Terpana Paras Cantik Gadis Pujaan, Jenderal TNI Ini Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
Minggu, 01 Januari 2023 - 12:31 WIB
Selain wajah yang ayu, ada pribadi Sri Suharti yang dikagumi Bibit, sehingga membuatnya jatuh cinta. Sebagai anak tunggal, Sri Suharti bukanlah perempuan manja. Hidupnya sederhana dan tidak neko-neko. Kelebihan lainnya adalah rajin memasak. Bahkan hampir setiap minggu, Bibit selalu dikirimi makanan oleh Sri.
"Kesukaan Bapak mah gampang, yang penting ada tempe atau tahu, Bapak pasti senang," kata Sri Suharti.
Foto pernikahan Bibit Waluyo dan Sri Suharti. REPRO/Love Story (Kisah Cinta Tokoh-Tokoh Terkemuka)
Setelah berpacaran, Bibit tak pernah absen apel malam minggu. Uniknya, taruna kelahiran Klaten, 5 Agustus 1949 itu tidak pernah mengajak teman-temannya di Akmil. Bukan tanpa alasan, Bibit tidak ingin ada saingan untuk mendapatkan Sri Suharti. Bibit sengaja memonopoli perhatian pujaan hati agar tidak melirik ke pria lain.
"Bapak selalu datang sendirian. Jadi, bagaimana mau kenal taruna yang lain? Walhasil, hanya Bapak taruna yang saya kenal," ujar Sri Suharti.
Gaya pacaran Bibit dan Sri tidak neko-neko. Keduanya lebih banyak bercengkerama di rumah dan makan masakan ibunda Sri Suharti. Ketika mempunyai uang lebih, Bibit baru mengajak Sri keluar berboncengan naik sepeda sore-sore. Makan bakso dan ketupat tahu jadi ritual rutin ketika keluar rumah.
Masa indah pacaran Bibit dan Sri selama dua tahun tiba-tiba harus terhenti. Bibit yang lulus dari AKABRI Darat pada 1972 ditugaskan ke Medan, Sumatera Utara. Surat menjadi satu-satunya media bagi dua sejoli itu untuk berkomunikasi dan melepas rindu. Meski jauh, Bibit dan Sri sama-sama memegang komitmen untuk selalu bersama.
"Kami sama-sama memegang komitmen. Di Medan, saya tidak punya pacar dan tidak pacaran dengan yang lain. Ikatan kami hanya surat. Surat-suratan seminggu sekali," kata mantan Pangkostrad ini.
Tiga tahun menjalani LDR (long distance relationship), Sri lulus SMA. Usianya sudah 19 tahun. Bibit pun memberanikan diri untuk melamarnya. Akhirnya pada Juni 1975 kedua menikah dalam suasana sederhana.
"Kesukaan Bapak mah gampang, yang penting ada tempe atau tahu, Bapak pasti senang," kata Sri Suharti.
Foto pernikahan Bibit Waluyo dan Sri Suharti. REPRO/Love Story (Kisah Cinta Tokoh-Tokoh Terkemuka)
Setelah berpacaran, Bibit tak pernah absen apel malam minggu. Uniknya, taruna kelahiran Klaten, 5 Agustus 1949 itu tidak pernah mengajak teman-temannya di Akmil. Bukan tanpa alasan, Bibit tidak ingin ada saingan untuk mendapatkan Sri Suharti. Bibit sengaja memonopoli perhatian pujaan hati agar tidak melirik ke pria lain.
"Bapak selalu datang sendirian. Jadi, bagaimana mau kenal taruna yang lain? Walhasil, hanya Bapak taruna yang saya kenal," ujar Sri Suharti.
Gaya pacaran Bibit dan Sri tidak neko-neko. Keduanya lebih banyak bercengkerama di rumah dan makan masakan ibunda Sri Suharti. Ketika mempunyai uang lebih, Bibit baru mengajak Sri keluar berboncengan naik sepeda sore-sore. Makan bakso dan ketupat tahu jadi ritual rutin ketika keluar rumah.
Masa indah pacaran Bibit dan Sri selama dua tahun tiba-tiba harus terhenti. Bibit yang lulus dari AKABRI Darat pada 1972 ditugaskan ke Medan, Sumatera Utara. Surat menjadi satu-satunya media bagi dua sejoli itu untuk berkomunikasi dan melepas rindu. Meski jauh, Bibit dan Sri sama-sama memegang komitmen untuk selalu bersama.
"Kami sama-sama memegang komitmen. Di Medan, saya tidak punya pacar dan tidak pacaran dengan yang lain. Ikatan kami hanya surat. Surat-suratan seminggu sekali," kata mantan Pangkostrad ini.
Tiga tahun menjalani LDR (long distance relationship), Sri lulus SMA. Usianya sudah 19 tahun. Bibit pun memberanikan diri untuk melamarnya. Akhirnya pada Juni 1975 kedua menikah dalam suasana sederhana.
tulis komentar anda