Mahfud MD Sebut Papua Lebih Tenang Setelah Lukas Enembe Ditangkap
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menganggap kondisi di Papua saat ini jauh lebih tenang setelah Lukas Enembe ditangkap. Setelah Gubernur Papua nonaktif itu ditahan KPK, tidak ada lagi demonstrasi di Papua.
"(Penangkapan) Lukas Enembe itu malah buat Papua tenang," kata Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (21/2/2023).
Mahfud mengungkapkan, unjuk rasa kerap digelar sebelum Lukas Enembe ditangkap. Rekening Pemprov Papua juga telah dibekukan, sehingga tak ada lagi pembiayaan aksi massa.
"Ketika mau ditangkap dulu itu selalu demo, begitu ditangkap betul, selesai sekarang. Tidak ada lagi demonya dan uangnya kita freeze. Uang tidak boleh keluar hingga ada kejelasan, sehingga biaya demo dan sebagainya tidak ada lagi," katanya.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menjelaskan, penangkapan Lukas Enembe tidak ada kaitannya dengan penyanderaan pilot Susi Air, Philip Marks Merthen.
"Tidak, ini yang menyandera orang asing ini adalah Kogoya. Kogoya ini sejak bertahun-tahun lalu sebelum ada urusan Enembe, sebelum ada DOB itu memang sudah memberontak," katanya.
"Tapi tidak ada kaitannya dengan DOB dan Lukas Enembe," ujarnya.
Untuk diketahui, KPK berhasil menangkap Lukas Enembe di salah satu rumah makan di Kota Jayapura, Papua, pada 10 Januari 2023. Lukas ditetapkan tersangka kasus dugaan suap terkait proyek pembangunan infrastruktur bersama Bos PT Tabi Bangun Papua (PT TBP), Rijatono Lakka (RL). Lukas Enembe ditetapkan sebagai tersangka penerima suap. Sedangkan Rijatono ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap.
Baca juga: Pilot Susi Air Disandera Dikaitkan Penangkapan Lukas Enembe, Mahfud MD: Tak Ada Hubungannya
Lukas diduga menerima suap sebesar Rp1 miliar dari Rijatono. Suap itu diberikan karena perusahaan Rijatono dimenangkan dalam sejumlah proyek pembangunan di Papua. Sedikitnya, ada tiga proyek di Papua bernilai miliaran rupiah yang dimenangkan perusahaan Rijatono Lakka untuk digarap.
Ketiganya adalah proyek multiyears peningkatan jalan Entrop-Hamadi senilai Rp14,8 miliar. Kemudian, proyek multiyears rehab sarana dan prasarana penunjang PAUD Integrasi senilai Rp13,3 miliar. Selanjutnya, proyek multiyears penataan lingkungan venue menembak outdoor AURI senilai Rp12,9 miliar.
Lihat Juga: Bocoran Mahfud MD soal Penanganan Judi Online di Komdigi: Akan Sampai ke Otak dan Jantung Pelaku
"(Penangkapan) Lukas Enembe itu malah buat Papua tenang," kata Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (21/2/2023).
Mahfud mengungkapkan, unjuk rasa kerap digelar sebelum Lukas Enembe ditangkap. Rekening Pemprov Papua juga telah dibekukan, sehingga tak ada lagi pembiayaan aksi massa.
"Ketika mau ditangkap dulu itu selalu demo, begitu ditangkap betul, selesai sekarang. Tidak ada lagi demonya dan uangnya kita freeze. Uang tidak boleh keluar hingga ada kejelasan, sehingga biaya demo dan sebagainya tidak ada lagi," katanya.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menjelaskan, penangkapan Lukas Enembe tidak ada kaitannya dengan penyanderaan pilot Susi Air, Philip Marks Merthen.
"Tidak, ini yang menyandera orang asing ini adalah Kogoya. Kogoya ini sejak bertahun-tahun lalu sebelum ada urusan Enembe, sebelum ada DOB itu memang sudah memberontak," katanya.
"Tapi tidak ada kaitannya dengan DOB dan Lukas Enembe," ujarnya.
Untuk diketahui, KPK berhasil menangkap Lukas Enembe di salah satu rumah makan di Kota Jayapura, Papua, pada 10 Januari 2023. Lukas ditetapkan tersangka kasus dugaan suap terkait proyek pembangunan infrastruktur bersama Bos PT Tabi Bangun Papua (PT TBP), Rijatono Lakka (RL). Lukas Enembe ditetapkan sebagai tersangka penerima suap. Sedangkan Rijatono ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap.
Baca juga: Pilot Susi Air Disandera Dikaitkan Penangkapan Lukas Enembe, Mahfud MD: Tak Ada Hubungannya
Lukas diduga menerima suap sebesar Rp1 miliar dari Rijatono. Suap itu diberikan karena perusahaan Rijatono dimenangkan dalam sejumlah proyek pembangunan di Papua. Sedikitnya, ada tiga proyek di Papua bernilai miliaran rupiah yang dimenangkan perusahaan Rijatono Lakka untuk digarap.
Ketiganya adalah proyek multiyears peningkatan jalan Entrop-Hamadi senilai Rp14,8 miliar. Kemudian, proyek multiyears rehab sarana dan prasarana penunjang PAUD Integrasi senilai Rp13,3 miliar. Selanjutnya, proyek multiyears penataan lingkungan venue menembak outdoor AURI senilai Rp12,9 miliar.
Lihat Juga: Bocoran Mahfud MD soal Penanganan Judi Online di Komdigi: Akan Sampai ke Otak dan Jantung Pelaku
(abd)