Nestapa Tenaga Kesehatan, Garda Terdepan tapi Terabaikan

Rabu, 15 Juli 2020 - 08:01 WIB
loading...
A A A
Banyaknya tenaga kesehatan yang terinfeksi dan gugur dalam tugas menjadi keprihatinan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI). Salah seorang dokter yang juga anggota Dewan Pertimbangan PB IDI Zaenal Abidin mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan banyak dokter tertular virus dan meninggal karena mereka berpindah-pindah rumah sakit dalam bertugas. Ada dokter yang harus berpindah hingga dua atau tiga rumah sakit dalam sehari.

“Mereka harus pindah karena mendampingi konsulen atau mem-follow up pasien. Nah, bisa jadi konsulennya itu sebenarnya membawa virus meski tanpa gejala,” ujarn Ketua Umum PB IDI periode 2012-2015 ini kepada KORAN SINDO. (Lihat videonya: Banjir Bandang di Kabupaten Luwu Hancurkan Akses Jalan Desa)

Untuk mencegah lebih banyak tenaga medis, terutama dokter, yang menjadi korban, Zaenal mengusulkan agar dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala kepada tenaga medis. Pemeriksaan rutin perlu dilakukan berkala dan hasilnya diketahui langsung pada hari itu juga. Jika ditemukan tenaga kesehatan yang positif langsung diistirahtakan untuk menjalani isolasi dan perawatan. Tanpa pemeriksaan kesehatan yang rutin, dia curiga ada tenaga kesehatan yang melayani pasien justru saat dia sudah tertular. Selain membahayakan pasien juga membahayakan keluarganya di rumah.

Zaenal mengatakan, sudah ada beberapa rumah sakit yang melakukan pemeriksaan dimaksud namun belum banyak. Menurut dia, pemerintah mestinya tahu kondisi ini dan segera bertindak demi menyelamatkan nyawa tenaga kesehatan. Mengenai anggaran, Zaenal mengatakan seharusnya Kementerian Kesehatan memperjuangakannya. “Kemenkes seharusnya ngotot memperjuangkan anggarannya,” ujarnya. (Kiswondari/Bakti)
(ysw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1257 seconds (0.1#10.140)