Kisah Mantan Wadanjen Kopassus Tidur di Kandang Bersama Hewan saat Operasi Penumpasan PGRS

Kamis, 26 Januari 2023 - 06:59 WIB
loading...
A A A
Kisah Mantan Wadanjen Kopassus Tidur di Kandang Bersama Hewan saat Operasi Penumpasan PGRS


Dalam perjalanan menuju titik sasaran, Sutiyoso sempat menginap di rumah penduduk setempat yang merupakan suku Dayak. Di rumah adat Betang yang berukuran panjang ini terdiri dari petak-petak di mana setiap ruangan diisi masing-masing keluarga. Di bagian depan dan bawah rumah terdapat kandang anjing, kambing, ayam dan hewan ternak lainnya.

Di kandang hewan peliharaan ini, Sutiyoso bersama pasukannya tidur. Sutiyoso dan pasukannya tidak mau mengambil risiko dengan tidur di luar rumah lantara rawan penyergapan oleh pihak musuh. Tanpa rasa jijik sedikitpun, Sutiyoso dan anggotanya beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke daerah sasaran.

Setelah berjalan selama dua hari, dua malam menembus lebatnya hutan Kalimantan, Sutiyoso akhirnya tiba di daerah operasi. Setibanya di daerah operasi, pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah 6 Desember 1944 ini pun dengan cermat membaca potensi ancaman.

Selanjutnya, mantan Wadanjen Kopassus ini memutuskan untuk menerapkan strategi antigerilya. Hal itu dilakukan mengingat musuh yang dihadapi melakukan perlawanan secara gerilya dan sangat menguasai medan pertempuran.

Bersama pasukan yang dipimpinnya, Sutiyoso menggalang kedekatan dengan kepala desa, kepala suku, dan masyarakat setempat. Langkah ini diambil untuk mengambil hati dan memisahkan masyarakat Dayak dan Tionghoa dengan gerilyawan. Selain untuk mengetahui siapa saja musuh yang dihadapi juga untuk menghentikan pasokan logistik kepada gerilyawan.

Sutiyoso bersama pasukannya berhasil menggalang kedekatan dan berbaur dengan tokoh masyarakat, tokoh adat, dan masyarakat setempat. Melakukan aktivitas bersama, memberikan pelayanan kesehatan, dan tidur bersama warga perkampungan. Namun demikian, hal itu dilakukan dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi.

“Saya dan pasukan sangat berupaya jangan sampai kepala desa atau kepala suku membantu gerilyawan PGRS/Paraku. Kalau itu sampai terjadi, kami bisa dihadang oleh PGRS/Paraku,” kenang Bang Yos panggilan akrab Sutiyoso dikutip SINDOnews Kamis (26/1/2023).

Upaya mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) menerapkan taktik antigerilya membuahkan hasil. Mereka berhasil mengisolasi gerilyawan PGRS/Paraku dengan masyarakat. Selama 10 bulan operasi, tak ada sebutir peluru pun yang diletuskan Sutiyoso dan pasukannya. Tidak hanya itu, tidak ada satupun anggotanya yang gugur dalam operasi tersebut.

Orang Lapangan yang Banyak Operasi
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1968 seconds (0.1#10.140)