Kemhan Dorong Industri Pertahanan Kembangkan Faskes untuk Melawan Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertahanan (Kemhan) terus mendorong industri pertahanan (indhan) untuk mengembangkan fasilitas kesehatan (faskes) yang inovatif guna membantu pemerintah melawan pandemi virus corona ( Covid-19 ). Hal itu dikarenakan, pemerintah memiliki keinginan dan memiliki prioritas untuk industri dalam negeri dapat berkembang.
"Memperkuat alat kesehatan menjadi salah satu prioritas pemerintah, khususnya Kementrian Pertahanan dalam melawan pandemi. Kita ingin punya faskes yang mumpuni dan hasil produksi indhan dalam negeri sesuai arahan Pak Presiden Jokowi," kata Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu saat berkunjung Fasilitas Manufaktur Bio Safety Level (BSL) milik Pindad di Bekasi, dilihat dari laman resmi Kemhan, Jumat (17/7/2020).
Saat melakukan kunjungan ke fasilitas milik Pindad itu, Wamenhan melihat langsung contoh baku laboratorium BSL+2 yang sudah lengkap dengan ruang positif pressure dan ruang isolasi. Di prototipe itu juga ada peralatan pemeriksaan PCR, dan Bioseptic Cabinet (BSC) untuk sampel dan hasil uji.
"Lab BSL-2+ ini merupakan terobosan yang sangat baik dalam rangka untuk mendorong mewujudkan kemandirian ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kesehatan. Hal yang harus diperhatikan adalah Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) ditingkatkan terus. Sesuai instruksi Pak Presiden, harus diprioritaskan pengembangan ekosistem dalam negeri," katanya. ( ).
Untuk diketahui, Bio Safety Level atau level keselamatan biologi adalah tingkatan keselamatan yang diperlukan untuk penanganan agen biologi. Keselamatan biologi level 2+ atau level 3 diperuntukkan bagi fasilitas klinis, diagnostik, riset atau produksi yang berhubungan dengan agen-agen eksotik yanf dapat mengakibatkan potensi terkena penyakit berbahaya.
Kategori keselamatan biologi di level 3 ini di antaranya adalah Anthrax, HIV, SARS, Tubercolosis, virus cacar, thypus sert avian influenza. Wamenhan berharap, inovasi Bus Mobile Laboratorium BSL-2+ yang dibuat Pindad dapat membantu memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan mempercepat waktu pemeriksaan pasien dengan metode PCR.
"Pelaksanaan PCR test itu membutuhkan sarana laboratorium untuk melaksanakan testing dan tracing terutama daerah yang menjadi episentrum. Kehadiran Mobile Lab BSL-2+ ini akan bisa menjawab tantangan kecepatan dan penetrasi wilayah,” ucapnya. ( ).
Di kesempatan yang sama Direktur Utama Pindad Abraham Mose mengatakan, Bus Mobile Laboratorium BSL-2+ yang dibuat pihaknya telah menggunakan standar WHO. Menurutnya, saat ini projek tersebut sedang proses sertifikasi dari lembaga kesehatan internasional yang di bawah naungan PBB itu. "Prototipe sekarang hasil kerjasama dengan Rumah Sakit Yarsi. Kita punya kapasitas produksi sebulan untuk 15 unit dengan TKDN sudah 62 persen," ungkapnya.
"Memperkuat alat kesehatan menjadi salah satu prioritas pemerintah, khususnya Kementrian Pertahanan dalam melawan pandemi. Kita ingin punya faskes yang mumpuni dan hasil produksi indhan dalam negeri sesuai arahan Pak Presiden Jokowi," kata Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu saat berkunjung Fasilitas Manufaktur Bio Safety Level (BSL) milik Pindad di Bekasi, dilihat dari laman resmi Kemhan, Jumat (17/7/2020).
Saat melakukan kunjungan ke fasilitas milik Pindad itu, Wamenhan melihat langsung contoh baku laboratorium BSL+2 yang sudah lengkap dengan ruang positif pressure dan ruang isolasi. Di prototipe itu juga ada peralatan pemeriksaan PCR, dan Bioseptic Cabinet (BSC) untuk sampel dan hasil uji.
"Lab BSL-2+ ini merupakan terobosan yang sangat baik dalam rangka untuk mendorong mewujudkan kemandirian ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kesehatan. Hal yang harus diperhatikan adalah Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) ditingkatkan terus. Sesuai instruksi Pak Presiden, harus diprioritaskan pengembangan ekosistem dalam negeri," katanya. ( ).
Untuk diketahui, Bio Safety Level atau level keselamatan biologi adalah tingkatan keselamatan yang diperlukan untuk penanganan agen biologi. Keselamatan biologi level 2+ atau level 3 diperuntukkan bagi fasilitas klinis, diagnostik, riset atau produksi yang berhubungan dengan agen-agen eksotik yanf dapat mengakibatkan potensi terkena penyakit berbahaya.
Kategori keselamatan biologi di level 3 ini di antaranya adalah Anthrax, HIV, SARS, Tubercolosis, virus cacar, thypus sert avian influenza. Wamenhan berharap, inovasi Bus Mobile Laboratorium BSL-2+ yang dibuat Pindad dapat membantu memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan mempercepat waktu pemeriksaan pasien dengan metode PCR.
"Pelaksanaan PCR test itu membutuhkan sarana laboratorium untuk melaksanakan testing dan tracing terutama daerah yang menjadi episentrum. Kehadiran Mobile Lab BSL-2+ ini akan bisa menjawab tantangan kecepatan dan penetrasi wilayah,” ucapnya. ( ).
Di kesempatan yang sama Direktur Utama Pindad Abraham Mose mengatakan, Bus Mobile Laboratorium BSL-2+ yang dibuat pihaknya telah menggunakan standar WHO. Menurutnya, saat ini projek tersebut sedang proses sertifikasi dari lembaga kesehatan internasional yang di bawah naungan PBB itu. "Prototipe sekarang hasil kerjasama dengan Rumah Sakit Yarsi. Kita punya kapasitas produksi sebulan untuk 15 unit dengan TKDN sudah 62 persen," ungkapnya.
(zik)