Kehadiran Timnas Sepak Bola U20 Israel
loading...
A
A
A
Andi Purwono
Dosen Hubungan Internasional FISIP dan Wakil Rektor 1 Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang
INDONESIA akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U20 pada 20 Mei-11 Juni 2023. Keikutsertaan tim nasional (timnas) sepak bola Israel sebagai salah satu peserta di ajang tersebut memunculkan beberapa penolakan. Bagaimana diplomasi olah raga kita mesti menyikapinya?
Beberapa pihak yang menolak kedatangan Israel berpandangan pemerintah seyogianya memperhatikan sikap Israel terhadap Palestina. Ini misalnya disuarakan oleh Boycott, Divestment, and Sanction (BDS), MERC, Aqsa Working Group, hingga Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI). Penolakan juga muncul dari elemen yang menamakan diri Aliansi Solo Raya.
Baca Juga: koran-sindo.com
Terkait sejumlah penolakan, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyatakan tidak ada masalah dengan kehadiran timnas Israel. Pemerintah sudah membahas dan menyiapkan semua jalur yakni politik, diplomatik, keamanan, dan sebagainya. Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali juga mengatakan bahwa pemerintah menjamin keamanan semua tim peserta termasuk Israel selama beraktivitas di Indonesia.
Penulis berpandangan bahwa kehadiran timnas Israel bukan sesuatu yang patut menjadi perkara sehingga menimbulkan pro- kontra. Hal tersebut didasarkan pada beberapa argumen. Pertama, menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 adalah capaian dari sejumlah langkah panjang diplomasi.
Kita telah lama berdiplomasi sehingga pada akhir 2019 lalu terpilih menjadi tuan rumah ke-22 Piala Dunia U20. Karena pandemic Covid-19, rencana kegiatan yang semula Maret 2021 ditunda hingga ke 2023. Sebagai capaian, ia akan menjadi tonggak pertama untuk menjadi tuan rumah kompetisi sepakbola dunia.
Artinya, ada langkah panjang yang telah kita lakukan, termasuk upaya memenuhi kualifikasi dan standar sejumlah tempat pertandingan sepak bola internasional. Monitoring kesiapan oleh FIFA juga telah dilakukan pada akhir Januari 2023 lalu. Ketua Umum PSSI Erick Thohir bahkan telah menyatakan penyiapan program pembinaan agar timnas U20 kita bisa terus tampil sebagai finalis tidak hanya pada Piala Dunia U20 ini.
Kedua, perhelatan ini mesti dikembalikan letaknya dalam konteks olahraga dan bukan dalam ranah hubungan diplomatik antarnegara semata. Penyelenggara kegiatan sebenarnya adalah PSSI dan pengundang peserta adalah FIFA.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah pada 27 Juni 2022 telah menyatakan bahwa PSSI-lah yang memiliki kewenangan itu dan dalam praktik hubungan luar negeri, kehadiran atlet dari negara yang tak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia seperti Israel dimungkinkan terjadi. Indonesia bahkan pernah menjadi tuan rumah kegiatan Inter-Parliamentary Union (IPU) yang dihadiri perwakilan parlemen Israel di Bali pada Maret 2022.
Dosen Hubungan Internasional FISIP dan Wakil Rektor 1 Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang
INDONESIA akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U20 pada 20 Mei-11 Juni 2023. Keikutsertaan tim nasional (timnas) sepak bola Israel sebagai salah satu peserta di ajang tersebut memunculkan beberapa penolakan. Bagaimana diplomasi olah raga kita mesti menyikapinya?
Beberapa pihak yang menolak kedatangan Israel berpandangan pemerintah seyogianya memperhatikan sikap Israel terhadap Palestina. Ini misalnya disuarakan oleh Boycott, Divestment, and Sanction (BDS), MERC, Aqsa Working Group, hingga Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI). Penolakan juga muncul dari elemen yang menamakan diri Aliansi Solo Raya.
Baca Juga: koran-sindo.com
Terkait sejumlah penolakan, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyatakan tidak ada masalah dengan kehadiran timnas Israel. Pemerintah sudah membahas dan menyiapkan semua jalur yakni politik, diplomatik, keamanan, dan sebagainya. Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali juga mengatakan bahwa pemerintah menjamin keamanan semua tim peserta termasuk Israel selama beraktivitas di Indonesia.
Penulis berpandangan bahwa kehadiran timnas Israel bukan sesuatu yang patut menjadi perkara sehingga menimbulkan pro- kontra. Hal tersebut didasarkan pada beberapa argumen. Pertama, menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 adalah capaian dari sejumlah langkah panjang diplomasi.
Kita telah lama berdiplomasi sehingga pada akhir 2019 lalu terpilih menjadi tuan rumah ke-22 Piala Dunia U20. Karena pandemic Covid-19, rencana kegiatan yang semula Maret 2021 ditunda hingga ke 2023. Sebagai capaian, ia akan menjadi tonggak pertama untuk menjadi tuan rumah kompetisi sepakbola dunia.
Artinya, ada langkah panjang yang telah kita lakukan, termasuk upaya memenuhi kualifikasi dan standar sejumlah tempat pertandingan sepak bola internasional. Monitoring kesiapan oleh FIFA juga telah dilakukan pada akhir Januari 2023 lalu. Ketua Umum PSSI Erick Thohir bahkan telah menyatakan penyiapan program pembinaan agar timnas U20 kita bisa terus tampil sebagai finalis tidak hanya pada Piala Dunia U20 ini.
Kedua, perhelatan ini mesti dikembalikan letaknya dalam konteks olahraga dan bukan dalam ranah hubungan diplomatik antarnegara semata. Penyelenggara kegiatan sebenarnya adalah PSSI dan pengundang peserta adalah FIFA.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah pada 27 Juni 2022 telah menyatakan bahwa PSSI-lah yang memiliki kewenangan itu dan dalam praktik hubungan luar negeri, kehadiran atlet dari negara yang tak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia seperti Israel dimungkinkan terjadi. Indonesia bahkan pernah menjadi tuan rumah kegiatan Inter-Parliamentary Union (IPU) yang dihadiri perwakilan parlemen Israel di Bali pada Maret 2022.