Mudik dan Rest Area Moderasi
loading...
A
A
A
Rest area memiliki peran yang signifikan dalam ekosistem mudik sebagai tujuan ramah muslim atau muslim friendly destination. Oleh sebab itu di setiap titik rest area dapat diadaptasikan nilai-nilai moderasi. Rest area moderasi adalah tempat peristirahatan yang memberikan layanan kepada masyarakat pengguna secara ramah. Segala macam fasilitas fisik dan bangunan rest area dipersiapkan untuk melayani pemudik dan masyarakat traveler sehingga mereka dapat memanfaatkannya untuk memenuhi hajat hidup selama perjalanan secara normal dan bertanggung jawab.
Rest area moderasi dirancang dengan mempertimbangkan kebersihan (cleanliness), kesehatan (health), keselamatan (safety), dan kelestarian lingkungan (sustainability).
Pengelola rest area dapat merancang tata ruang yang rapi di areal rest area supaya pemudik merasakan kenyamanan saat beristirahat. Rest area moderasi ditata sedemikian rupa untuk menghargai perbedaan. Ada ruang sakral seperti masjid dan musala serta ruang profan untuk berbagai aktivitas masyarakat pengguna. Fasilitas dibedakan sesuai dengan kebutuhan orang berdasarkan jenis kelamin, anak, orang tua, difabel, dll. Termasuk penyediaan fasilitas khusus untuk pemudik yang melakukan perjalanan jauh seperti fasilitas relaksasi.
Di samping itu, untuk mewujudkan rest area moderasi, pengelola perlu menyiapkan petugas yang memberikan jaminan keamanan bagi pemudik. Umumnya jaminan keamanan yang menjadi fokus petugas adalah rasa aman dari segala bentuk kekerasan dan tindak kriminalitas. Jarang sekali petugas yang memperhatikan jaminan keamanan dan kehalalan produk yang diperdagangkan di areal rest area dan dikonsumsi pemudik.
Sebaiknya dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehalalan makanan yang diperjual-belikan masyarakat selama arus mudik dan arus balik, sebagaimana praktik pemeriksaan kesehatan hewan kurban di saat-saat liburan Iduladha.
Dengan penyediaan rest area moderasi, pemudik yang menerima manfaat rest area moderasi sangat mungkin dapat meniru pengalaman mereka itu, baik pada saat berada di kampung halaman maupun pada saat telah kembali ke lingkungan masing-masing. Mereka juga dapat berbagi pengalaman dengan saudara, teman, handai tolan tentang manfaat internalisasi praktik moderasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Sementara itu manfaat bagi pengelola rest area moderasi pasti ada umpan balik dari pengguna atas layanan yang mereka terima seperti dijadikan tempat langganan. Begitu pula bagi ormas yang terlibat aktif dalam penyediaan layanan mudik di titik-titik rest area. Keberadaannya akan terus dikenal oleh pemudik dan bahkan dijadikan kiblat keberagamaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai moderasi. Di samping itu ormas akan dijadikan mitra strategis lembaga pemerintah maupun lembaga lain.
Masjid Rest Area
Tak sedikit pemudik dan traveler yang memilih berhenti di satu titik rest area karena keberadaan masjidnya. Keindahan dan kenyamanan masjid di rest area telah menjadi daya tarik masyarakat untuk singgah beribadah dan memenuhi kebutuhan mereka. Umumnya keindahan dan kenyamanan masjid rest area juga ditopang dengan fasilitas lain seperti restoran, toilet, toko oleh-oleh.
Kriteria semacam ini tidak hanya terdapat pada deretan masjid ikonik di rest area tol trans-Jawa, tetapi juga masjid-masjid pada umumnya di deretan jalur mudik non-tol. Di jalur mudik non-tol antara Subang dan Cirebon terdapat beberapa masjid rest area yang favorit disinggahi oleh pemudik pengendara sepeda motor seperti Masjid Al-Mukhlisin Pamanukan karena dianggap nyaman.
