Soroti Kualitas Jurnalistik Indonesia, Dewan Pers Nilai Jadi Problem Internal Industri Pers

Sabtu, 04 Februari 2023 - 13:00 WIB
loading...
Soroti Kualitas Jurnalistik...
Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers pada Dewan Pers Yadi Hendriana menyoroti masih kurang baiknya quality of journalism (kualitas jurnalistik) di Indonesia. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Dewan Pers menyoroti masih kurang baiknya quality of journalism (kualitas jurnalistik) di Indonesia. Hal itu dipandang menjadi problem internal (masalah organisasi) dalam industri pers kekinian.

"Problem internal di pers itu adalah quality of journalism kita kurang bagus, saya akui," ujar Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers pada Dewan Pers Yadi Hendriana dalam diskusi dari Polemik MNC Trijaya bertajuk 'Mau Dibawa ke Mana Industri Pers Kita', Sabtu (4/2/2023).

Alasannya, industri pers di Indonesia masih kerap mengamplifikasi konten-konten yang berisi provokasi seksual, konten hoaks dan fitnah hingga konten yang menyalahi kode etik. Hal itu juga terbukti dari temuan Dewan Pers yang mendapati ada 691 kasus pelanggaran pers yang terjadi selama tahun 2022.

Dirinya tak menampik bahwa ada kecenderungan konten tersebut didistribusikan untuk mendongkrak traffic atau rating bagi perusahaan media. Pasalnya, ada kecenderungan publik juga yang menyukai konten-konten tersebut.

"Pertama itu kekerasan, kemudian pornografi dan yang ketiga itu mistis, tiga itu underline, tapi apakah kita mau itu? Kan enggak," kata Yadi.

Oleh karenanya, dia berharap industri pers di Indonesia bisa lebih mengedepankan kualitas jurnalistik. Industri pers menurutnya bisa mendistribusikan konten yang lebih inspiring, apalagi kekinian sudah banyak masyarakat yang mulai menyukai konten tersebut.

"Pers itu selalu menekankan quality of journalism, mungkin sekarang sudah berubah, ternyata yang inspiring content itu banyak disukai, nah harusnya yang inspiring content yang betul-betul keren yang bisa kita amplifikasi," jelas Yadi.

Dalam hal tersebut, Yadi menambahkan Dewan Pers juga sudah meminta komitmen mulai dari organisasi pers, perusahaan pers dan jurnalis untuk menggelorakan konten yang lebih berkualitas untuk masyarakat. Menurutnya, konten yang berkualitas dapat menjadi kekuatan juga bagi masyarakat.

"Kalau seandainya kita mengepung dunia digital kita ini dengan konten berkualitas, berguna untuk publik, Insya Allah pers kita itu akan menjadi kekuatan yang baik untuk masyarakat," pungkasnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1207 seconds (0.1#10.140)