Panglima TNI Perluas Wilayah Pencarian Pilot Susi Air di Papua
loading...
A
A
A
JAKARTA - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memperluas wilayah pencarian Pilot Susi Air Kapten Philips Mark Marthens. Hingga kini Philips masih disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
"Ada (perluasan wilayah pencarian). Jadi kita tetap melaksanakan gelar tadi, jadi sudah kita tempatkan khususnya di daerah-daerah rawan yang diduga itu tadi. Kan kita enggak bisa menentukan oh di sini, oh di sini," kaya Yudo di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (8/3/2022).
Hingga saat ini, kata Yudo, para pelaku penyanderaan terus berpindah-pindah bersama dengan Kapten Philips. Hal tersebut juga menjadi kendala dalam proses penyelamatan. Terlebih, KKB kerap menyatu dengan masyarakat sehingga pihaknya harus berhati-hati dalam melakukan tindakan, terutama dalam membedakan masyarakat sipil dan anggota KKB.
"Sampai saat ini masih belum diketemukan, tetapi operasi tetap jalan terus penyelamatan sandera itu, karena kita tetap menjaga supaya masyarakat sipil tidak terlibat dan kena kalau dari operasi istilahnya serentak itu khawatirnya penduduk akan kena karena mereka ini kan bersama-sama dengan penduduk," katanya.
"Jadi bukan di tempat yang seperti apa namanya penyelamatan terhadap sandera yang ada di pesawat atau suatu tempat, enggak. Ini dibawa ke pindah-pindah dan bersama dengan masyarakat. Ya sehingga kita tidak mau masyarakat menjadi korban hanya gara-gara ini," sambungnya.
Yudo menambahkan, pihaknya bisa saja langsung menyelematkan pilot asal Selandia Baru itu dengan menggunakan alutsista dan prajurit yang ada. Namun karena penyelamatan Kapten Philips bukan operasi militer, tindakan itu tidak bisa dilakukan. Sehingga masyarakat harus sabar menunggu kembalinya Kapten Philips. "Sehingga ya harus sabar, menyelesaikan ini tidak langsung desss operasi militer iya, ini bukan operasi militer, ingat, ini bukan operasi militer," katanya.
Diberitakan sebelumnya, KKB pimpinan Egianus Kogoya membakar pesawat milik Susi Air yang dipiloti Philip Merthens dan membawa lima penumpang dari Timika, pada Selasa 7 Februari 2023. Sampai saat ini, pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu masih disandera KKB.
"Ada (perluasan wilayah pencarian). Jadi kita tetap melaksanakan gelar tadi, jadi sudah kita tempatkan khususnya di daerah-daerah rawan yang diduga itu tadi. Kan kita enggak bisa menentukan oh di sini, oh di sini," kaya Yudo di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (8/3/2022).
Hingga saat ini, kata Yudo, para pelaku penyanderaan terus berpindah-pindah bersama dengan Kapten Philips. Hal tersebut juga menjadi kendala dalam proses penyelamatan. Terlebih, KKB kerap menyatu dengan masyarakat sehingga pihaknya harus berhati-hati dalam melakukan tindakan, terutama dalam membedakan masyarakat sipil dan anggota KKB.
"Sampai saat ini masih belum diketemukan, tetapi operasi tetap jalan terus penyelamatan sandera itu, karena kita tetap menjaga supaya masyarakat sipil tidak terlibat dan kena kalau dari operasi istilahnya serentak itu khawatirnya penduduk akan kena karena mereka ini kan bersama-sama dengan penduduk," katanya.
Baca Juga
"Jadi bukan di tempat yang seperti apa namanya penyelamatan terhadap sandera yang ada di pesawat atau suatu tempat, enggak. Ini dibawa ke pindah-pindah dan bersama dengan masyarakat. Ya sehingga kita tidak mau masyarakat menjadi korban hanya gara-gara ini," sambungnya.
Yudo menambahkan, pihaknya bisa saja langsung menyelematkan pilot asal Selandia Baru itu dengan menggunakan alutsista dan prajurit yang ada. Namun karena penyelamatan Kapten Philips bukan operasi militer, tindakan itu tidak bisa dilakukan. Sehingga masyarakat harus sabar menunggu kembalinya Kapten Philips. "Sehingga ya harus sabar, menyelesaikan ini tidak langsung desss operasi militer iya, ini bukan operasi militer, ingat, ini bukan operasi militer," katanya.
Diberitakan sebelumnya, KKB pimpinan Egianus Kogoya membakar pesawat milik Susi Air yang dipiloti Philip Merthens dan membawa lima penumpang dari Timika, pada Selasa 7 Februari 2023. Sampai saat ini, pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu masih disandera KKB.
(cip)