Menakar Efek Blackpink

Budi Haryanto
Penggemar Blackpink dan Pekerja Kreatif

SIAPA yang tak kenal Blackpink, grup K-POP yang populer seantero jagat? Blackpink baru saja menyelesaikan konsernya di Gelora Bung Karno, Jakarta, 11 dan 12 Maret lalu. Konser tersebut sukses menghibur puluhan ribu penggemar yang memenuhi GBK.

Tapi apa sih kira-kira dampak dari konser Blackpink ini? Emang sebegitu besarkah dampaknya buat kita semua? Jawabnya, ya!

Totalitas
Jisoo, Rose, Jennie dan Lisa tampil maksimal tanpa batas. Walaupun didera suhu panas, mereke berempat tetap tampil optimal. Rose pun menggambarkan secara gamblang sambil mengusap wajahnya yang penuh keringat, “It’s hot!,” ujarnya, tentunya dengan kiasan ganda.

Baca Juga: koran-sindo.com

Hot karena memang benar-benar panas secara literal bagi mereka berempat, tapi juga antusias penonton yang “hot” membeludak dengan sambutan antusias yang begitu membara berapi-api.

Sebelumnya sudah ada kekhawatiran bahwa bisa jadi konser ini berlangsung ricuh, tapi tak dinyana dengan penonton yang penuh sesak, semuanya berjalan dengan tertib dan teratur. Tidak ada momen desak-desakan yang dibayangkan.

Penonton K-POP sungguh berbeda sekali dengan penonton bola misalnya. Rekan penulis yang kebetulan menonton dan seorang fans bola sejati, sempat berguman, “Kalau saja penonton bola bisa setertib ini”.

Di dalam stadion pun, suasana tak kalah tertib. Padahal stadion utama GBK ini menampung penonton terbanyak sepanjang konser Blackpink di Asia, atau bahkan mungkin di dunia. Bahkan sebelum konser dimulai, begitu video klip diputar untuk mengisi waktu, Blinks kompak bernyanyi dengan penuh antusias.

Lagi-lagi Rose didampingi oleh Lisa sampai berkaca-kaca sembari berujar “This is certainly one of the moment that will be remembered in the long-long time!”, sedangkan Jisoo & Jennie duduk kelelahan mendengarkan mereka berdua berkomunikasi dengan penonton.

Pengumuman awal di bulan Oktober 2022, sudah membuat semua Blinks untuk disiplin menabung demi merogoh kocek mereka dalam-dalam untuk membeli tiket. Tidak dipungkiri ada kalangan the have yang mudah saja membeli tiket mahal, namun yang lebih patut dicermati adalah para Blinks dengan kondisi keuangan yang serba mepet dan pas-pasan.

Harga tiket bervariasi dari yang termahal VIP (Rp3,8 juta), Platinum (Rp3,4 juta), Cat 1 (Rp2,9 juta), Cat 2 (Rp2,6 Juta), Cat 3 (Rp2,1 juta) hingga yang termurah Cat 4 (Rp1,35 juta).

Mereka mendisiplinkan diri untuk menabung hingga dibukanya war ticket. Bahkan bila mereka tidak mendapatkan tiket, mereka tetap berusaha mendapatkannya dari para calo atau pemegang tiket yang batal hadir.

Kedisiplinan diri untuk menabung demi menonton sang idola ini patut diacungi jempol. Dan, kalau boleh jujur justru Blinks yang pas-pasan ini adalah para fans loyal sejati, dibuktikan dengan mereka di Cat 1,2,3,4 tampak lebih antusias bernyanyi bersama-sama.

Friendship dan Nilai Loyaitas Sesama Member
Teddy, penulis lagu dan produser Blackpink pernah berujar “I know from the beginning that four of them are Stars!” Teddy juga memuji kesetiakawanan dan persahabatan mereka yang begitu hebat dan penuh makna.

Herannya tidak banyak grup musik yang semuanya sama-sama tenar dan kita mengenal serta hafal namanya satu persatu-satu, kecuali The Beatles tentunya. Hebatnya lagi dalam album solo pun mereka semua juga unjuk gigi.

Ini tentunya bukan hasil singkat semalam, semuanya butuh proses yang panjang, sehingga terpilih empat Blackpink yang benar-benar solid dan penuh prestasi. Jennie menjalani masa pelatihan selama 6 tahun, Lisa 5 tahun, Jisoo 5 tahun, dan Rose 4 tahun.

Dalam masa training yang begitu lama member Blackpink yang semula 9 orang tersaring tinggal 4 saja, belum lagi puluhan yang gugur di masa-masa persiapan. Jadi tidak heran bila mereka ber-4 memiliki persahabatan yang sedemikian kuatnya.

Ketenaran dan Rendah Hati
Dari debut pada 2016, banyak yang tidak menyangka (termasuk mereka sendiri) bahwa perjalanan musik Blacpink meroket dalam waktu sangat singkat. Diawali dengan single pertama (Whistle) yang mencapai Nomor 1 setelah hanya 14 hari debut.

Diikuti DuDuDuDuDu sebagai music video K-pop yang terbanyak dilihat dalam durasi 24 jam di You Tube. Mereka juga grup K-pop pertama yang tampil di Coachella. Jisoo menjadi brand ambassador untuk Dior, Lisa untuk Celine & Bvlgari, Jennie untuk Channel & Porsche, dan Rose untuk YSL & Tiffany.

Belum cukup itu saja, mereka collabs dengan Lady Gaga & Selena Gomez. Taylor Swift memuja mereka, hingga tawaran untuk bernyanyi bersama Pharrel Williams. Ketenaran tidak membuat mereka angkuh dan sombong.

Mereka saling mengingatkan bahwa pertemanan adalah segalanya walau tetap bersaing untuk meraih prestasi. Mereka tetap ceria dan kompak hingga akhir penghujung Born Pink World Tour. Mereka tetap hadir di sound check sebelum konser berlangsung untuk menyapa penggemar, dan setelah menghabiskan tenaga di konser, mereka masih menyapa para fans-nya dengan ceria.

Muncul kabar bahwa 2023 ini adalah terakhir mereka berkumpul sebagai Blackpink, tapi banyak pihak yang tidak begitu yakin mereka akan pindah dari YG Entertainment.

Persahabatan mereka yang begitu kuat akan mencegah itu semua, dan kalo toh perpindahan itu benar-benar terjadi, mereka akan pindah secara bersama-sama alias bedol desa. Dan bila sudah begini, kemungkinan besar pula pihak YG Entertainment akan berusaha sekuat mungkin untuk menahan kepergian mereka.

Anti Hedonisme dan Flexing
Dari semua yang mereka capai, mereka berhak dan pantas menikmatinya. Pelajaran berharga yang bisa kita petik, bahwa mereka melakukannya dengan cara menghibur banyak orang, bukan dengan cara menipu dan bukan korupsi.

Mereka bekerja keras untuk mencapai hingga setenar yang sekarang. Kisah salah satu membernya, La Lisa (Lisa Manoban) yang berasal dari keluarga sederhana di Thailand dan berjuang merantau sendirian setelah memenangkan audisi, hingga menjadi mahabintang K-pop tetap menjadi inspirasi banyak orang hingga sekarang.

Blackpink bukan saja terkenal dengan slogannya “Blackpink, In Your Area”, tapi benar-benar menjelma menjadi slogan “Blackpink, In Your Heart”.