Meningkatnya Pengaruh China di Asia Tenggara dan Dampaknya terhadap Hubungan Internasional

Rabu, 01 Maret 2023 - 16:18 WIB
loading...
Meningkatnya Pengaruh...
Harryanto Aryodiguno, Ph.D, Dosen Hubungan Internasional, President University, Jababeka, Cikarang. Foto/Dok Pribadi
A A A
Harryanto Aryodiguno, Ph.D
Dosen Hubungan Internasional, President University, Jababeka, Cikarang

ARTIKEL ini membahas kunjungan Menteri Luar Negeri China Qin Gang ke Indonesia pada akhir Februari 2023 dan menyoroti kerja sama antara Indonesia dan China dalam berbagai isu, termasuk Laut China Selatan , ekonomi regional, keamanan, dan bidang lainnya. Dalam konteks teori hubungan internasional, artikel ini juga menyoroti pengaruh dan kepentingan dua negara dalam kunjungan ini.

Selain itu, artikel ini menekankan pentingnya diplomasi Indonesia untuk menunjukkan persahabatannya dengan China. Hal ini dapat dicapai melalui penguatan kerja sama ekonomi, promosi pertukaran “people to people” dan budaya, berpartisipasi dalam penyelesaian masalah Laut China Selatan, dan promosi kerja sama keamanan regional. Semua ini akan membantu memperkuat persahabatan dan kerja sama antara Indonesia dan China .

Pada tanggal 21-23 Februari 2023, Qin Gang melakukan kunjungan pertamanya ke Indonesia sebagai menteri luar negeri. Kunjungan ini bertujuan mempererat hubungan antara China dan Indonesia, terutama dalam bidang ekonomi, perdagangan, politik, dan budaya.



Sebagai dua negara besar di Asia, hubungan antara China dan Indonesia selalu erat. China adalah mitra dagang dan sumber investasi terbesar bagi Indonesia, sehingga pertukaran ekonomi dan perdagangan antara kedua negara semakin dekat. Selama kunjungan Menteri Luar Negeri China, bersama para menteri Indonesia, membahas upaya untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua negara, dengan harapan dapat lebih meningkatkan hubungan kerja sama antara keduanya.

Qin Gang juga menyampaikan bahwa China bersedia berkolaborasi dengan Indonesia dalam mempromosikan inisiatif "Belt and Road" untuk memperkuat pembangunan infrastruktur dan interkoneksi di Indonesia. Hal ini sejalan dengan kebutuhan pembangunan Indonesia, dan kerja sama antara kedua negara di bidang ini akan membantu mendorong integrasi ekonomi di Asia.

Selain fokus pada aspek ekonomi dan perdagangan, Qin Gang juga berdiskusi dengan pejabat senior Indonesia mengenai pertukaran politik, budaya, dan sosial atau people to people. Kerja sama di bidang ini akan membantu meningkatkan pemahaman dan persahabatan antara kedua bangsa, serta mendorong saling menghormati dan bekerja sama di antara kedua negara.

Indonesia dan China memiliki potensi kerja sama ekonomi yang besar. China adalah mitra dagang terbesar Indonesia dan perdagangan antara kedua negara terus meningkat. Indonesia berharap untuk menarik lebih banyak investasi dari China serta memperkuat kerja sama dalam bidang infrastruktur, ekonomi digital, dan sektor lainnya. Indonesia juga berharap untuk memperkuat koordinasi dengan China mengenai mekanisme kerja sama ekonomi regional, serta mendorong negosiasi dan penandatanganan perjanjian seperti ASEAN-China Free Trade Area.

Di bidang keamanan, Indonesia dan China memiliki kepentingan bersama yang luas. Pada bulan Maret ini, Indonesia akan mempromosikan mengenai "Code of Conduct in the South China Sea", mekanisme penting yang bertujuan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut. Indonesia dan China secara aktif berpartisipasi dalam mekanisme tersebut dan diharapkan dapat mencapai konsensus melalui konsultasi dan berkontribusi terhadap stabilitas dan pembangunan kawasan Laut China Selatan.

Selain masalah Laut China Selatan, Indonesia dan China juga memiliki kerja sama keamanan seperti kontra-terorisme dan pemberantasan kejahatan transnasional. Kerja sama ini akan membantu meningkatkan rasa saling percaya dan hubungan persahabatan antara kedua negara, serta memberikan kontribusi pada perdamaian dan stabilitas di seluruh kawasan.

Dalam rangka memperkuat kerja sama bilateral, Indonesia dan China berkomitmen untuk terus meningkatkan dialog dan kerja sama di semua bidang, serta menghormati dan memahami posisi masing-masing terkait isu-isu yang sensitif. Meskipun China dan Indonesia memiliki pandangan yang berbeda dalam isu Laut China Selatan, kedua negara berharap dapat menyelesaikan sengketa di Laut China Selatan melalui perundingan damai serta mempertahankan perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.

Singkatnya, Indonesia dan China memiliki banyak kesempatan untuk bekerja sama dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi dan keamanan, serta memperkuat hubungan bilateral untuk mencapai tujuan bersama dalam mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan.

Indonesia dan China juga memiliki banyak kesempatan untuk bekerja sama dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi dan keamanan, serta memperkuat hubungan bilateral untuk mencapai tujuan bersama dalam mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan.

China selalu menekankan bahwa masalah Laut China Selatan harus diselesaikan melalui dialog dan negosiasi antara negara-negara yang berkepentingan langsung, serta menentang campur tangan pihak luar. Ini adalah sikap konsisten yang ditekankan oleh China.