Mereka diizinkan beristirahat sembari tiduran di teras masjid tanpa ditegur keras oleh petugas masjid. Mereka juga dapat menyantap bekal makanan yang bekasnya setiap saat dibersihkan oleh petugas yang sigap. Fasilitas lain seperti warung makan, warung oleh-oleh, toilet, dsb juga tersedia di halaman luas depan masjid yang telah ditata menjadi semacam pasar rakyat.
Rest area moderasi dirancang dengan mempertimbangkan kebersihan (cleanliness), kesehatan (health), keselamatan (safety), dan kelestarian lingkungan (sustainability).
Pengelola rest area dapat merancang tata ruang yang rapi di areal rest area supaya pemudik merasakan kenyamanan saat beristirahat. Rest area moderasi ditata sedemikian rupa untuk menghargai perbedaan. Ada ruang sakral seperti masjid dan musala serta ruang profan untuk berbagai aktivitas masyarakat pengguna. Fasilitas dibedakan sesuai dengan kebutuhan orang berdasarkan jenis kelamin, anak, orang tua, difabel, dll. Termasuk penyediaan fasilitas khusus untuk pemudik yang melakukan perjalanan jauh seperti fasilitas relaksasi.
Di samping itu, untuk mewujudkan rest area moderasi, pengelola perlu menyiapkan petugas yang memberikan jaminan keamanan bagi pemudik. Umumnya jaminan keamanan yang menjadi fokus petugas adalah rasa aman dari segala bentuk kekerasan dan tindak kriminalitas. Jarang sekali petugas yang memperhatikan jaminan keamanan dan kehalalan produk yang diperdagangkan di areal rest area dan dikonsumsi pemudik.
Sebaiknya dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehalalan makanan yang diperjual-belikan masyarakat selama arus mudik dan arus balik, sebagaimana praktik pemeriksaan kesehatan hewan kurban di saat-saat liburan Iduladha.
Dengan penyediaan rest area moderasi, pemudik yang menerima manfaat rest area moderasi sangat mungkin dapat meniru pengalaman mereka itu, baik pada saat berada di kampung halaman maupun pada saat telah kembali ke lingkungan masing-masing. Mereka juga dapat berbagi pengalaman dengan saudara, teman, handai tolan tentang manfaat internalisasi praktik moderasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Sementara itu manfaat bagi pengelola rest area moderasi pasti ada umpan balik dari pengguna atas layanan yang mereka terima seperti dijadikan tempat langganan. Begitu pula bagi ormas yang terlibat aktif dalam penyediaan layanan mudik di titik-titik rest area. Keberadaannya akan terus dikenal oleh pemudik dan bahkan dijadikan kiblat keberagamaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai moderasi. Di samping itu ormas akan dijadikan mitra strategis lembaga pemerintah maupun lembaga lain.
Masjid Rest Area
Tak sedikit pemudik dan traveler yang memilih berhenti di satu titik rest area karena keberadaan masjidnya. Keindahan dan kenyamanan masjid di rest area telah menjadi daya tarik masyarakat untuk singgah beribadah dan memenuhi kebutuhan mereka. Umumnya keindahan dan kenyamanan masjid rest area juga ditopang dengan fasilitas lain seperti restoran, toilet, toko oleh-oleh.
Kriteria semacam ini tidak hanya terdapat pada deretan masjid ikonik di rest area tol trans-Jawa, tetapi juga masjid-masjid pada umumnya di deretan jalur mudik non-tol. Di jalur mudik non-tol antara Subang dan Cirebon terdapat beberapa masjid rest area yang favorit disinggahi oleh pemudik pengendara sepeda motor seperti Masjid Al-Mukhlisin Pamanukan karena dianggap nyaman.
Mereka diizinkan beristirahat sembari tiduran di teras masjid tanpa ditegur keras oleh petugas masjid. Mereka juga dapat menyantap bekal makanan yang bekasnya setiap saat dibersihkan oleh petugas yang sigap. Fasilitas lain seperti warung makan, warung oleh-oleh, toilet, dsb juga tersedia di halaman luas depan masjid yang telah ditata menjadi semacam pasar rakyat.