Apresiasi Tokoh 212 kepada KSAD Dudung Dinilai Positif untuk Persatuan Indonesia

Kamis, 02 Februari 2023 - 20:54 WIB
loading...
Apresiasi Tokoh 212 kepada KSAD Dudung Dinilai Positif untuk Persatuan Indonesia
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman mendapat apresiasi dari Dewan Syariah Ad-Dzikra KH Abah Roudh Bahar Bakry. FOTO/DOK.MPI
A A A
JAKARTA - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman mendapat apresiasi dari Dewan Syariah Ad-Dzikra KH Abah Roudh Bahar Bakry. Dudung dinilai memimpin dengan baik, sehingga TNI AD mampu merawat dan menjaga keutuhan bangsa dengan berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila.

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai apresiasi Abah Roudh sebagai bagian dari bangsa Indonesia adalah hal positif atas ketulusan Jenderal Dudung menjaga keutuhan bangsa.

"Sudah pas dan cocok. Karena Abah menilai Jenderal Dudung dianggap memiliki jiwa kebangsaan yang bagus dan baik. Maka ada pengakuan dari tokoh 212, Dudung dianggap tokoh bangsa dan berjiwa besar," kata Ujang.

Baca juga: Ulama 212 Dukung TNI AD di Bawah Kepemimpinan KSAD Dudung Jaga Pancasila dan NKRI

Menurut Ujang, apresiasi Abah Roudh kepada KSAD Dudung bernilai positif dan layak didukung seluruh komponen bangsa. Sebagai ulama, Abah Roudh tak ingin bangsa Indonesia terpecah-belah.

"Saya melihatnya kalau yang positif itu bagus-bagus saja. Saya melihat soal apresiasi itu suatu yang baik. Menjaga Pancasila dan perekat bangsa. Saya objektif saja. Dalam konteks harus saling menghargai dan menghormati satu sama lain, saling memberikan apresiasi itu hal yang baik," katanya.

Ujang mendukung TNI-Polri, ulama, dan akademisi menggelar dialog kebangsaan. Hal itu dianggap penting untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda.

"Jiwa kebangsaan kita memperkokoh Pancasila penting digelorakan, ditanamkan kepada anak-anak bangsa. Kita menjaga bangsa, persatuan, agar Pancasila abadi di Bumi Pertiwi," katanya.

Ia berharap seluruh elemen dan anak bangsa semakin merawat jiwa persatuan dan kesatuan. Perbedaan dalam berbagai hal tidak boleh menjadi sumber pemecah belah bangsa.

"Kita boleh berbeda agama, suku, pilihan dan dukungan tapi tidak harus saling serang, menafikan, tapi perbedaan itu menjadi rahmat bagi bangsa ini. Kita jangan sampai menonjolkan perbedaan tapi bagaimana kita menyatukan perbedaan itu dengan konsep rahmatan lilalamin," katanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2115 seconds (0.1#10.140)