Pahlawan Nasional Lahir Bulan Maret, Nomor 2 Perumus Naskah Proklamasi

Sabtu, 04 Maret 2023 - 01:16 WIB
loading...
A A A
Soebardjo lahir di Karawang 23 Maret 1986. Dia memulai pendidikannya di Europeesche Lagere School. Ketika kuliah, ia aktif memperjuangkan kemerdekaan melalui organisasi. Soebardjo aktif menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) serta Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).



Saat Indonesia tengah berjuang meraih kemerdekaan, Soebardjo berhasil meyakinkan golongan muda untuk tidak buru-buru memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Tak hanya itu, Soebardjo pun memberi taruhan nyawa bahwa proklamasi Indonesia akan dikumandangkan pada 17 Agustus 1945.

Soebardjo dilantik menjadi Menteri Luar Negeri periode 1951-1952. Pada 1957-1961, ia dipercaya menjadi Duta Besar Indonesia di Swiss. Achmad Soebardjo meninggal dunia pada 15 Desember 1978. Atas jasanya, pemerintah memberi gelar pahlawan nasional pada 2009.

3. Sutan Syahrir

Sutan Syahrir lahir pada 5 Maret 1909. Ia merupakan Perdana Menteri pertama Indonesia. Syahrir mengenyam pendidikan di ELS dan MULO. Kemudian ia melanjutkan pendidikan ke di Universitas Amsterdam, Belanda.

Pada akhir tahun 1931, ia meninggalkan kampusnya serta memilih untuk kembali ke Indonesia untuk terjun dalam pergerakan nasional. Ia pun segera bergabung dengan PNI Baru pada Juni 1932 sebagai ketua.

Takut akan revolusioner PNI Baru, Belanda menangkap, memenjarakan hingga membuang Syahrir, Hatta serta pimpinan PNI Baru. Setelah tragedi tersebut, Soekarno menunjuk Syahrir menjadi Perdana Menteri untuk melanjutkan Perundingan Lingarjati.

Pada 1948, Syahrir mendirikan Partai Sosialis Indonesia. Namun, tahun 1962-1965, ia ditangkap serta dipenjarakan hingga mengalami stroke. Syahrir ditangkap karena Partai Sosialis Indonesia terlibat pemberontakan PRRI.

Melalui Keputusan Presiden No 76 Tahun 1966, Sutan Syahrir diberi gelar pahlawan nasional.

4. Otto Iskandar Dinata


Otto Iskandar Dinata lahir di Bojongsoang, 31 Maret 1987. Ia merupakan pahlawan nasional yang dijuluki Si Jalak Harupat. Otto menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Guru Atas. Bandung menjadi tempat Otto mulai aktif di dunia politik.

Pada 1925, Otto terjun ke organisasi Budi Utomo. Dia dipercaya menjadi anggota Dewan Kota Pekalongan mewakili Budi Utomo. Tahun 1942-1945, Otto menjadi pemimpin surat kabar Tjahaja. Kemudian dirinya diangkat menjadi anggota BPUPKI serta PPKI.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1345 seconds (0.1#10.140)