Profil Widodo Adi Sutjipto, Panglima TNI Pertama dari Angkatan Laut
loading...
A
A
A
JAKARTA - Profil Laksamana TNI (Purn) Widodo Adi Sutjipto atau Widodo A.S diulas dalam artikel ini. Ya, dia adalah Panglima TNI pertama dari matra Angkatan Laut ( AL ).
Pria kelahiran Boyolali, Jawa Tengah, 1 Agustus 1944 ini diangkat menjadi Panglima TNI periode 1999-2002 oleh Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Widodo A.S menjabat Panglima TNI menggantikan Wiranto.
Serah terima jabatan (sertijab) dari Wiranto kepada Widodo A.S dilakukan di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, pada 4 November 1999. Dikutip dari laman TNI AL, Widodo A.S adalah putra ke-4 dari pasangan Adi Sutjipto dan Siti Fatonah.
Ayahnya Widodo A.S berprofesi sebagai seorang guru. Dikutip dari laman resmi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Widodo A.S merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) 1968.
Masa jabatan suami Sri Murniati sebagai Panglima TNI itu berakhir pada 18 Juni 2002 dan digantikan oleh Jenderal TNI Endriartono Sutarto. Setelah itu, Widodo diangkat menjadi Ketua Tim Nasional Penanggulangan Dampak Situasi Irak (TNPDSI) oleh Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri.
TNPDSI ini bertanggung jawab terhadap keseluruhan proses evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Irak. Sebab, muncul krisis Irak-Amerika Serikat pada 2002-2003 yang berujung pada meletusnya perang terbuka.
Karier Widodo A.S semakin bersinar. Dia diangkat Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) pada periode 21 Oktober 2004 hingga 22 Oktober 2009 menggantikan Hari Sabarno.
Dia sempat merangkap menjadi Menteri Dalam Negeri ad-interim pada 2 April-29 Agustus 2007 saat menjabat Menko Polhukam. Usai masa jabatannya sebagai Menko Polhukam selesai, dia diangkat menjadi Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ad-interim pada 1 Oktober - 22 Oktober 2009.
Setelah itu, Widodo diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Bidang Pertahanan dan Keamanan periode 2010-2014. Widodo mengawali kariernya di TNI AL sebagai Perwira Senjata di KRI Irian pada 1968.
Selanjutnya, dia juga pernah beberapa kali menjadi komandan Kapal Perang Republlik Indonesia (KRI), yakni Komandan KRI Monginsidi pada 1986, Komandan KRI Ki Hadjar Dewantara pada 1988, dan Komandan KRI Abdul Halim Perdanakusuma pada 1989.
Adapun KRI Monginsidi-343 merupakan kapal fregat sekelas dengan KRI Samadikun-341, kapal perang jenis fregat buatan Amerika Serikat Kelas Claud Jones. Sedangkan KRI Ki Hadjar Dewantara-364 adalah kapal perang jenis korvet buatan Yugoslavia yang juga berfungsi sebagai kapal latih lanjut Taruna Akabri Bagian Laut.
Adapun KRI Abdul Halim Pedanakusuma-355 merupakan kapal perang jenis fregat buatan Belanda dari Kelas Van Speijk. Widodo juga pernah dipercaya menjadi Kepala Staf Angkatan RI Kawasan Barat pada 1994-1995 dan Panglima Armada RI Kawasan Barat pada 1955.
Setelah itu, Presiden RI ke-3 B.J Habibie menunjuk Widodo yang saat itu masih berpangkat Laksdya menjadi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) mulai 26 Juni 1998 menggantikan Laksamana TNI Arief Kushariadi. Seiring hal itu, pangkat Widodo dinaikkan menjadi Laksamana TNI pada 1 Februari 1999.
B.J Habibie kemudian mengangkat Widodo sebagai Wakil Panglima TNI mulai 17 Juli 1999. Widodo hanya tiga bulan menjabat Wakil Panglima TNI karena Presiden selanjutnya, Gus Dur mengangkatnya menjadi Panglima TNI.
Pria kelahiran Boyolali, Jawa Tengah, 1 Agustus 1944 ini diangkat menjadi Panglima TNI periode 1999-2002 oleh Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Widodo A.S menjabat Panglima TNI menggantikan Wiranto.
Serah terima jabatan (sertijab) dari Wiranto kepada Widodo A.S dilakukan di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, pada 4 November 1999. Dikutip dari laman TNI AL, Widodo A.S adalah putra ke-4 dari pasangan Adi Sutjipto dan Siti Fatonah.
Ayahnya Widodo A.S berprofesi sebagai seorang guru. Dikutip dari laman resmi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Widodo A.S merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) 1968.
Masa jabatan suami Sri Murniati sebagai Panglima TNI itu berakhir pada 18 Juni 2002 dan digantikan oleh Jenderal TNI Endriartono Sutarto. Setelah itu, Widodo diangkat menjadi Ketua Tim Nasional Penanggulangan Dampak Situasi Irak (TNPDSI) oleh Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri.
TNPDSI ini bertanggung jawab terhadap keseluruhan proses evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Irak. Sebab, muncul krisis Irak-Amerika Serikat pada 2002-2003 yang berujung pada meletusnya perang terbuka.
Karier Widodo A.S semakin bersinar. Dia diangkat Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) pada periode 21 Oktober 2004 hingga 22 Oktober 2009 menggantikan Hari Sabarno.
Dia sempat merangkap menjadi Menteri Dalam Negeri ad-interim pada 2 April-29 Agustus 2007 saat menjabat Menko Polhukam. Usai masa jabatannya sebagai Menko Polhukam selesai, dia diangkat menjadi Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ad-interim pada 1 Oktober - 22 Oktober 2009.
Setelah itu, Widodo diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Bidang Pertahanan dan Keamanan periode 2010-2014. Widodo mengawali kariernya di TNI AL sebagai Perwira Senjata di KRI Irian pada 1968.
Selanjutnya, dia juga pernah beberapa kali menjadi komandan Kapal Perang Republlik Indonesia (KRI), yakni Komandan KRI Monginsidi pada 1986, Komandan KRI Ki Hadjar Dewantara pada 1988, dan Komandan KRI Abdul Halim Perdanakusuma pada 1989.
Adapun KRI Monginsidi-343 merupakan kapal fregat sekelas dengan KRI Samadikun-341, kapal perang jenis fregat buatan Amerika Serikat Kelas Claud Jones. Sedangkan KRI Ki Hadjar Dewantara-364 adalah kapal perang jenis korvet buatan Yugoslavia yang juga berfungsi sebagai kapal latih lanjut Taruna Akabri Bagian Laut.
Adapun KRI Abdul Halim Pedanakusuma-355 merupakan kapal perang jenis fregat buatan Belanda dari Kelas Van Speijk. Widodo juga pernah dipercaya menjadi Kepala Staf Angkatan RI Kawasan Barat pada 1994-1995 dan Panglima Armada RI Kawasan Barat pada 1955.
Setelah itu, Presiden RI ke-3 B.J Habibie menunjuk Widodo yang saat itu masih berpangkat Laksdya menjadi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) mulai 26 Juni 1998 menggantikan Laksamana TNI Arief Kushariadi. Seiring hal itu, pangkat Widodo dinaikkan menjadi Laksamana TNI pada 1 Februari 1999.
B.J Habibie kemudian mengangkat Widodo sebagai Wakil Panglima TNI mulai 17 Juli 1999. Widodo hanya tiga bulan menjabat Wakil Panglima TNI karena Presiden selanjutnya, Gus Dur mengangkatnya menjadi Panglima TNI.
(rca)