Kisah Mantan Wadanjen Kopassus Tidur di Kandang Bersama Hewan saat Operasi Penumpasan PGRS

Kamis, 26 Januari 2023 - 06:59 WIB
loading...
Kisah Mantan Wadanjen...
Prabowo Subianto bersama Letjen TNI (Purn) Sutiyoso dalam suatu acara. Foto/istimewa
A A A
JAKARTA - Sepak terjang Letjen TNI (Purn) Sutiyoso di medan operasi selalu menarik untuk diulas. Keberaniannya menyambung nyawa membuatnya selalu diterjunkan dalam setiap misi berbahaya.

Sejak bergabung di Korps Baret Merah Kopassus, berbagai tugas operasi telah dijalaninya. Di antaranya, operasi penumpasan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Termasuk operasi klandestein di Timor Timur (Timtim).

Bahkan, saat pertama kali diterima menjadi perwira pasukan Para Komando, lulusan Akademi Militer (Akmil) 1968 yang ketika itu baru berpangkat Letnan Dua (Letda) mendapat tugas BKO ke Yonif 323 Banjar Patronan.

Sutiyoso langsung di terjunkan dalam operasi penumpasan pemberontak Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS)/Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku) di pedalaman belantara hutan Kalimantan sebagai Komandan Pleton (Danton) combat intelligence atau intelijen tempur.

Baca juga: Dikepung Ratusan GAM, Nyawa Jenderal Kopassus Selamat Setelah Ucapkan Kalimat Ini

PGRS/Paraku merupakan kelompok bersenjata yang pada awalnya dibina dan dilatih TNI saat konfrontasi dengan Malaysia pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno. Namun, perubahan kepemimpinan nasional dan membaiknya hubungan Indonesia-Malaysia membuat konfrontasi kedua negara tersebut berakhir.

Namun tidak dengan PGRS/Paraku, kelompok yang berafiliasi dengan komunis ini masih tetap mengangkat senjata dan melakukan perlawanan. Hal ini membuat TNI terpaksa meredam perlawanan kelompok bersenjata ini dengan mengerahkan Kopassus.

Baca juga: 5 Hari Tak Makan, Jenderal Kopassus Ini Nyaris Tewas saat Selamatkan 4 Nyawa Prajuritnya

Dikutip dalam buku biografinya berjudul “Sutiyoso The Field General, Totalitas Prajurit Para Komando” mantan Pangdam Jaya ini menceritakan, saat itu dirinya berangkat dengan kapal laut menuju Pontianak, Kalimantan Barat. Dari Pontianak, Sutiyoso melanjutkan perjalanan ke daerah pedalaman perbatasan Kalimantan Barat dan Serawak Malaysia.

Tidak hanya itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga harus menyusuri Sungai Kapuas. Sayangnya, tidak semua aliran sungai tersebut bisa dilalui dengan perahu badung-badung. Akibatnya, untuk mencapai daerah operasi, Sutiyoso dan pasukannya harus menempuh perjalanan darat dengan berjalanan kaki berkilo-kilometer.

Kisah Mantan Wadanjen Kopassus Tidur di Kandang Bersama Hewan saat Operasi Penumpasan PGRS


Dalam perjalanan menuju titik sasaran, Sutiyoso sempat menginap di rumah penduduk setempat yang merupakan suku Dayak. Di rumah adat Betang yang berukuran panjang ini terdiri dari petak-petak di mana setiap ruangan diisi masing-masing keluarga. Di bagian depan dan bawah rumah terdapat kandang anjing, kambing, ayam dan hewan ternak lainnya.

Di kandang hewan peliharaan ini, Sutiyoso bersama pasukannya tidur. Sutiyoso dan pasukannya tidak mau mengambil risiko dengan tidur di luar rumah lantara rawan penyergapan oleh pihak musuh. Tanpa rasa jijik sedikitpun, Sutiyoso dan anggotanya beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke daerah sasaran.

Setelah berjalan selama dua hari, dua malam menembus lebatnya hutan Kalimantan, Sutiyoso akhirnya tiba di daerah operasi. Setibanya di daerah operasi, pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah 6 Desember 1944 ini pun dengan cermat membaca potensi ancaman.

Selanjutnya, mantan Wadanjen Kopassus ini memutuskan untuk menerapkan strategi antigerilya. Hal itu dilakukan mengingat musuh yang dihadapi melakukan perlawanan secara gerilya dan sangat menguasai medan pertempuran.

Bersama pasukan yang dipimpinnya, Sutiyoso menggalang kedekatan dengan kepala desa, kepala suku, dan masyarakat setempat. Langkah ini diambil untuk mengambil hati dan memisahkan masyarakat Dayak dan Tionghoa dengan gerilyawan. Selain untuk mengetahui siapa saja musuh yang dihadapi juga untuk menghentikan pasokan logistik kepada gerilyawan.