Selain itu, China juga telah berkomitmen untuk memperkuat komunikasi dan kerja sama dengan negara-negara ASEAN dan menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Laut China Selatan melalui "Kode Etik Laut China Selatan" dan mekanisme lainnya. China juga mendukung upaya bersama untuk mempromosikan perdamaian dan pembangunan di Laut China Selatan melalui konsultasi damai mengenai isu Laut China Selatan.

Meskipun China dan Indonesia memiliki posisi yang berbeda dalam isu Laut China Selatan, keduanya memiliki tujuan yang sama dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut. Dengan memperkuat komunikasi dan kerja sama, serta meningkatkan rasa saling percaya, keduanya dapat memahami posisi dan kepentingan masing-masing, meningkatkan kerja sama, dan berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan, sehingga memberikan rasa aman yang lebih besar kepada negara-negara di Asia tenggara.

Dalam hubungan kedua negara, penulis mencoba menjelaskannya dari sudut pandang yang berbeda. Dari perspektif teori realis, kerja sama antara Indonesia dan China di Laut China Selatan dapat dikatakan sebagai kerja sama pragmatis, yaitu kerja sama untuk mewujudkan kepentingan bersama atas dasar kepentingan nasional masing-masing.

Dari perspektif teori liberal, kerja sama antara Indonesia dan China di Laut China Selatan dapat dikatakan sebagai kerja sama institusional, yaitu kedua belah pihak mewujudkan kepentingan bersama melalui mekanisme dan aturan kelembagaan yang sama. Misalnya, kedua belah pihak mendukung pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di wilayah Laut China Selatan melalui mekanisme seperti "Kode Etik Laut China Selatan" dan bersama-sama mendorong pengembangan wilayah Laut China Selatan.

Kerja sama kelembagaan semacam ini membutuhkan tingkat kesepakatan tertentu antara kedua pihak dalam hal nilai-nilai umum dan sistem politik, tetapi pengaturan kelembagaan juga dapat digunakan untuk mengatasi perbedaan dan mencapai kerja sama.

Kerja sama Indonesia-China di Laut China Selatan dapat dilihat sebagai perpaduan antara kerja sama pragmatis dan institusional. Sambil mewujudkan kepentingan nasional mereka sendiri, kedua belah pihak telah memberikan kontribusi tertentu bagi perdamaian, stabilitas, dan pembangunan bersama kawasan Laut China Selatan melalui mekanisme dan aturan kelembagaan bersama.

Selain itu, dari perspektif teori realisme hubungan internasional, negara merupakan partisipan terpenting dalam politik internasional. Politik internasional dipandang sebagai kontes untuk kekuasaan. Kunjungan Qin Gang dapat diartikan sebagai upaya China untuk menjaga hak dan kepentingannya sendiri di kawasan Laut China Selatan, sekaligus sebagai upaya China untuk memperluas pengaruhnya di kawasan Asia. Dari perspektif ini, Indonesia adalah negara penting di Asia Tenggara, dan juga memainkan peran penting dalam pengaruh China.

Selain itu, teori liberal mengindikasikan bahwa politik internasional adalah bentuk kerja sama dan interaksi. Oleh karena itu, kunjungan Qin Gang dapat dianggap sebagai upaya China dan Indonesia untuk meningkatkan saling pengertian, komunikasi, dan koordinasi kebijakan. Selain itu, kunjungan tersebut juga dapat mendorong perdamaian dan stabilitas di Asia serta kerja sama yang saling menguntungkan dalam mendorong pembangunan ekonomi regional.

Penulis berpendapat bahwa politik internasional adalah praktik sosial konstruksi bersama. Kunjungan Qin Gang dapat dianggap sebagai praktik sosial internasional melalui interaksi dan kerja sama antara kedua belah pihak. Melalui pola kerja sama dan hasil yang saling menguntungkan di kawasan Asia, akan tercipta kawasan yang lebih harmonis dan stabil.

Ketika kekuatan baru muncul dalam sistem internasional, tantangan mereka terhadap kekuatan hegemonik yang ada akan menyebabkan perubahan dalam sistem tersebut. Dalam konteks ini, negara-negara berkembang akan berusaha untuk memperoleh lebih banyak kekuatan dan pengaruh sehingga dapat mempengaruhi pengoperasian sistem internasional.

Dari perspektif ini, China, sebagai kekuatan baru, terus meningkatkan kekuatan ekonomi dan militer dalam beberapa dekade terakhir. Posisi China dalam sistem internasional secara perlahan-lahan membaik dan pengaruhnya terhadap negara-negara tetangga juga meningkat. Situasi ini terutama terlihat di negara-negara tetangga China, seperti Indonesia, Vietnam, dan negara-negara lainnya.

Kunjungan Menlu China Qin Gang ke Indonesia dapat dianggap sebagai wujud nyata dari teori transisi kekuasaan. Kerja sama antara China dan Indonesia mulai membawa manfaat praktis, seperti penguatan kerja sama ekonomi regional dan bersama-sama menjaga keamanan dan stabilitas di Laut China Selatan. Kerja sama tersebut memberikan dampak positif bagi perekonomian dan keamanan negara-negara seperti Indonesia, dan juga menandakan bahwa hubungan China dengan negara-negara tetangga mengalami perubahan.



Sebaliknya, penulis juga percaya bahwa hubungan antara kekuatan yang muncul dan hegemoni yang ada dapat menghasilkan konfrontasi dan kontradiksi. Oleh karena itu, sambil menjaga kepentingannya sendiri, China perlu memperhatikan keamanan dan kepentingan negara-negara tetangganya untuk menciptakan lingkungan internasional yang stabil dan damai.

Hanya dengan cara ini, kita dapat memastikan kebangkitan damai China bukan sekadar slogan dan propaganda, melainkan benar-benar kebangkitan damai yang membawa dampak positif untuk negara di kawasan Asia.
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1414 seconds (0.1#10.140)