Dokter Reisa Paparkan Proses Covid-19 Bisa Menyebar Lewat Udara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyebaran virus Corona (Covid-19) melalui udara atau airborne menimbulkan kekhawatiran masyarakat belakangan ini.
Terkait hal itu, Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro mengatakan perlu dipahami bahwa ilmu mengenai Covid-19 masih terus berkembang. “Berbagai penelitian masih terus menerus dilakukan. Pengetahuan kita tentang penyakit yang sangat baru ini akan terus selalu berubah berkembang sesuai penemuan dan penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan dan peneliti,” kata Reisa di Media Center Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Selasa (14/7/2020).
Reisa juga mengatakan perkembangan pengetahuan tentang virus SARS-COV- 2 penyebab Covid-19 begitu cepat. Menurut badan kesehatan dunia, WHO setiap hari ratusan bahkan ribuan jurnal yang memberikan pandangan baru tentang virus ini. Penyebarannya pengobatannya dan tentunya percobaan penemuan vaksinnya. ”Dalam rangka mencegah tertular dan menulari Covid-19 kita harus benar-benar mengerti bagaimana, kapan dan dalam situasi apa saja penyebaran virus SARS-COV-2 itu terjadi antar manusia,” kata Reisa. (Baca juga: Bertambah 1.591 Kasus, Akumulasi Pasien Positif Covid-19 Mencapai 78.572 Orang)
Reisa mengatakan dalam pernyataan resmi WHO pada 9 Juli 2020 diterangkan bahwa transmisi atau penularan SARS-COV-2 terjadi terutama melalui percikkan atau butiran air liur atau droplet baik secara langsung atau tidak langsung ataupun kontak dekat. Dia menjelaskan bagaimana proses virus Covid-19 hingga menularkan lewat udara.
“Transmisi lewat udara dapat terjadi pada prosedur yang menimbulkan aerosol seperti di Fasilitas Kesehatan yakni melalui bronkoskopi, intubasi trakea, pemberian tekanan pada dada saat resusitasi jantung dan dan kegiatan serupa lainnya. Percikkan air liur atau droplet yang dikeluarkan ketika seseorang itu batuk, bersin, berbicara atau bernyanyi,” jelas Reisa. (Baca juga: 8 Provinsi dengan Laju Tertinggi Covid-19 Jadi Perhatian Presiden)
WHO, juga telah mendefinisikan penularan Covid-19 melalui udara sebagai penyebaran agen yang disebabkan oleh pencemaran aerosol yang melayang di udara dalam jarak dan waktu yang lama. “Teori menunjukkan bahwa sejumlah droplet pernapasan dapat menghasilkan aerosol. Aerosol sendiri itu adalah tetesan pernapasan yang sangat kecil. Sehingga dapat melayang di udara. Saya ulangi lagi droplet adalah buliran dengan ukuran partikel lebih dari 5 mikrometer. Sedangkan aerosol ukurannya lebih kecil lagi yakni kurang dari 5 mikrometer. Airbo adalah penularan aerosol dalam jarak jauh,” jelas Reisa.
Terkait hal itu, Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro mengatakan perlu dipahami bahwa ilmu mengenai Covid-19 masih terus berkembang. “Berbagai penelitian masih terus menerus dilakukan. Pengetahuan kita tentang penyakit yang sangat baru ini akan terus selalu berubah berkembang sesuai penemuan dan penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan dan peneliti,” kata Reisa di Media Center Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Selasa (14/7/2020).
Reisa juga mengatakan perkembangan pengetahuan tentang virus SARS-COV- 2 penyebab Covid-19 begitu cepat. Menurut badan kesehatan dunia, WHO setiap hari ratusan bahkan ribuan jurnal yang memberikan pandangan baru tentang virus ini. Penyebarannya pengobatannya dan tentunya percobaan penemuan vaksinnya. ”Dalam rangka mencegah tertular dan menulari Covid-19 kita harus benar-benar mengerti bagaimana, kapan dan dalam situasi apa saja penyebaran virus SARS-COV-2 itu terjadi antar manusia,” kata Reisa. (Baca juga: Bertambah 1.591 Kasus, Akumulasi Pasien Positif Covid-19 Mencapai 78.572 Orang)
Reisa mengatakan dalam pernyataan resmi WHO pada 9 Juli 2020 diterangkan bahwa transmisi atau penularan SARS-COV-2 terjadi terutama melalui percikkan atau butiran air liur atau droplet baik secara langsung atau tidak langsung ataupun kontak dekat. Dia menjelaskan bagaimana proses virus Covid-19 hingga menularkan lewat udara.
“Transmisi lewat udara dapat terjadi pada prosedur yang menimbulkan aerosol seperti di Fasilitas Kesehatan yakni melalui bronkoskopi, intubasi trakea, pemberian tekanan pada dada saat resusitasi jantung dan dan kegiatan serupa lainnya. Percikkan air liur atau droplet yang dikeluarkan ketika seseorang itu batuk, bersin, berbicara atau bernyanyi,” jelas Reisa. (Baca juga: 8 Provinsi dengan Laju Tertinggi Covid-19 Jadi Perhatian Presiden)
WHO, juga telah mendefinisikan penularan Covid-19 melalui udara sebagai penyebaran agen yang disebabkan oleh pencemaran aerosol yang melayang di udara dalam jarak dan waktu yang lama. “Teori menunjukkan bahwa sejumlah droplet pernapasan dapat menghasilkan aerosol. Aerosol sendiri itu adalah tetesan pernapasan yang sangat kecil. Sehingga dapat melayang di udara. Saya ulangi lagi droplet adalah buliran dengan ukuran partikel lebih dari 5 mikrometer. Sedangkan aerosol ukurannya lebih kecil lagi yakni kurang dari 5 mikrometer. Airbo adalah penularan aerosol dalam jarak jauh,” jelas Reisa.
(cip)