Sutiyoso bersama pasukannya berhasil menggalang kedekatan dan berbaur dengan tokoh masyarakat, tokoh adat, dan masyarakat setempat. Melakukan aktivitas bersama, memberikan pelayanan kesehatan, dan tidur bersama warga perkampungan. Namun demikian, hal itu dilakukan dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi.

“Saya dan pasukan sangat berupaya jangan sampai kepala desa atau kepala suku membantu gerilyawan PGRS/Paraku. Kalau itu sampai terjadi, kami bisa dihadang oleh PGRS/Paraku,” kenang Bang Yos panggilan akrab Sutiyoso dikutip SINDOnews Kamis (26/1/2023).

Upaya mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) menerapkan taktik antigerilya membuahkan hasil. Mereka berhasil mengisolasi gerilyawan PGRS/Paraku dengan masyarakat. Selama 10 bulan operasi, tak ada sebutir peluru pun yang diletuskan Sutiyoso dan pasukannya. Tidak hanya itu, tidak ada satupun anggotanya yang gugur dalam operasi tersebut.

Orang Lapangan yang Banyak Operasi

Kiprah Sutiyoso sebagai prajurit Kopassus yang kenyang dengan pengalaman tempur di medan operasi juga diakui Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Dalam buku biografinya berjudul “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto” Prabowo menganggap Sutiyoso sebagai sosok yang kenyang dengan pegalaman operasi.

”Saya tahu beliau orang yang terlibat dalam berbagai operasi. Termasuk operasi penyusupan ke Timor Timur di bawah Pak Dading Kalbuadi. Pa Sutiyoso terkenal sebagai orang yang penuh humor. Orang lapangan yang banyak operasi,” kenang Prabowo.

Tidak hanya itu, Prabowo juga menyebut Sutiyoso sebagai sosok yang patriotik dan cinta Tanah Air. “Pak Sutiyoso sangat patriotic, dia Merah Putih. Itulah tipe senior-senior saya, guru-guru saya yang membina saya selama di tentara,” ucapnya.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Prabowo Hormat ke Try...
Prabowo Hormat ke Try Sutrisno sebelum Pidato di Hadapan Purnawirawan TNI
Prabowo: Kita TNI Selalu...
Prabowo: Kita TNI Selalu Dituduh Mau Jadi Diktator
Sutiyoso Desak Hercules...
Sutiyoso Desak Hercules Minta Maaf ke Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo
Profil Agum Gumelar,...
Profil Agum Gumelar, Jenderal Kopassus yang Tolak Wacana Wapres Gibran Dimakzulkan
3 Jenderal Legendaris...
3 Jenderal Legendaris Sezaman Try Sutrisno, Berkarier di Kopassus hingga Penerima Adhi Makayasa
Mayjen Komaruddin Tegaskan...
Mayjen Komaruddin Tegaskan 8 Tuntutan Forum Purnawirawan TNI Tak Wakili PPAD
Truk TNI AD Bermuatan...
Truk TNI AD Bermuatan Amunisi Terbakar di Tol Gempol-Pandaan, Satu Prajurit Gugur
Kisah Jenderal Alex...
Kisah Jenderal Alex Kawilarang, Pendiri Kopassus Penumpas Pemberontakan di Maluku
Kisah Mulyono Tinggalkan...
Kisah Mulyono Tinggalkan UGM karena Lihat Taruna Gagah Pakai Seragam Tentara
Rekomendasi
35 Contoh Soal Peluang...
35 Contoh Soal Peluang Empirik SMP Kelas 8, Lengkap Beserta Jawaban dan Pembahasannya
57 Jembatan Berkemajuan...
57 Jembatan Berkemajuan di Sambas Dibangun Swadaya Tanpa Uang Pemerintah
Militer Israel Peringatkan...
Militer Israel Peringatkan Warga Yaman Tinggalkan Daerah Sekitar Bandara Sanaa
Berita Terkini
Pemerintah Buka 35 Sekolah...
Pemerintah Buka 35 Sekolah Asrama Khusus untuk Keluarga Tak Mampu
Sambut Waisak, Kemenag...
Sambut Waisak, Kemenag Gencarkan Gerakan Sosial hingga Ekoteologi
DPP Partai Perindo Silaturahmi...
DPP Partai Perindo Silaturahmi ke BPSDM, Jajaki Peluang Kerja Sama Perkuat Kapasitas Legislator
Dari Malioboro ke New...
Dari Malioboro ke New York: Kisah Transformasi Batik Riyanti ke Panggung Dunia
Janjikan Bantu 11 Perkara,...
Janjikan Bantu 11 Perkara, Hakim Ad Hoc PHI Medan Diberhentikan Tidak Hormat
UMJ Peringkat 1 Terbaik...
UMJ Peringkat 1 Terbaik se-Banten, Rektor: Semangat Tingkatkan Kebermanfaatan Masyarakat
Infografis
IRGC Lumpuhkan 69 Mata-mata...
IRGC Lumpuhkan 69 Mata-mata Mossad saat Beroperasi di Iran
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved