Kisah Soekitman, Sosok Perwira Polisi yang Jadi Target Penculikan PKI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Soekitman menjadi salah satu sosok yang mungkin terlupakan dalam rangkaian peristiwa G30S PKI . Padahal sosok polisi ini punya peran penting dalam menguak peristiwa yang menewaskan 7 Jenderal tersebut.
Soekitman yang kala itu tengah menyandang pangkat sebagai AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi) berjasa dalam penemuan jenazah tujuh orang perwira TNI AD.
Pada malam peristiwa penculikan dan pembunuhan tujuh jenderal, pria asal Pelabuhan Ratu, Jawa Barat ini tengah berjaga di Wisma AURI di Jalan Iskandarsyah, Jakarta, bersama Sutarso rekannya yang berpangkat sama.
Baca juga : Mengenal Sosok Aan Kurnia, Perwira Tinggi Bintang 3 Kepala Bakamla
Lokasi tersebut tak jauh dari tempat tinggal Mayjen Donald Isaac Pandjaitan yang juga jadi korban peristiwa keji itu.
Setelah terdengar suara rentetan senjata api, Soekitman langsung beranjak dari pos dan meninggalkan rekannya untuk menyelidiki apa yang tengah terjadi.
Namun ditengah perjalanan, lulusan Sekolah Polisi Negara 1961 ini dihentikan oleh oknum tentara berseragam loreng dan berbaret merah.
Tak butuh waktu lama, akhirnya Soekitman dibekuk dan dimasukan dalam truk dengan tangan dan kaki terikat. Dia lantas dibawa ke lokasi Lubang Buaya tempat dimana pembantaian sadis itu terjadi.
Soekitman menjadi satu satunya saksi yang menyaksikan pembantaian tersebut. Dari jarak 10 meter, dia mampu melihat dengan jelas sekelompok orang mengerumuni sebuah sumur sambil berteriak, "Ganyang kabir, ganyang kabir! (Ganyang jendral, red)"
Beruntungnya sang polisi ini berhasil untuk lolos dengan cara tertidur di kolong truk tanpa seorangpun mengetahui keberadaannya.
Baca juga : Kawal Prabowo, Perwira Kopassus ini Bukan Sosok Sembarangan: Punya Tab Ranger US Army!
Setelah terbangun di sore hari, tempat tersebut telah bersih dari orang orang dan hanya ada dirinya sendiri di lokasi kejadian.
Segara dia langsung melarikan diri dan melapor ke markas Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada 3 Oktober dan dipertemukan dengan Kolonel Sarwo Edi Wibowo.
Ketika itu Soekitman langsung jadi pemandu Mayor CI Santoso dan ajudan Letjen Ahmad Yani, Kapten CPM Subarti untuk menemukan lokasi tempat para jenderal tersebut dikuburkan.
Soekitman memang tidak memiliki torehan karir yang cemerlang, namun peristiwa sejarah ini tentu akan mengharumkan namanya sebagai sosok polisi yang menguak peristiwa G30S.
Indra Lesmana, anak ketiga Sukitman, menjelaskan bahwa sang ayah sangat bangga karena selama hidupnya dapat berguna bagi bangsa dan negara.
Soekitman yang kala itu tengah menyandang pangkat sebagai AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi) berjasa dalam penemuan jenazah tujuh orang perwira TNI AD.
Pada malam peristiwa penculikan dan pembunuhan tujuh jenderal, pria asal Pelabuhan Ratu, Jawa Barat ini tengah berjaga di Wisma AURI di Jalan Iskandarsyah, Jakarta, bersama Sutarso rekannya yang berpangkat sama.
Baca juga : Mengenal Sosok Aan Kurnia, Perwira Tinggi Bintang 3 Kepala Bakamla
Lokasi tersebut tak jauh dari tempat tinggal Mayjen Donald Isaac Pandjaitan yang juga jadi korban peristiwa keji itu.
Setelah terdengar suara rentetan senjata api, Soekitman langsung beranjak dari pos dan meninggalkan rekannya untuk menyelidiki apa yang tengah terjadi.
Namun ditengah perjalanan, lulusan Sekolah Polisi Negara 1961 ini dihentikan oleh oknum tentara berseragam loreng dan berbaret merah.
Tak butuh waktu lama, akhirnya Soekitman dibekuk dan dimasukan dalam truk dengan tangan dan kaki terikat. Dia lantas dibawa ke lokasi Lubang Buaya tempat dimana pembantaian sadis itu terjadi.
Soekitman menjadi satu satunya saksi yang menyaksikan pembantaian tersebut. Dari jarak 10 meter, dia mampu melihat dengan jelas sekelompok orang mengerumuni sebuah sumur sambil berteriak, "Ganyang kabir, ganyang kabir! (Ganyang jendral, red)"
Beruntungnya sang polisi ini berhasil untuk lolos dengan cara tertidur di kolong truk tanpa seorangpun mengetahui keberadaannya.
Baca juga : Kawal Prabowo, Perwira Kopassus ini Bukan Sosok Sembarangan: Punya Tab Ranger US Army!
Setelah terbangun di sore hari, tempat tersebut telah bersih dari orang orang dan hanya ada dirinya sendiri di lokasi kejadian.
Segara dia langsung melarikan diri dan melapor ke markas Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada 3 Oktober dan dipertemukan dengan Kolonel Sarwo Edi Wibowo.
Ketika itu Soekitman langsung jadi pemandu Mayor CI Santoso dan ajudan Letjen Ahmad Yani, Kapten CPM Subarti untuk menemukan lokasi tempat para jenderal tersebut dikuburkan.
Soekitman memang tidak memiliki torehan karir yang cemerlang, namun peristiwa sejarah ini tentu akan mengharumkan namanya sebagai sosok polisi yang menguak peristiwa G30S.
Indra Lesmana, anak ketiga Sukitman, menjelaskan bahwa sang ayah sangat bangga karena selama hidupnya dapat berguna bagi bangsa dan negara.
(bim)