Deradikalisasi Harus Jadi Komitmen Bersama

Kamis, 15 Desember 2022 - 12:35 WIB
Begitu mudahnya napi teroris akan mengulangi tindakannya juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Yayasan Prasasti Perdamaian. Dari penelitian itu terungkap 8-10% eks napi teroris sangat mudah melakukan aksi terorisme setelah bebas dari penjara.

Fakta penanganan terorisme ini patut menjadi perhatian bersama seluruh elemen bangsa. Melihat masih begitu besarnya napi teroris yang bersikap keras itu, tak mungkin untuk menyandarkan tugas deradikalisasi pada satu pintu, yakni di BNPT. Saatnya program deradikalisasi diperkuat dengan melibatkan berbagai unsur lain yang dinilai lebih efektif. Pelibatan aktif ormas keagamaan semisal Nahdlatul Ulama (NU) atau Muhammadiyah misalnya. Dua ormas ini memiliki akar keorganisasian hingga level terendah yakni desa atau kelurahan.

Harapannya, ketika napi teroris balik ke kampungnya, mereka tidak teralienasi, dikucilkan, atau bahkan dicela. Melalui tokoh-tokohnya atau tim khusus, ormas bisa secara aktif menggandeng dan mengawal mereka untuk kembali ke pemahaman keagamaan atau kehidupan yang wajar dan moderat. Ini penting sebab seringkali napi teroris ini sulit kembali bermasyarakat lantaran cap sebagai pelaku terorisme adalah stigma yang begitu kuat untuk dihapus.

Di antara ikhtiar untuk membentengi masyarakat berpandangan atau bersikap radikal, pemerintah sebenarnya telah memiliki program nasional, yakni Moderasi Beragama. Namun, program ini jangan berhenti sebatas pada aspek jargon semata atau ritual diskusi tanpa menyentuh jantung persoalan. Lebih dari itu, deradikalisasi ini tidak akan mencapai hasil optimal tanpa ada perhatian, kesadaran, dan komitmen kuat bersama.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(bmm)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More