Staf Ahli Menlu Akui Kondisi Dunia Sedang Tak Baik: Indonesia Punya Modal Besar Menghadapi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Staf Ahli Menteri Luar Negeri Bidang Hubungan Antar Lembaga Muhsin Syihab menilai, situasi dunia saat ini cukup mengkhawatirkan. Tetapi Indonesia punya modal besar untuk menghadapinya. Ini disampaikan Muhsin dalam diskusi Strategis INF.#3. Politik Bebas Aktif Indonesia. ‘Meneguhkan Komitmen Politik Bebas Aktif Indonesia’ yang disiarkan langsung akun Youtube Channel NU, Kamis (13/4/2023).
“Sekarang situasi dunia kita tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja. Ada krisis pangan, energi, konflik Israel-Palestina yang berkelanjutan, krisis ekonomi masih menghantui kita. Inflasi global diperkirakan sampai 7 persen. Pertumbuhan ekonomi yang tadinya 3,2 persen di 2022 diperkirakan 2023 ini turun menjadi 2,7 persen. Ada perlemahan pada pertumbuhan ekonomi,” kata Muhsin.
Untuk konteks Indonesia, jelas Muhsin, pertumbuhan ekonomi pada 2023 ini berada di kisaran 5,3 persen. Hal itu berdasarkan perkiraan dari Kementerian Koordinator Ekonomi, pada Maret lalu. “Kita, diperkirakan, ini berdasarkan dari sambutan Bapak Menko Perekonomian bulan maret yang lalu, diperkirakan pertumbuhan kita di 2023 ini 5,3 persen. Bagus kalau dibandingkan dengan pertumbuhan global,” jelas dia.
“Krisis yang lain. Kemiskinan yang sangat mencekam, di dunia ini, ada 650 juta penduduk dunia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Ada juga krisis perubahan iklim. Ada rivalitas super power antara Amerika dengan China,” lanjut dia.
Konsekuensinya, jelas dia, berdasarkan pernyataan dari sejumlah pengamat internasional, kepentingan negara berkembang jadi agak tersisih. “Itu situasi global yang harus kita pahami. Bahwa situasinya tidak terlalu menggembirakan,” beber dia.
Namun demikian, Indonesia sebenarnya memiliki modal besar untuk menghadapi kondisi global tersebut. Geografis yang luas, jelas dia, menjadi salah satu modal besar bagi Indonesia untuk menghadapi tantangan dunia yang sedang tidak baik-baik saja itu.
“Apa sebenarnya potensi atau kekuatan yang kita miliki. Yang kita miliki sebenarnya potensi yang sangat besar. Secara geografis, kita mempunyai wilayah yang sangat luas. Beragam bahasa, etnik, agama. Dan kemudian membangun bangsa ini dengan sangat baik, sehingga kita berada di tahap negara demokrasi terbesar ketiga di dunia,” papar dia.
“Salah satu indikatornya, oleh salah satu ahli dikatakan bahwa kalau sebuah negara besar menggunakan metode demokrasi, prinsip-prinsip demokrasi telah ditegakkan, setidaknya sudah dipraktekkan dalam lima kali pemilu berturut-turut maka sulit membayangkan negara tersebut akan mengalami kemunduran demokrasi,” lanjut Muhsin.
“Sekarang situasi dunia kita tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja. Ada krisis pangan, energi, konflik Israel-Palestina yang berkelanjutan, krisis ekonomi masih menghantui kita. Inflasi global diperkirakan sampai 7 persen. Pertumbuhan ekonomi yang tadinya 3,2 persen di 2022 diperkirakan 2023 ini turun menjadi 2,7 persen. Ada perlemahan pada pertumbuhan ekonomi,” kata Muhsin.
Untuk konteks Indonesia, jelas Muhsin, pertumbuhan ekonomi pada 2023 ini berada di kisaran 5,3 persen. Hal itu berdasarkan perkiraan dari Kementerian Koordinator Ekonomi, pada Maret lalu. “Kita, diperkirakan, ini berdasarkan dari sambutan Bapak Menko Perekonomian bulan maret yang lalu, diperkirakan pertumbuhan kita di 2023 ini 5,3 persen. Bagus kalau dibandingkan dengan pertumbuhan global,” jelas dia.
“Krisis yang lain. Kemiskinan yang sangat mencekam, di dunia ini, ada 650 juta penduduk dunia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Ada juga krisis perubahan iklim. Ada rivalitas super power antara Amerika dengan China,” lanjut dia.
Konsekuensinya, jelas dia, berdasarkan pernyataan dari sejumlah pengamat internasional, kepentingan negara berkembang jadi agak tersisih. “Itu situasi global yang harus kita pahami. Bahwa situasinya tidak terlalu menggembirakan,” beber dia.
Namun demikian, Indonesia sebenarnya memiliki modal besar untuk menghadapi kondisi global tersebut. Geografis yang luas, jelas dia, menjadi salah satu modal besar bagi Indonesia untuk menghadapi tantangan dunia yang sedang tidak baik-baik saja itu.
“Apa sebenarnya potensi atau kekuatan yang kita miliki. Yang kita miliki sebenarnya potensi yang sangat besar. Secara geografis, kita mempunyai wilayah yang sangat luas. Beragam bahasa, etnik, agama. Dan kemudian membangun bangsa ini dengan sangat baik, sehingga kita berada di tahap negara demokrasi terbesar ketiga di dunia,” papar dia.
“Salah satu indikatornya, oleh salah satu ahli dikatakan bahwa kalau sebuah negara besar menggunakan metode demokrasi, prinsip-prinsip demokrasi telah ditegakkan, setidaknya sudah dipraktekkan dalam lima kali pemilu berturut-turut maka sulit membayangkan negara tersebut akan mengalami kemunduran demokrasi,” lanjut Muhsin.
(muh)