Lihai Jadi Mata-mata, Perwira Muda TNI AD Ini Diperebutkan Tiga Jenderal Jadi Ajudan
loading...
A
A
A
Ambil peran dalam konfrontasi tersebut, di sanalah Pierre menjadi sorotan karena aksinya sebagai penyusup andal menjadi sebuah prestasi dan kenangan tersendiri. Rasa-rasanya sebutan sebagai 'Sang Pengecoh Pasukan Inggris', begitu melekat pada diri Pierre di sepanjang kiprah militer yang pernah dilaluinya.
Bahkan, jika di kemudian hari sosok Pierre lebih dikenal sebagai seorang ajudan Jenderal Besar AH Nasution, sebenarnya bergelut di bidang intelijen telah lebih dulu dan lebih lama ia jalani. Kelihaiannya sebagai mata-mata itu lah yang membuat Jenderal Nasution dan dua jenderal lainnya kepincut menjadikannya ajudan.
Dua tahun lamanya Pierre mengharumkan korpsnya dengan berada di garis depan mengoordinasikan para sukarelawan yang akan menyusup ke Malaysia. Sementara sebagai ajudan, ia jalani selama enam bulan mulai April-September 1965.
Meski tergolong singkat dalam hitungan waktu, kiprah Pierre dalam dunia kemiliteran serta sumbangsihnya kepada bangsa dan negara telah menjadi sebuah catatan panjang dengan goresan tinta emas yang mengokohkan sosoknya. Jiwa kepemimpinan dan kecakapan yang terpatri serta tanggung jawab atas tugas yang diembannya, praktis membuat pencapaian karier Pierre terus melonjak.
Ia bak gurung garuda yang mengepakkan sayapnya dan tengah terbang tinggi menyusuri batas cakrawala. Tak hanya tugas-tugas besar yang ia terima, bahkan seorang Pak Nas pun harus berebut Pierre dengan petinggi militer AD lainnya untuk menjadikannya sebagai ajudan pribadi.
Bahkan, jika di kemudian hari sosok Pierre lebih dikenal sebagai seorang ajudan Jenderal Besar AH Nasution, sebenarnya bergelut di bidang intelijen telah lebih dulu dan lebih lama ia jalani. Kelihaiannya sebagai mata-mata itu lah yang membuat Jenderal Nasution dan dua jenderal lainnya kepincut menjadikannya ajudan.
Dua tahun lamanya Pierre mengharumkan korpsnya dengan berada di garis depan mengoordinasikan para sukarelawan yang akan menyusup ke Malaysia. Sementara sebagai ajudan, ia jalani selama enam bulan mulai April-September 1965.
Meski tergolong singkat dalam hitungan waktu, kiprah Pierre dalam dunia kemiliteran serta sumbangsihnya kepada bangsa dan negara telah menjadi sebuah catatan panjang dengan goresan tinta emas yang mengokohkan sosoknya. Jiwa kepemimpinan dan kecakapan yang terpatri serta tanggung jawab atas tugas yang diembannya, praktis membuat pencapaian karier Pierre terus melonjak.
Baca Juga
Ia bak gurung garuda yang mengepakkan sayapnya dan tengah terbang tinggi menyusuri batas cakrawala. Tak hanya tugas-tugas besar yang ia terima, bahkan seorang Pak Nas pun harus berebut Pierre dengan petinggi militer AD lainnya untuk menjadikannya sebagai ajudan pribadi.
(kri)