Mendigdayakan Dakwah NU, Menjemput Abad Kedua
loading...
A
A
A
KH Nurul Badruttamam
Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU
DAKWAH adalah inti jamiyah pada Nahdlatul Ulama (NU). Dakwah yang rahmatan lil 'alamin menjadi kunci dalam berkhidmat sepanjang masa. Komitmen NU dalam membangun keislaman dan ke-Indonesia-an secara harmonis dalam satu tarikan napas termanifestasikan pada wujud dakwah yang fleksibel dan didasarkan pada kebutuhan masyarakat.
NU dilahirkan dengan mengusung cita-cita peradaban yaitu mewujudkan tatanan dunia yang harmonis dan adil berdasarkan akhlaqul karimah dan penghormatan terhadap kesetaraan martabat di antara sesama manusia.
Strategi menuju cita-cita itu, diawali dengan konsolidasi basis, yaitu, memberdayakan jamiyah sebagai kekuatan kultural untuk merawat nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para ulama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca Juga: koran-sindo.com
Satu abad dalam bilangan usia tentu tak lagi muda. Satu abad perjalanan Nahdlatul Ulama telah menorehkan banyak kiprah. NU telah menghibahkan maslahat untuk bangsa Indonesia. Sudah tak diragukan lagi perannya dalam membangun peradabancivil societydi Indonesia. Cita-cita peradaban ini diwujudkan dengan merawat jagat dan membangun peradaban.
Penggerak Moderasi Beragama
Sejak awal berdirinya, sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU telah memulai jalan juangnya melalui dakwah. Sebagaimana sejarah mencatat, peranan NU pada zaman penjajahan Belanda diwujudkan dengan keberadaan madrasah dan pesantren. Hal ini sekaligus sebagai bukti kontribusi NU dalam mencerdaskan para santri sebagai bagian tak terpisahkan dari generasi negeri.
Bersama organisasi Islam lainnya NU menjadi garda terdepan yang menolak adanya kerja paksa, baik rodi maupun romusha. NU secara tegas menolak kolonialisme, bahkan secara terang-terangan Hadratussyaikh Hasyim Asyari mengeluarkan maklumat resolusi jihad atas upaya kembalinya penjajahan di Bumi Indonesia. Dengan lantang NU mengerahkan seluruh santri agar turun ke medan juang, mengusir penjajahan dengan tangannya sendiri.
Meski begitu, dakwah NU selalu disampaikan dengan cara membumi sebagaimana tercantum dalam AD/ART. Disebutkan bahwa tujuan NU adalah untuk menjaga berlakunya ajaran Islam yang menganut paham ahlussunnah wal jamaah (aswaja) dan mewujudkan tatanan masyarakat yang berkeadilan demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat, dan demi terciptanya rahmat bagi semesta alam.
Dakwah yang merangkul tanpa memukul, mengajak tanpa mengejek demikianlah yang dicontohkan para pendahulu NU dan terwarisi hingga kini terwujud dalam konsistensi dakwah NU yang disampaikan dengan moderat.
Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU
DAKWAH adalah inti jamiyah pada Nahdlatul Ulama (NU). Dakwah yang rahmatan lil 'alamin menjadi kunci dalam berkhidmat sepanjang masa. Komitmen NU dalam membangun keislaman dan ke-Indonesia-an secara harmonis dalam satu tarikan napas termanifestasikan pada wujud dakwah yang fleksibel dan didasarkan pada kebutuhan masyarakat.
NU dilahirkan dengan mengusung cita-cita peradaban yaitu mewujudkan tatanan dunia yang harmonis dan adil berdasarkan akhlaqul karimah dan penghormatan terhadap kesetaraan martabat di antara sesama manusia.
Strategi menuju cita-cita itu, diawali dengan konsolidasi basis, yaitu, memberdayakan jamiyah sebagai kekuatan kultural untuk merawat nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para ulama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca Juga: koran-sindo.com
Satu abad dalam bilangan usia tentu tak lagi muda. Satu abad perjalanan Nahdlatul Ulama telah menorehkan banyak kiprah. NU telah menghibahkan maslahat untuk bangsa Indonesia. Sudah tak diragukan lagi perannya dalam membangun peradabancivil societydi Indonesia. Cita-cita peradaban ini diwujudkan dengan merawat jagat dan membangun peradaban.
Penggerak Moderasi Beragama
Sejak awal berdirinya, sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU telah memulai jalan juangnya melalui dakwah. Sebagaimana sejarah mencatat, peranan NU pada zaman penjajahan Belanda diwujudkan dengan keberadaan madrasah dan pesantren. Hal ini sekaligus sebagai bukti kontribusi NU dalam mencerdaskan para santri sebagai bagian tak terpisahkan dari generasi negeri.
Bersama organisasi Islam lainnya NU menjadi garda terdepan yang menolak adanya kerja paksa, baik rodi maupun romusha. NU secara tegas menolak kolonialisme, bahkan secara terang-terangan Hadratussyaikh Hasyim Asyari mengeluarkan maklumat resolusi jihad atas upaya kembalinya penjajahan di Bumi Indonesia. Dengan lantang NU mengerahkan seluruh santri agar turun ke medan juang, mengusir penjajahan dengan tangannya sendiri.
Meski begitu, dakwah NU selalu disampaikan dengan cara membumi sebagaimana tercantum dalam AD/ART. Disebutkan bahwa tujuan NU adalah untuk menjaga berlakunya ajaran Islam yang menganut paham ahlussunnah wal jamaah (aswaja) dan mewujudkan tatanan masyarakat yang berkeadilan demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat, dan demi terciptanya rahmat bagi semesta alam.
Dakwah yang merangkul tanpa memukul, mengajak tanpa mengejek demikianlah yang dicontohkan para pendahulu NU dan terwarisi hingga kini terwujud dalam konsistensi dakwah NU yang disampaikan dengan moderat.