Komisi II DPR: Hapus Jabatan Gubernur Harus Ada Perubahan UU

Rabu, 08 Februari 2023 - 15:17 WIB
loading...
Komisi II DPR: Hapus Jabatan Gubernur Harus Ada Perubahan UU
Wacana menghapus jabatan gubernur terus bergulir. Namun untuk mewujudkan wacana tersebut dinilai tak mudah, karena harus mengubah perundang-undangannya. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Wacana menghapus jabatan gubernur terus bergulir. Namun untuk mewujudkan wacana tersebut dinilai tak mudah, karena harus mengubah peraturan perundang-undangannya.

"Misalnya kita menganggap ada masalah, itu juga tidak mudah. Karena harus ada perubahan undang-undang, bukan hanya perubahan undang-undang biasa, tetapi juga UUD 1945," kata Ketua Komisi II DPR, Ahmad Doli Kurnia Tandjung, Rabu (8/2/2023).

Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Golkar itu menyampaikan, posisi gubernur telah diatur sangat jelas dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Sehingga, jika ingin mewujudkan usulan ini menjadi nyata, amendemen menjadi jalan yang juga perlu ditempuh.

"Nah apakah kita mau melakukan amendemen UUD 1945 hanya sekadar mengevaluasi atau mengeliminir, mendrop posisi Gubernur? Saya kira kan yak kalau kita bicara amendemen UUD 1945, kita bicara hal-hal yang mendasar, besar," ujarnya.



Usulan perubahan UU ini sebagai tindak lanjut dari pandangannya mengenai penghapusan pilkada gubernur (pilgub).

"PKB mengusulkan untuk dijadikan pertimbangan, apakah bisa diubah konstitusinya," kata Cak Imin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (3/2/2023).

Ia mengakui usulan perubahan UU Pilkada akan ditempuh melalui jalur DPR. Cak Imin memastikan usulan ini akan dilayangkan sesegara mungkin.

"Segera, segera. Iya kita ngusulin naskah ke Baleg (Badan Legislasi)," ujarnya.

Wakil Ketua DPR itu beranggapan, usulan ini perlu dikaji oleh DPR. Sebab, PKB beranggapan Pilkada secara langsung tidak efektif dan menghabiskan banyak anggaran.

"Kemudian berantemnya panjang. Pilgub DKI sampai sekarang masih berantem, sampai kapan?" ujarnya.

Cak Imin menilai sistem pemilihan kepala daerah perlu dievaluasi. Menurutnya, pemilihan tingkat provinsi atau pemilihan gubernur (Pilgub) lebih efektif ditiadakan.

"Makanya PKB mengusulkan agar pilkada itu hanya pemilihan langsung untuk pilpres dan pilwalkot. Pemilihan gubernur tidak ada lagi karena melelahkan. Kalau perlu gubernur nanti tidak ada, karena tidak terlalu fungsional di dalam pemerintahan," kata Cak Imin dalam acara yang digelar di Grand Sahid Jaya Hotel, Senin (30/1/2023).
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1781 seconds (0.1#10.140)