Marsekal TNI AU yang Memiliki Brevet Denjaka, Nomor 2 Eks Panglima TNI
Jum'at, 30 Desember 2022 - 06:16 WIB
JAKARTA - Perwira Tinggi (Pati) TNI Angkatan Udara (AU) berpangkat Marsekal yang memiliki brevet Detasemen Jala Mengkara (Denjaka) TNI AL hingga saat ini hanya dua orang.
Denjaka merupakan pasukan gabungan antara personel Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Intai Amfibi (Taifib) Marinir TNI AL. Setiap prajurit Denjaka memiliki kemampuan melakukan operasi antiteror, antisabotase dan operasi klandestin aspek laut maupun operasi-operasi khusus lainnya.
Berikut ini dua Marsekal TNI AU yang memiliki brevet Denjaka:
1. Marsekal TNI (Purn) Imam Sufaat
Marsekal TNI (Purn) Imam Sufaat merupakan Pati TNI AU yang pertama kali mendapat brevet Denjaka. Brevet kehormatan itu diperolehnya ketika menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) ke-18.
Lahir di Wates, Yogyakarta pada 27 Januari 1955, Imam Sufaat memutuskan untuk bergabung menjadi tentara. Lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1978 ini memulai kariernya di militer sebagai Wing Operasi 002 Kopatdara sebagai penerbang tempur pada 1979. Kemudian, Wing 300 Kohanudnas.
Selama lima tahun bertugas, Imam Sufaat kemudian menjadi Kasi Ops Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, Madiun. Di Lanud Iswahjudi, Imam Sufaat berpindah-pindah jabatan mulai dari Komandan Flight Latihan Skadron Udara 14, Kadisops Skadron Udara 15, kemudian Kasi Lambangja Disops hingga menjadi Komandan Skadron Udara 15.
Kariernya terus berkembang, Imam Sufaat kemudian dipercaya menduduki jabatan sebagai Komandan Skadron Pendidikan 103 Lanud Adisutjipto, Atase Pertahanan Urusan Udara KBRI London, kemudian Wakil Komandan Lanud Pekanbaru, Danlanud Supadio, Pontianak (2000).
Setelah sempat meninggalkan Lanud Iswajudi, Imam Sufaat kembali ke lanud tersebut dengan menjabat sebagai Danlanud. Perjalanan karier militer Imam Sufaat memang sangat cemerlang, dia kemudian diangkat menjadi Waasops Kasum TNI, Gubernur AAU hingga Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoopsau).
Denjaka merupakan pasukan gabungan antara personel Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Intai Amfibi (Taifib) Marinir TNI AL. Setiap prajurit Denjaka memiliki kemampuan melakukan operasi antiteror, antisabotase dan operasi klandestin aspek laut maupun operasi-operasi khusus lainnya.
Berikut ini dua Marsekal TNI AU yang memiliki brevet Denjaka:
1. Marsekal TNI (Purn) Imam Sufaat
Marsekal TNI (Purn) Imam Sufaat merupakan Pati TNI AU yang pertama kali mendapat brevet Denjaka. Brevet kehormatan itu diperolehnya ketika menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) ke-18.
Lahir di Wates, Yogyakarta pada 27 Januari 1955, Imam Sufaat memutuskan untuk bergabung menjadi tentara. Lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1978 ini memulai kariernya di militer sebagai Wing Operasi 002 Kopatdara sebagai penerbang tempur pada 1979. Kemudian, Wing 300 Kohanudnas.
Selama lima tahun bertugas, Imam Sufaat kemudian menjadi Kasi Ops Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, Madiun. Di Lanud Iswahjudi, Imam Sufaat berpindah-pindah jabatan mulai dari Komandan Flight Latihan Skadron Udara 14, Kadisops Skadron Udara 15, kemudian Kasi Lambangja Disops hingga menjadi Komandan Skadron Udara 15.
Kariernya terus berkembang, Imam Sufaat kemudian dipercaya menduduki jabatan sebagai Komandan Skadron Pendidikan 103 Lanud Adisutjipto, Atase Pertahanan Urusan Udara KBRI London, kemudian Wakil Komandan Lanud Pekanbaru, Danlanud Supadio, Pontianak (2000).
Setelah sempat meninggalkan Lanud Iswajudi, Imam Sufaat kembali ke lanud tersebut dengan menjabat sebagai Danlanud. Perjalanan karier militer Imam Sufaat memang sangat cemerlang, dia kemudian diangkat menjadi Waasops Kasum TNI, Gubernur AAU hingga Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoopsau).
tulis komentar anda