 bulan dan jika lulus ujian akan mendapat gelar Pengiran atau Pengiran Putri Budaya Nusantara.

“Tugas para Pengiran/Pengiran Putri adalah menyosialisasikan Aksara Nusantara. Tujuannya agar dari generasi ke generasi dapat digunakan dan berfungsi untuk semakin mempersatukan seluruh Nusantara,” ujar AM Hendropriyono.

Tentu semua harus didukung kemudahan sistem pembelajaran Aksara Nusantara melalui internet dan aplikasi yang menggunakan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Termasuk penggunaan dalam pelajaran tentang seni tiga dimensi, yaitu ungkapan seni Nusantara dalam bentuk ruang, antara lain arsitektur, ukir-mengukir, topeng, kriya, patung, dan anyam-anyaman.

Untuk itu, digunakan metode penggunaan Aksara Nusantara, yaitu aksara Jawa dalam bahasa Indonesia yang telah diperkaya oleh berbagai aksara dari daerah-daerah lain, sebagai sarana untuk mencapai sasaran-sasaran TSWK. Kegiatan tersebut didukung antara lain dari anggaran yang diperoleh dengan menjadikan TSWK sebagai tujuan wisata yang menarik.
(rca)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1971 seconds (0.1#10.140)