IKN Baru dan Momentum Transformasi SDM Pertahanan

Jum'at, 03 Maret 2023 - 12:47 WIB
loading...
A A A
Kekuatan yang luar biasa besar ini membutuhkan “sentuhan” pengelolaan yang baik agar berdampak positif bagi kedaulatan dan integritas NKRI. Salah dalam menyikapi keunggulan SDM yang ada justru bisa berdampak kontra produktif terhadap tujuan pertahanan strategis.

Transformasi
SDM pertahanan, baik militer maupun sipil merupakan elemen utama dan kunci menyikapi segala macam tantangan dan ancaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Secara garis besar komponen pertahanan sumber daya manusia terdiri dari komponen utama yaitu TNI, Komponen Cadangan, dan Komponen Pendukung.

Di tengah-tengah era supremasi sipil, sinergisitas dan kemanunggalan ketiga komponen tersebut menjadi syarat utama dalam memastikan kerja sama sistem pertahanan semesta yang efektif.

Untuk itu dalam rangka melahirkan SDM pertahanan yang tangguh, maka potensi sumber daya manusia yang ada harus senantiasa dikelola (di-manage) dengan baik.

Pendekatan pengelolaan SDM pertahanan apalagi di era disrupsi menjadi momentum dalam transformasi dalam pengelolaan SDM pertahanan. Pada aspek internal TNI Angkatan Darat, transformasi pengelolaan SDM ditujukan dalam rangka penguatan human capital personel sebagai potensi yang harus terus dikembangkan sebagai unsur utama organisasi komponen pertahanan.

Dalam konteks inilah, maka seluruh SDM TNI AD merupakan masukan (input) yang harus dikelola dan dikembangkan sehingga dapat memberikan keluaran (output) yang menunjang keberhasilan tugas, pokok dan fungsi dari TNI AD. Upaya transformatif pengelolaan SDM sangat strategis. Penguatan SDM TNI AD dari aspek keilmuan maupun keterampilan menjadi prioritas saat ini, tanpa meninggalkan dukungan infrastruktur dan suprastruktur, untuk itu.

Kekuatan Pertahanan Utama Matra Darat
Kebijakan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Pulau Jawa ke Kalimantan tidak lepas dari isu tentang kesiapan SDM pertahanan. Bagaimana tidak, jika kita lihat komposisi pertumbuhan dan sebaran penduduk sekitar 56% lebih ada di Pulau Jawa, sedangkan di Kalimantan hanya sekitar 6%.

Dalam perspektif pengelolaan SDM pertahanan, situasi ini tentu harus dikelola dengan baik sehingga adaptasi terhadap sebaran maupun komposisi penduduk nantinya tidak menimbulkan masalah (khususnya terkait konflik horizontal). Sebagai sebuah simbol kemajuan peradaban, kedaulatan, dan integritas negara, IKN membutuhkan pengelolaan SDM pertahanan yang tidak saja profesional namun juga arif dan bijaksana.

Kuncinya tentu tidak sekadar mobilisasi kuantitas, juga harus ada transformasi atas kualitas SDM pertahanan. Hal ini mengingat tidak saja dilihat dari faktor ancaman yang multideminsional dan multikompleks, namun juga adaptasi atas desain peradaban IKN yang dirancang menjadi center of gravity yang modern, berwawasan ekologis, berkelanjutan, dan sarat dengan karakter kebangsaan yang majemuk.

Menyikapi hal tersebut, TNI AD sebagai salah satu komponen utama pertahanan, tidak luput dari adaptasi dan transformasi atas segala perubahan yang ada. Melalui pendekatan human capital, setiap prajurit TNI AD adalah prajurit yang profesional, kompeten, adaptif dan responsif terhadap segala perubahan, kemajuan, modernitas, namun tetap berpijak kuat pada nilai-nilai luhur Pancasila, Sumpah Prajurit dan Sapta Marga.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0877 seconds (0.1#10.140)